Twitter Klaim Hapus 795 Akun Propaganda Pemerintah Terhadap Papua Barat
Uzone.id - Platform media sosial dengan karakter terbatas, Twitter, mengaku telah menghapus puluhan ribu akun palsu yang bersifat membela pemerintah suatu negara. Dari puluhan ribu, ratusan di antaranya merupakan akun propaganda pemerintah Indonesia.
Hal ini diungkap Twitter dalam artikel The Guardian awal April lalu. Twitter mengatakan total sebanyak 20.000 akun propaganda dihapus karena terkait dengan pemerintah Serbia, Arab Saudi, Mesir, Honduras dan Indonesia. Akun-akun tersebut diklaim telah melanggar kebijakan perusahaan dan berupaya membuat gaduh dengan merusak opini masyarakat, dengan cara menyerang oposisi atau pihak yang berseberangan dengan pemerintah."Penghapusan akun ini merupakan bagian dari upaya kami untuk mendeteksi dan menginvestigasi informasi buatan pemerintah suatu negara (untuk propaganda),"ujar Yoel Roth, Head of Site Integrity di Twitter, seperti dikutip dari The Guardian.
Yang menarik, dari 20.000 fake account tersebut, sebanyak 795 adalah akun propaganda yang dipercaya berhubungan dengan pemerintah Indonesia. Akun-akun tersebut kerap mempromosikan pemerintah Indonesia dan menyerang gerakan kemerdekaan Papua Barat.
Ratusan akun ini dikenali berdasarkan rekomendasi dari riset yang pernah dilakukan oleh situs Bellingcat. Mereka menemukan banyak akun yang tugasnya hanya menyampaikan propaganda pemerintah Indonesia yang tidak ingin Papua Barat merdeka. Bahkan ada akun yang menggunakan profil artis Kpop namun isinya berita propaganda pemerintah Indonesia terhadap Papua.
"Transparansi merupakan hal yang mendasar di Twitter. Perilaku seperti ini jelas melanggar kebijakan kami dan merupakan upaya yang ditargetkan untuk merusak opini masyarakat," ujar pihak Twitter.
Selain Indonesia, Twittter juga telah menghapus 8.558 akun palsu yang berkaitan dengan Partai Progresif Serbia SNS. Akun-akun tersebut memiliki 43 juta cuitan yang selalu memuji pemerintahan Vucic dan menyerang oposisi.
Belum lagi 5.350 akun yang terkoneksi dengan bisnis keluarga kerajaan Arab Saudi di negara itu, termasuk di Mesir dan Uni Emirat Arab. Sebanyak 36,5 juta cuitan kerap memuji kepemimpinan pemerintah Arab Saudi tapi selalu mengkritik aksi Qatar dan Turki di Yaman.
Sebanyak 2.541 akun yang dipercaya sebagai jaringan media sosial koran harian pro pemerintah, El Fagr, juga dihapus. Menurut Twitter, akun-akun palsu itu telah digunakan untuk mengamplifikasi kritik dan hujatan terhadap Iran, Qatar dan Turki.
Selain itu ada 3000 akun yang dilacak ternyata memiliki kaitan dengan para staf Presiden Honduras, Juan Orlando Hernandez.
"Kebanyakan cuitan yang mereka tulis bertujuan untuk mengubur berita negatif tentang presiden mereka, dengan cara memuji dan mempromosikan berita-berita yang positif tentang pemerintahannya," kata pihak Stanford Internet Observatory.