Home
/
Health
Terapi Intervensi Redakan Nyeri Pasien Kanker
Tabloid Bintang09 December 2016
Bagikan :
Preview
Kanker merupakan salah satu penyakit yang banyak ditakuti. Rasa nyeri yang hebat kerap menjadi momok bagi pasiennya.
Sebagian besar pasien kanker akan mengalami nyeri sewaktu-waktu. Penyebabnya karena penekanan syaraf akibat massa kanker itu sendiri, maupun sebagai efek samping terapi kemoterapi, pembedahan dan obat-obatan. Sayangnya, nyeri ini pun bisa menetap meski mereka sudah dinyatakan bebas dari kanker.
Berdasarkan step ladder WHO, nyeri yang bersifat ringan hingga sedang dapat diterapi menggunakan obat-obatan anti inflamasi nonsteroid. Sedangkan, nyeri sedang hingga berat dapat diatasi dengan pemberian obat dari golongan narkotik seperti kodein, morfin, dan lainnya.
Dikatakan Pakar Nyeri dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta, Prof. dr. Darto Satoto, SpAn(K), nyeri pada pasien kanker rupanya tidak cukup diatasi meski telah dilakukan kemoterapi, operasi, radiasi dan pemberian obat-obatan pereda nyeri.
“Untuk mengatasi nyeri pada penderita kanker adalah dengan melakukan terapi intervensi. Terapi nyeri ini dinilai sangat efektif mengatasi nyeri. Terapi ini juga membantu mengurangi kebutuhan dan efek samping terhadap obat analgesia, khususnya golongan narkotik,” jelas Prof. Darto dalam temu media di Jakarta Pain & Spine Center (JPSC), Jakarta Selatan, belum lama ini.
Prof. Darto menambahkan, ada dua teknik intervensi yang dilakukan untuk mengatasi nyeri kanker, yaitu teknik destruktif dan teknik non-destruktif.
Teknik destruktif merupakan teknik perusakan jaringan saraf guna menghentikan impuls nyeri yang tidak dapat diubah. Teknik yang digunakan diantaranya pemberian agen farmakologis, radiofrekuensi, dan pembedahan.
Sedangkan, teknik non-destruktif adalah menghentikan impuls nyeri secara bergantian melalui obat-obatan atau rangsangan elektrik.
Melihat kondisi penderita kanker yang kerap diserang nyeri ‘menakutkan’, JPSC atau Klinik Nyeri dan Tulang Belakang Jakarta hadir sebagai solusi pengobatan berbagai macam penyakit nyeri dan tulang belakang.
Lebih lanjut, Prof. Darto mengingatkan, meski sebagian besar penderita nyeri kanker dapat ditangani dengan baik melalui obat pereda nyeri tradisional, namun ada sebagian pasien yang tidak dapat menikmati fase bebas nyeri.
“Untuk itu, penggunaan teknik intervensi sangat penting untuk penanganan nyeri. Dan peranan dokter ahli di bidang nyeri juga sangat dibutuhkan,” tutup Prof. Darto.
(uli/gur)
Sponsored
Review
Related Article