Teleskop James Webb Harga Rp128 M Teropong Kejadian 13,7 Miliar Tahun Lalu
Uzone.id - Teleskop Luar Angkasa James Webb milik NASA, yang menjadi teleskop ruang angkasa terbesar dan terkuat di dunia telah meluncur untuk melihat cahaya dari bintang dan galaksi pertama.
Selain itu, James Webb juga akan menjelajahi alam semesta untuk mencari petunjuk kehidupan.James Webb meluncur dari Guyana Prancis di pantai timur laut Amerika Selatan, mengendarai roket Ariane pada Sabtu (25/12).
BACA JUGA: Viral, Pria Asal China Mirip Banget Elon Musk
Observatorium senilai USD9 miliar atau sekitar Rp128 triliun itu meluncur ke tujuannya sejauh 1,6 juta kilometer. Dibutuhkan satu bulan untuk sampai ke sana dan lima bulan lagi sebelum mata inframerahnya siap untuk mulai memindai kosmos.
Pertama, cermin besar dan pelindung matahari teleskop perlu dibentangkan. Cermin dilipat dengan gaya origami agar sesuai dengan kerucut hidung roket.
Jika tidak, observatorium tidak akan bisa melihat masa lalu dalam waktu 13,7 miliar tahun, hanya bisa melihat 100 juta tahun dari peristiwa Big Bang yang membentuk alam semesta.
"Ini akan memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang alam semesta kita dan tempat kita di dalamnya: siapa kita, apa kita, pencarian yang abadi," kata Administrator NASA Bill Nelson, seperti dilansir Uzone.id dari Al Jazeera, Senin (27/12.
BACA JUGA: Bill Gates Soal Omicron: Batal Liburan hingga Pandemi Terparah
Namun, Bill Nelson memperingatkan bahwa ketika kita menginginkan hadiah besar, kita biasanya harus mengambil risiko besar.
Misi bersejarah yang telah merevolusi astronomi ini memungkinkan para ilmuwan untuk melihat kembali ke masa lalu ke tahap awal alam semesta kita.
Selain itu, para ilmuwan juga akan dapat memeriksa atmosfer planet dan menentukan apakah planet layak huni dan cocok bagi manusia serta menentukan apakah kondisi tersebut optimal untuk kehidupan.
NASA bekerja sama dengan badan antariksa Eropa dan Kanada untuk membangun dan meluncurkan teleskop James Webb baru dengan berat 7 ton dengan melibatkan ribuan orang dari 29 negara dalam pengerjaannya sejak 1990-an.