Zuckerberg Dikecam Ratusan Karyawannya tentang Iklan Politik di Facebook
-
(dok. Facebook Mark Zuckerberg)
Uzone.id -- Rasanya Facebook tak henti-henti diterpa masalah. Kali ini sang pendiri merangkap CEO Facebook Mark Zuckerberg beserta deretan jajaran eksekutif perusahaan dikecam oleh ratusan karyawan mereka sendiri. Kenapa, ya?Ternyata, Facebook belakangan ini membuat kebijakan yang memperbolehkan para politikus mempublikasikan klaim apapun yang mereka mau di iklan Facebook. Iya, klaim apapun, tak peduli apakah hal itu benar atau salah. Kabar akurat atau hoaks.
Gara-gara dianggap ngawur, ratusan karyawan Facebook mengecam Zuckerberg dan para bos melalui surat yang mereka tulis.
Baca juga: Facebook dan Instagram Bakal Tandai Berita Hoaks
Berikut isinya:
“Kami bangga bekerja di sini.
Facebook hadir untuk orang-orang yang mengekspresikan suara mereka. Membuat ruang di mana kita bisa berdebat, berbagi beragam opini, dan mengekspresikan pandangan kita merupakan hal yang membuat aplikasi dan teknologi ini berguna bagi orang-orang di seluruh dunia.
Kami bangga bekerja di tempat yang membuat ekspresi itu jadi nyata dan kami percaya untuk selalu berkembang seiring masyarakat yang juga berubah. Seperti yang diutarakan Chris Cox, ‘kami tahu efek dari media sosial adalah tidak netral, dan sejarahnya tak kunjung ditorehkan.’
Ini adalah perusahaan kita.
Kami menyampaikan ini kepada kalian, para pemimpin perusahaan, karena kami khawatir sedang berada di jalan yang merusak kemajuan hebat dari apa yang tim produksi kami telah capai penuh integritas selama dua tahun terakhir. Kami bekerja di sini karena kami peduli, karena kami tahu bahwa sekecil apapun pilihan kita, memiliki pengaruh terhadap komunitas dalam skala besar. Kami ingin membangkitkan perhatian kita sebelum terlambat.
Kemerdekaan berbicara (free speech) dan berbicara berbayar (paid speech) adalah hal yang berbeda.
Misinformasi mempengaruhi kita semua. Kebijakan kita saat ini tentang pengecekan fakta orang-orang di ranah politik atau mereka yang sedang berkampanye, adalah ancaman untuk Facebook. Secara keras kami menolak kebijakan ini. Sama sekali tidak melindungi suara, tapi justru membiarkan para politikus mempersenjatai platform kita dengan menargetkan orang-orang yang percaya mengenai konten yang dipublikasikan adalah konten yang dapat dipercaya.
Membiarkan misinformasi sipil berbayar ada di platform kita memiliki potensi untuk:
- Meningkatkan rasa ketidakpercayaan di dalam platform dengan mengizinkan konten berbayar dan organik sejenis saling berdempetan -- ada yang sudah diperiksa faktanya, ada juga yang belum. Hal ini seakan mengindikasikan bahwa kita setuju menggali profit dari kampanye misinformasi yang dibiarkan oleh mereka yang mencari posisi di kekuasaan.
- menghancurkan integritas produk. Saat ini, tim integritas sedang bekerja keras untuk memberikan pengguna berbagai konteks dari konten yang mereka lihat, menurunkan konten kekerasan, dan lain-lain. Untuk Election 2020 Lockdown, tim ini membuat keputusan sulit tentang apa yang harus didukung dan apa yang tak seharusnya, dan kebijakan ini akan merusak pekerjaan tersebut dengan menodai kepercayaan di dalam platform. Setelah 2020 Lockdown, kebijakan ini punya potensi untuk terus membahayakan pemilu-pemilu berikutnya di seluruh dunia.”
Baca juga: Facebook Telah Diinstall di 5 Miliar Perangkat Android
Kemudian mereka juga memberikan berbagai poin untuk secara terbuka sama-sama merumuskan solusi untuk memperbaiki kebijakan perusahaan dan mengubah keputusan. Beberapa solusi yang mereka sebut seperti penangguhan iklan politik, membatasi target iklan politik, dan lain sebagainya.
“Kami ingin melakukan obrolan ini dengan dialog terbuka karena kami ingin melihat perubahan nyata. Kami bangga atas apa yang dikerjakan oleh tim integritas dan kami tak mau melihat itu semua dirusak oleh kebijakan ini. Selama beberapa bulan ke depan, kami akan melanjutkan percakapan ini dan menunggu untuk merumuskan solusinya bersama.
Facebok masih perusahaan kita,” begitu akhir kalimat dari surat karyawan Facebook.