Tidak Semua Identitas Itu Trusted Digital Identity, Apa Maksudnya?
Ilustrasi (Foto: Brett Jordan / Unsplash)
Uzone.id - Identitas digital adalah berbagai informasi online atau catatan digital tentang seorang individu, suatu lembaga maupun perangkat elektronik. Jadi, bisa juga disebut sebagai entitas.
Sedangkan entitas itu bisa lembaga atau perangkat elektronik. Kemudian, informasi atau catatan digital ini bentuknya bisa macam-macam, bisa informasi pribadi seperti tanggal lahir, nomor passport, riwayat medis, dan lain-lain.Namun, bisa juga rekam jejak aktivitas digital misalnya postingan di media sosial, riwayat web search, transaksi kita di platform e-commerce, misalnya, dan lain-lain.
Jadi, seluruh catatan online ini baik secara sendiri-sendiri maupun kumulatif tuh membentuk suatu identitas digital.
BACA JUGA: 4 Smartphone yang Bakal Meluncur di Februari 2022
Hal tersebut dibeberkan oleh Sati Rasuanto, selaku Co-Founder dan CEO VIDA, saat berbicara di webinar bartajuk ‘VIDA Outlook 2022: Tren Penggunaan Identitas Digital Dalam Mendorong Transformasi Digital Nasional’ pada Rabu (2/2/2022).
Sati kembali menegaskan, tidak semua identitas itu adalah trusted digital identity atau identitas digital tepercaya.
Pertama, atribut atau informasi yang diberikan oleh seorang individu ataupun lembaga itu perlu bisa diverifikasi dan atribut tersebut berasal dari lembaga yang memiliki kuasa untuk mengeluarkan identitas tersebut, misalnya lembaga pemerintah.
Kedua, trusted digital identity itu baru muncul apabila atribut-atribut ini sudah bisa diverifikasi.
“Misalnya, saya punya email, ini bisa diverifikasi bahwa ini memang email milik saya, tapi tentunya bisa saja ada orang yang mungkin namanya mirip dengan saya punya email yang mirip. Jadi, dari sisi pembuktian identitas sebetulnya kurang kuat. Lebih kuat suatu digital identity itu bisa trusted dan lebih kuat apabila identitas tersebut bisa dibandingkan dengan identitas yang dikeluarkan oleh lembaga yang memang berwenang seperti KTP, SIM atau KITAS (Kartu Izin Tinggal Terbatas),” kata Sati.
Kemudian, tambah Sati, langkah kedua atribut ini harus sudah diverifikasi atau dicek otentifikasinya ketika masuk ke dalam ranah digital, bahwa memang jelas atribut ini milik orang atau lembaga tesebut.
Jadi, katanya, barulah digital identity ini disebut trusted. Namun mungkin di bisnis kita bisa lebih lanjut membahas proses pembuktian seperti apa yang membuat ini lebih aman dan benar-benar menjadikan digital identity trusted dan bisa dipakai.
Digital trust adalah suatu fondasi untuk bisa membangun ekosistem digital yang suistanable. Lalu, kenapa konsep trusted digital identity ini penting dan apa urgensinya?
Suti menjelaskan, intinya saat ini kita sudah tahu bahwa pandemi banyak mengubah pola dan gaya hidup masyarakat.
BACA JUGA: Kasus Omicron Naik, Menkominfo Suruh Kurangi WFO
“Sektor yang bisa pulih lebih cepat sangat tergantung dari apakah sektor tersebut bisa pergi ke ranah digital atau kita menyebutnya lebih no touch experience-nya,” ujar Suti.
Di saat yang sama, data pribadi adalah salah satu pintu yang sebenarnya banyak atau paling mudah disalahgunakan oleh pihak-pihak yang ingin melakukan kejahatan cyber.
Jadi, pentingnya digital identity ini adalah bagaimana caranya data pribadi tersebut bisa terlindung dengan aman.
“Kita bisa bertransaksi dengan aman dan bisa mengurangi dan mengantisipasi kejahatan cyber tersebut dan di situlah platform-platform digital identity seperti VIDA masuk,” ujarnya.
Karena, memiliki digital identity sebetulnya adalah dua sisi mata uang. Di satu sisi memungkinkan untuk kita bertransaksi dan berinteraksi secara online dengan aman dan nyaman, namun di sisi lain karena ada di dunia maya, maka rentan terhadap berbagai potensi peretasan, penipuan maupun pencurian data.