Rossi membuka musim 2017 dengan berada di peringkat ketiga di Qatar, lalu menjadi runner-up di GP Argentina dan GP Americas. Maverick Vinales dan Marc Marquez sama-sama terjatuh sekali, Rossi pun nangkring di puncak klasemen.
Pebalap pertama yang mengalami hal sama adalah Barry Sheene. Pebalap Inggris ini pada 1974 sempat memimpin klasemen setelah musim bergulir tiga seri.
Pada seri pertama di Prancis, Sheene jadi runner-up, lalu tak ikut seri kedua di Jerman, dan berada di peringkat ketiga seri berikut di Austria.
Namun, karena terdapat tiga pemenang berbeda di tiga seri itu yakni Phil Read, Edmund Czihak, dan Giacomo Agostini, Sheene pun aman berada di pucuk klasemen.
Akan tetapi, Sheene tak mampu mempertahankan posisi hingga akhir musim. Pebalap Suzuki ini berada di peringkat keenam dengan Read keluar sebagai juara dunia.
Pada 1979, pebalap Italia, Virginio Ferrari (Suzuki) ini melewati balapan di Venezuela, Austria, dan Jerman sebagai runner-up dua kali beruntun dan berada di posisi ketiga.
Sheene, Kenny Roberts, dan Wil Hartog adalah pemenang di masing-masing balapan tersebut. Konsistensi Roberts membawanya jadi juara dunia di mana Ferrari sendiri harus puas jadi runner-up.
Nicky Hayden melengkapi kisah yang mirip dengan Rossi. Pada musim 2006, pebalap Honda ini menempati posisi ketiga, lalu runner-up, dan posisi ketiga lagi pada tiga seri awal di Spanyol, Qatar, dan Turki. Sang pemenang waktu itu adalah trio Italia, Loris Capirossi, Rossi, dan Marco Melandri.
Berbeda dari Sheene dan Ferrari, di akhir musim Hayden konsisten berada di papan atas dan mengakhiri musim sebagai juara dunia dengan mengalahkan Rossi. Jalan mana yang akan diikuti jejaknya oleh Rossi? Langkah Sheene, Ferrari, atau Hayden?
"Yang pasti, saya tidak menyangka bisa memimpin klasemen saat ini. Kuncinya adalah saya dan tim sudah mengerti apa yang bisa kami maksimalkan dari motor," kata Rossi, yang sesungguhnya melewati pramusim dengan buruk.
Vinales dan Marquez sudah terbukti bisa tertekan sehingga membuat kesalahan. Sebaliknya, pengalaman segudang Rossi dan tampil tanpa beban justru bisa membuat The Doctor tampil konsisten hingga saat ini.