Home
/
Startup

Teknologi Jadi Roda Penggerak Pemerataan Ekonomi Indonesia

Teknologi Jadi Roda Penggerak Pemerataan Ekonomi Indonesia
Birgitta Ajeng04 November 2020
Bagikan :

Ilustrasi. (Foto: Dok. Tokopedia)

Uzone.id - Saat membicarakan teknologi dalam perusahaan pada umumnya, kita langsung membayangkan soal IT Team yang bertugas mengatasi gangguan jaringan, memperbaiki komputer yang bermasalah, dan lainnya.

Namun, peran teknologi dalam perusahaan teknologi lebih dari itu. Ada diferensiasi juga di dalamnya. Salah satu implementasinya bisa dilihat melalui Tokopedia, salah satu perusahaan teknologi lokal yang sudah beroperasi selama 11 tahun di tanah air.

Tokopedia mempunyai misi untuk mendorong pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia. Dengan demikian, Tokopedia menjadikan pemanfaatan teknologi sebagai motor dalam menjawab kebutuhan pembeli dan penjual. Lantas, apa saja prioritas teknologi di Tokopedia sejak 2009?

Dalam wawancara khusus dengan Uzone.id beberapa waktu lalu, Herman Widjaja, SVP Engineering Tokopedia mengatakan bahwa ada lima prioritas teknologi di perusahaannya.

Pertama, memperkuat inti infrastruktur platform. “Kami berkomitmen untuk memperkuat inti infrastruktur platform. Apalagi sekarang merchant makin bertambah. Waktu saya gabung sekitar dua tahun lalu, penjual hanya empat juta, sekarang sudah lebih dari 9,4 juta,” ujar Herman.

Menurut data internal Tokopedia, per September 2020, ada lebih dari 9,4 juta penjual di mana angka ini meningkat lebih dari 2,2 juta sejak Januari 2020. Mereka menjual lebih dari 350 juta produk ke lebih dari 100 juta pengguna aktif setiap bulannya yang tersebar di 98 persen kecamatan di Indonesia.

Karena itu, Tokopedia ingin memastikan setiap pembeli dan penjual tidak hanya mendapatkan pengalaman transaksi online yang baik, namun juga menikmati platform yang solid.

Kedua, fokus pada pelanggan. “Artinya, Tim Teknologi di Tokopedia itu benar-benar memiliki visi yang sama untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi pengguna. Kami ingin fokus untuk menghadirkan solusi dan menjawab tantangan yang pengguna kami hadapi lewat teknologi,” tegas Herman.

Menurut Herman, inovasi yang baik adalah inovasi yang dibutuhkan. Inovasi yang dibuat dengan alasan yang jelas dan dengan audiens yang jelas.

Tidak berhenti di situ, Tokopedia juga ingin memperkuat data platform sebagai prioritas teknologi ketiga mereka. Kemudian, teknologi Artificial Intelligence (AI) menjadi prioritas keempat. Hal ini sejalan dengan visi CEO & Founder Tokopedia William Tanuwijaya yang ingin menjadikan Tokopedia sebagai AI-first Company dalam 10 tahun ke depan.

Terakhir, Tokopedia ingin mengoptimalkan eksekusi teknologi secara finansial. Tokopedia berkomitmen untuk memastikan inovasi teknologi yang dilakukan mengedepankan optimalisasi finansial. Tujuannya untuk menciptakan keseimbangan inovasi teknologi dan tata kelola keuangan yang baik.

Ragam Inovasi Teknologi

Sebagai salah satu nadi dari perusahaan, tidak hanya berfokus pada pelanggan, Tokopedia juga fokus menghadirkan beragam fitur untuk membantu UMKM lokal mengembangkan toko online mereka.

“Di Tokopedia, 86,5 persen penjual ada pebisnis baru. Maka dari itu, kami ingin benar-benar memberikan kemudahan untuk bisa mengembangkan usaha tanpa adanya physical barrier. Kami hadirkan seller dashboard yang komprehensif tapi mudah dimengerti, lengkap dengan analytics, supaya mereka bisa fokus jualan saja,” ujar Herman.

Lebih jauh lagi, Tokopedia mengandalkan teknologi untuk membantu penjual memberikan prediksi permintaan barang, dan sebagainya. Bahkan belum lama ini, Tokopedia mengembangkan price recommendation - fitur untuk memberikan estimasi harga barang di sebuah daerah.

Di tengah lonjakan jumlah penjual selama pandemi Covid-19, fitur ini menjadi penting. Orang-orang yang baru terjun ke dunia usaha tidak perlu repot-repot survei dan terhindar dari kesalahan dalam mematok harga.

Di samping itu, Tokopedia juga memperkuat usaha para pemilik warung melalui Mitra Tokopedia. Aplikasi ini membantu mereka menambah pendapatan dengan berjualan produk-produk digital sambil mempermudah proses belanja kebutuhan toko atau warung menggunakan fitur Grosir Online.

Herman meyakini bahwa dalam dunia teknologi, tidak pernah ada kata “selesai.” Karena itu, pengembangan teknologi oleh Tokopedia akan berkelanjutan. “Saya selalu percaya, seperti machine learning, we need to continue learning,” kata Herman.

Visi Menjadi AI-first Company

CEO & Founder Tokopedia William Tanuwijaya memiliki dua visi untuk 10 tahun ke depan. Pertama, ia ingin perusahaannya fokus untuk membantu semua orang dan pemilik bisnis di Indonesia untuk menjadi perusahaan teknologi.

“Kedua, menjadi AI-first Company. Sebagai perusahaan teknologi, kami ingin selalu mengadopsi teknologi-teknologi terbaru untuk pengguna kami, termasuk pemanfaatan Artificial Intelligence (AI), machine learning, hingga mungkin Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR),” ujar Herman.

Menurutnya, untuk bisa menjadi AI-first Company, pihaknya harus memperkuat platform data terlebih dahulu. Ia menjelaskan,“Kami sebagai perusahaan teknologi dengan platform marketplace mempunyai bisnis unit yang beragam. Untuk itu, tugas kami adalah bagaimana Tokopedia bisa memperkuat data-data yang kita punya itu, sehingga nantinya bisa mempermudah pembeli dan penjual di Tokopedia dalam bertransaksi,” ujarnya.

Bangun Talenta Digital

Lanjut Herman, investasi teknologi tidak hanya dilakukan Tokopedia dari segi produk dan layanan, namun juga pada talentanya. Menurutnya, ketersediaan, kesiapan dan kematangan talenta digital merupakan salah satu kunci utama untuk mendorong inovasi-inovasi di perusahaan dan mewujudkan ekosistem industri teknologi di Indonesia.

“Di Tokopedia, kami berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan dan perkembangan talenta digital di Indonesia. Salah satunya kami lakukan lewat inisiatif ‘Tokopedia Academy’ sebagai upaya berkelanjutan kami untuk melahirkan talenta digital masa depan di tanah air,” ucapnya.

Dia menambahkan, “Lewat Tokopedia Academy, kami menggelar konferensi dan workshop secara reguler, menjalin kemitraan dengan pemerintah, universitas, dan komunitas untuk menyediakan akses bagi semua orang untuk belajar berkontribusi bagi perkembangan ekonomi Indonesia melalui teknologi.” tutupnya.

populerRelated Article