Test Drive BMW X1 sDrive18i: Entry Level BMW yang Fleksibel

Uzone.id - Hadir sebagai SUV dengan dimensi yang pas untuk jalanan Indonesia, gak besar dan gak kecil. Dan dengan merek sekuat BMW, menjadikan X1 sDrive 18i yang merupakan model entry level ini jadi mobil BMW paling laris di Indonesia.
Secara tampilan, BMW X1 memang sekarang jadi robotik banget. Kesan tangguh memang terlihat dari sejumlah lekuk dan otot, ditambah Kidney grille yang kini makin membesar.

Lampu utama gandanya juga kini sudah jauh lebih futuristis. Meski begitu, secara keseluruhan, tampilan BMW X1 masih tergolong keren dan cenderung aman bagi selera warga Indonesia.
Masuk ke dalam kabin, juga futuristis. Dua layar terintegrasi, yang terbagi untuk MID dan infotaintment menambah kesan modern di kabinnya.
Beralih ke konsul tengah, lebih futuristis lagi, ketika desainnya dibuat floating dan sudah tidak ada lagi tuas transmisi, berganti dengan knob, yang menurut kami jadi menghilangkan nuansa SUV.

Untungnya, yang namanya BMW, selalu memberikan kenyamanan dan ergonomi yang baik pada jok kulitnya. Mudah untuk mencari posisi duduk yang pas.
Meskipun secara dimensi membesar, tapi kalian tidak bisa mengharapkan space yang luas di kabinnya. Kalau di bagian depan, masih sangat aman, tapi ruang di belakang, terbilang pas-pasan.
Cocoknya, mobil ini bukan untuk mengangkut orang banyak, tapi beneran sebagai daily driver di perkotaan yang ringkas, praktis, canggih dan pastinya ya, ini BMW!
Impresi berkendara, tidak senikmat generasi sebelumnya
Posisi duduk dan kenyamanan kabin sudah gak perlu di debat, ya memang enak. Tapi untuk sebuah BMW pun, gak ada gading yang gak retak.
Handling mumpuni khas BMW, bahkan untuk mobil berjenis SUV seperti X1, masih tetap menawarkan karakter berkendara yang gesit dan berasa ringan pergerakannya.

Respon setir yang baik--meski terasa ringan sekali, terlalu ringan untuk sebuah BMW. Pergerakan mobil saat bermanuver pun presisi dan stabil, minim sekali gejala limbung.
Padahal, redaman suspensi gak keras-keras banget. Pas lah, ada empuknya, meski karakter keseluruhan, memang cenderung keras, terutama saat melindas polisi tidur.
Namun, kami sama sekali tidak merasa ada masalah apapun soal handling. Justru sebagai sebuah SUV, handling BMW X1 masih jadi salah satu yang juara sih.
Namun soal mesin. Bukan masalah kurang bertenaga, bukan! Mesin ini terbilang bertenaga dan asik untuk diajak berlari.

Jadi BMW mengandalkan mesin berkapasitas 1.500cc dengan konfigurasi 3 silinder. Mesin tersebut disokong TwinTurbo khas BMW dan bersanding dengan transmisi otomatis 7 speed kopling ganda.
Di atas kertas, padanan mesin dan transmisi tersebut pastinya menjanjikan agresifitas saat dikebut, meskipun kita tau secara kapasitas mesin tidak besar.
Mesin ini bertenaga 156 hp dengan torsi 230 Nm. Sebenarnya, masih di bawah dari rata-rata konfigurasi mesin yang sama, seperti misalnya pada mesin-mesin SUV China yang punya tenaga dan torsi lebih besar. Tapi harus di catat, ini BMW!
Mesin 3 silinder--meskipun buatan BMW, tetap masih menawarkan getaran yang khas. Sebenarnya, mesin ini terbilang halus dan tidak terdengar di dalam kabin, tapi getarannya masih sesekali terasa.
Terutama saat fitur Idle Start/Stop aktif, saat mobil dari diam ingin berjalan dan mesin menyala kembali, getarannya terasa dan cukup memakan waktu, sehingga mobil jadi gak bisa spontan berakselarasi.
Selain itu, sayangnya, seperti banyak transmisi dual-clutch, respons di kecepatan rendah bisa sedikit ndut-ndutan. Di kemacetan atau saat stop-and-go, perpindahan gigi terasa agak ragu.
Tapi asiknya, ada mode berkendara yang bisa dipilih, Efficient dan Sport, memberikan karakter berbeda. Dalam mode Sport, akselerasi terasa lebih sigap dan layar instrumen berubah menjadi tampilan merah dengan tachometer dominan.

Di mode Efficient, semuanya diatur agar display terlihat santai dan perjalanan pun jadi lebih hemat bahan bakar.
Kami juga masih belum mengerti kenapa mobil seharga Rp 1 miliar masih menggunakan mesin yang nanggung, 3 silinder pula.
Mungkin maksud BMW untuk mengejar keseimbangan antara performa dan efisiensi BBM. Namun, keseimbangan tersebut masih kurang ideal, karena konsumsi BBM pun gak irit-irit banget.
Kami mendapatkan catatan rata-rata konsumsi BBM untuk rute kombinasi berkisar 10 km per liter. Kebanyakan macet dan sesekali di jalan tol.
Kesimpulan
BMW X1 sDrive18i xLine mungkin tidak dirancang untuk adu kecepatan. Namun dalam keseharian, ia menawarkan kombinasi yang sulit ditandingi: kenyamanan, kemewahan, serta rasa berkendara yang menyenangkan.
Mobil ini bukan mobil yang mengajak kita berteriak kegirangan, tapi mobil yang membuat Anda tersenyum tenang saat tiba di tujuan.
BMW X1 sDrive 18i xLine tahun 2025 ini bisa menjadi alternatif yang tepat untuk Anda yang mencari crossover ringkas asal Eropa di harga Rp 1 miliar. Ya, mobil ini hanya dijual dalam satu varian mulai harga Rp 1.025.000.000 (on-the-road Jakarta).
