Home
/
Digilife

Tren Revenge Porn Marak di Media Sosial, Kominfo Perlu Ambil Tindakan

Tren Revenge Porn Marak di Media Sosial, Kominfo Perlu Ambil Tindakan

Ilustrasi foto: Rawpixel/Freepik

Vina Insyani02 July 2023
Bagikan :

Uzone.id – Anonimitas atau identitas tanpa nama bisa dibilang jadi senjata penjahat siber untuk seenaknya ‘menyerang’ orang lain. Tak heran kalau saat ini dunia digital menjadi tempat kelam bagi sebagian orang.

Kasus yang marak terjadi di media sosial saat ini adalah Revenge Porn, suatu tindak penyebarluasan konten asusila tanpa consent disertai ancaman  telah menimpa banyak orang, tanpa pandang bulu mau itu perempuan ataupun laki-laki.

Kejahatan ini umumnya dilakukan oleh seseorang yang memiliki motif buruk terhadap mantan pasangan dengan banyak cara, misalnya dengan menaruh kamera tersembunyi untuk mendapatkan konten-konten tersebut.

Media sosial Ome TV juga memakan korban tindakan revenge porn ini, dimana pelaku meminta korban untuk melakukan hal-hal tak senonoh lalu tanpa diketahui, pelaku merekam tindakan tersebut. 

Liciknya, ketika pelaku sudah mendapat konten yang mereka inginkan, mereka akan mengancam menyebarkan konten tersebut dengan berbagai tujuan, mulai dari pemerasan uang hingga tindak asusila secara paksa. Jika menolak, konten tersebut akan disebar.

“Bila pelaku dan korban awalnya adalah punya hubungan khusus, maka biasanya pelaku lebih mudah mendapatkan konten untuk revenge porn ini,” kata pengamat siber sekaligus Direktur Eksekutif Siber Sehat Indonesia ini (SSI), Ibnu Dwi Cahyo dalam keterangan yang diterima Uzone.id.

Selain itu, pelaku ini melakukan social engineering meyakinkan korban untuk bersedia entah difoto, video atau korban diminta mengirimkan konten privasi tersebut.

“Maka dari itu, sangat penting edukasi sejak dini soal keamanan siber salah satunya materi terkait jangan bertelanjang di depan kamera,” tegasnya.

Ia menambahkan, kasus revenge porn yang muncul di publik ini seperti sebuah fenomena gunung es saking maraknya tersebar di media sosial seperti Twitter. 

Bisa dibayangkan bagaimana takutnya korban yang harus mengalami ancaman psikis dan fisik dari orang-orang tak bertanggung jawab tersebut. Yang lebih menakutkan, hanya korban yang akan mengalami kerugian, sedangkan pelaku tetap aman karena berlindung di akun-akun anonim.

Apalagi bagi korban, sekali konten revenge porn ini naik ke media sosial, akan sulit untuk benar-benar hilang dari dunia maya, karena persebaran konten tersebut sudah diluar kontrol semua pihak. 

Hal inilah yang seharusnya menjadi perhatian penting dan perlu tindakan tegas dari pemerintah dan masyarakat untuk ambil andil mengatasi tren negatif tersebut. Edukasi di lembaga dan pendidikan formal diperlukan untuk mencegah semakin banyaknya korban tindak asusila non-consent tersebut.

Yang bisa dilakukan adalah negara lewat kominfo hadir menertibkan berbagai akun medsos terutama di twitter yang menyebarkan konten revenge porn dengan massif.

Penegakan hukum pada pelaku revenge porn harus diberikan secara maksimal sehingga ada efek jera serta menjadi contoh di masyarakat.

Ibnu menyarankan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk menertibkan berbagai akun media sosial terutama di Twitter yang secara masif menyebar konten revenge porn.

“Jadi kehadiran negara sangat diharapkan. Mulai dari edukasi sejak dini dengan kampanye keamanan siber jangan bertelanjang di depan kamera, karena jaman sekarang mengambil foto dan video jauh lebih mudah,” tegas Ibnu.

“Pihak aparat bisa mencari tahu bagaimana pelaku revenge porn ini mendapatkan konten, kedua bagaimana mereka menyebarkan bahkan melakukan ancaman dan ketiga bagaimana negara harus merespon revenge porn yang bukan tidak mungkin akan menjadi tren di masyarakat,” tambahnya.

Mulai dari menelusuri para pelaku revenge porn dari aktivitas di media sosial seperti Twitter dan Telegram karena biasanya akun di Twitter ini mendapatkan konten setelah menerima DM atau pesan pribadi dari pelaku. 

Sekali lagi, Ibnu menegaskan peran negara lewat aparat kepolisian dan Kominfo untuk menertibkan akun media sosial terutama di Twitter yang melakukan upload konten revenge porn ini.

populerRelated Article