Usai Bahas #WajahmuPlastik, Yuk Mulai Serius Kurangi Pemakaian Plastik!
Uzone.id -- Jagat maya diramaikan oleh pembahasan sesuatu yang berkaitan dengan plastik. Bukan, bukan sedang concern tentang sampah plastik yang sudah bikin polusi. Tapi tentang tokoh politik yang melakukan operasi plastik.
Ratna Sarumpaet pada Rabu kemarin (3/10) menjadi topik yang hangat dibicarakan, khususnya di media sosial. Foto lebamnya yang tersebar di internet ternyata bukan hasil penganiayaan, melainkan operasi plastik. Yang bikin netizen emosi, Ratna telah melakukan kebohongan publik dengan mengatakan dirinya dianiaya.Gara-gara masalah tersebut, muncullah tanda pagar #WajahmuPlastik di Twitter. Bahkan, kemarin tagar ini memuncaki Trending Topic wilayah Indonesia. Tagar itu digunakan netizen untuk mengomentari kelakuan Ratna -- dari mulai mengkritik secara serius, sampai lelucon dan meme.
Baca juga: 5 Negara dengan Angka Operasi Plastik Tertinggi di Dunia
Masalah itu juga secara nggak langsung menginspirasi banyak media berbondong-bondong untuk mengembangkan topik tentang operasi plastik secara umum. Di Twitter pun tagar #WajahmuPlastik masih ramai, namun sudah turun dari tangga Trending Topic.
Kalau misalnya sudah mulai bosan dengan pembahasan operasi plastik, yuk beralih ke implementasi pengurangan plastik di kehidupan sehari-hari!
Mungkin kalian sudah sering lihat headline dari berbagai portal berita yang mewartakan tentang pencemaran sampah plastik yang sudah merajalela di mana-mana. Paling parah tentu saja di perairan seperti kali, sungai, dan laut. Selain polusi, plastik juga dapat merusak kelangsungan makhluk hidup yang di air.
Hal yang mencengangkan adalah, pada Agustus kemarin, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengumumkan kalau Indonesia berada di peringkat ke-dua negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Prestasi macam apa ini?
Nggak heran Bu Susi mengadakan kegiatan bersih-bersih di pesisir laut dengan tajuk “Menghadap ke Laut” di 76 titik di Indonesia. Bu Susi punya target kalau Indonesia bisa mengurangi 70 persen sampah plastik di laut pada 2025.
Kebayang nggak ada berapa plastik yang dibuang ke laut di Indonesia?
Ada datanya, gaes. Berdasarkan laporan Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun di mana 3,2 juta ton adalah sampah yang dibuang ke laut.
Lebih rinci lagi, kantong plastik yang terbuang ke lingkungan mencapai angka 10 miliar lembar per tahun atau setara 85 ribu ton kantong plastik.
Data seperti ini kurang menampar juga? Memang, plastik terlihat sangat membantu khususnya dalam mengemas sesuatu karena kedap air dan alasan lain sebagainya. Tapi tentu sebagai makhluk hidup, kita nggak boleh egois.
Selain sulit diurai, dampak buruk dari plastik yang tercemar di lingkungan, khususnya di laut adalah plastik dapat terbelah menjadi partikel-partikel kecil yang disebut microplastic. Ukurannya kecil banget, sekitar 0,3 sampai 5 milimeter. Saking kecilnya, microplastic mudah dikonsumsi oleh hewan-hewan laut. Tentu dampaknya bahaya banget! Bisa rusak rantai makanan dan kelestarian alam ini.
Mulai dari hal sederhana dulu dan jadikan sebagai habit
Memang sulit mengubah kebiasaan. Tapi, nggak ada yang nggak mungkin. Asal niat, pasti semuanya dapat berjalan dengan baik.
Sebagai milenial, harusnya kamu punya banyak ide dan wawasan luas. Karena penggunaan kantong plastik sangat banyak, kamu bisa mulai dari hal satu ini: stop gunakan kantong plastik.
Sesederhana kamu selalu bawa shopping bag yang mudah dilipat agar muat disimpan di dalam tas. Shopping bag biasanya terbuat dari variasi bahan, ada yang kanvas, kain, hingga paper atau kertas.
Ribet? Ya nggak, dong. Ribetan mana sama penanggulangan sampah plastik yang bakal memakan waktu tahunan itu?
Membiasakan diri pakai shopping bag sendiri adalah salah satu langkah sederhana yang dapat kamu lakukan untuk merawat Bumi.
Selain shopping bag, ada juga sedotan. Iya, s-e-d-o-t-a-n.
Kebiasaan nongkrong di kedai kopi, beli minuman lucu-lucu seperti thai tea, bubble tea, dan tea-tea hits lainnya selama ini telah berkontribusi untuk sampah sedotan yang terbuat dari plastik.
Sedotan kan kecil, kok diributin segala? Begitu pertanyaan yang sering muncul.
Ada beberapa hal singkat yang perlu kamu tahu. Meski kecil, sedotan plastik membutuhkan waktu 500 sampai 1000 tahun untuk bisa hancur terurai.
Hal yang mengkhawatirkan adalah, riset dari Divers Clean Action menyebut, jumlah rata-rata pemakaian sedotan di Indonesia bisa mencapai satu sampai 2 per orang dalam sehari. Sehingga kalau ditotalkan, dalam sehari ada 93,2 juta sedotan yang digunakan. Kalau dikalikan ke dalam tahunan, bisa mencapai angka triliunan, gaes. Luar biasa, kan?
Sudah sulit dihancurkan, sedotan juga sulit didaur ulang karena bentuknya yang kecil dan tipis. Meski kecil, tapi jika jumlahnya buanyaaak banget, laut benar-benar jadi tong sampah dan makhluk hidup di dalamnya sudah tidak bisa hidup lagi.
Solusinya, kamu bisa beli sedotan berbahan metal atau stainless yang sudah banyak dijual secara online. Harganya juga nggak mahal, kok. Kamu bisa beli satuan, atau ada juga yang paket dengan bentuk sedotan lainnya plus pembersih.
Cara berikutnya, biasakan bawa botol minum sendiri! Dengan begitu, pemakaian botol minum plastik bisa lambat laun berkurang.
Ayuk, bareng-bareng biasakan untuk kurangi pemakaian plastik. Mulai dari… sekarang!