Waspadai Pembengkakan Prostat
Kelenjar prostat adalah organ pria yang berfungsi memproduksi cairan semen, cairan yang merupakan media sperma dalam proses pembuahan. Prostat termasuk salah satu organ yang berisiko bermasalah.
Ada dua jenis gangguan prostat yang paling sering diderita, yaitu benign prostate hyperplasia(BPH) dan prostatitis.Kedua macam gangguan prostat itu sama-sama menyebabkan prostat membengkak. Apa yang membedakannya? Faktor penyebabnya. BPH merupakan pembengkakan prostat yang disebabkan oleh peningkatan hormon dihydrotestosterone(DHT), hormon penyebab pembengkakan prostat seiring pertambahan usia.
Menurut Dov Kadmon, MD, Professor of Urology dari Baylor College of Medicine, BPH mayoritas dialami oleh orang berusia di atas 50 tahun, sedangkan persentase BPH pada pria berusia 30 – 40 tahun hanya sekitar 8%.
Sedangkan prostatitis adalah adanya infeksi atau peradangan yang terjadi pada kelenjar prostat akibat infeksi. Salah satu penyebab infeksinya adalah bakteri yang masuk ke kelenjar prostat.
Biasanya, kasus prostatitis terjadi karena paparan bakteri saat berhubungan seks tidak sehat atau terjadi akibat sekunder dari infeksi saluran kemih yang dialami oleh penderita.
Faktor penyebab lain prostatitis meliputi masalah endokrin, gangguan pada sistem imun, gangguan pada sistem saraf, infeksi kronis, gaya hidup, infeksi saluran kemih, penyakit menular seksual, fimosis(kulit ujung penis yang sempit karena tidak disunat), riwayat operasi melalui uretra, hingga pemasangan kateter yang tidak steril. Penderita prostatitis mencakup pria usia produktif.
Apa gejala pembengkakan prostat? Gejala yang paling kerap muncul gangguan berkemih. Kencing terasa tidak lancar dan muncul perasaan tidak nyaman, seperti anyang-anyangan. Gejala lain lain yang muncul adalah demam, rasa nyeri serta tidak nyaman di perut bawah atau di bawah kantung zakar, adanya darah pada air kencing atau sperma, dan nyeri saat ejakulasi. Biasanya, gejala-gejala tersebut disertai demam.
Memang, penyakit ini tidak bersifat fatal atau menimbulkan kematian seketika. Namun, yang perlu waspada adalah prostatitis bakterial akut pada orang yang kekebalan tubuhnya menurun, misalnya pada penderita diabetes tak terkontrol, orang tua, atau gizi buruk, karena itu bisa menyebabkan infeksi sistemik yang berpotensi menyerang bagian tubuh lain.
Bagi Anda yang mengalami gejala seperti itu dalam waktu relatif lama, segeralah berkonsultasi dengan ahli urologi untuk memastikan kondisi Anda. Selanjutnya, akan dilakukan pemeriksaan laboratorium serta pencitraan, biasanya melalui USG. Pemeriksaan laboraturium berupa pemeriksaan urin lengkap, darah, gula darah, dan fungsi ginjal. Bila perlu, dokter akan melakukan kultur urin, analisa sperma dan kultur sperma.
Pengobatan disesuaikan dengan penyebabnya. Jika disebabkan karena infeksi, dokter akan memberi antibiotik dan anti radang dalam jangka waktu 2 - 4 minggu. Penderita akan diberi penghilang rasa sakit jika nyeri sangat mengganggu. Jika karena BHP, umumnya dokter akan meresepkan muscle relaxantuntuk meredakan ketegangan otot kelenjar prostat.
Jika divonis menderita pembengkakan prostat, sebaiknya Anda menghindari aktivitas yang secara langsung memberi tekanan pada bagian prostat, seperti bersepeda, berkuda, atau naik sepeda motor untuk jarak jauh. Anda juga sebaiknya berhenti rokok dan mengurangi mengonsumsi makanan yang beraroma tajam dan bersifat merangsang, seperti pedas, alkohol, dan kopi.
Sebagai pencegahan dan pendukung terapi pengobatan, Anda bisa mengonsumsi buah-buahan yang mengandung lycopen, senyawa yang tinggi antioksidan dan berfungsi untuk meredakan iritasi. Anda dapat menemukannya dalam beragam buah beri dan tomat. Anda juga dapat mengonsumsi ekstrak Saw palmetto, sejenis tanaman pakis yang kaya akan asam lemak, plant sterol, dan flavonoid. Senyawa aktif tersebut terbukti efektif menekan DHT.
Narasumber: dr. Syamsu Hudaya, Sp. U, Dokter Spesialis Urologi Eka Hospital BSD.