Teknologi Bisa Jadi ‘Pahlawan’ untuk Selamatkan Bumi, Caranya?
Kolom oleh: Direktur Digital Business Telkom Indonesia, M. Fajrin Rasyid.
Uzone.id – Teknologi dan lingkungan sekilas memang dua hal yang berbeda. Namun, seiring berkembangnya zaman, mata dunia semakin menyorot kondisi Bumi yang kian kritis.Ada laporan dari East Ventures Sustainability Report 2023 yang menjelaskan bahwa perubahan iklim di Asia Tenggara mendorong urgensi untuk mengatasi masalah sustainability pada sub sektor energi, pangan & pertanian, perkotaan & mobilitas, pengelolaan limbah & ekonomi sirkular, dan ekosistem karbon.
Dari sini, kebutuhan investasi dalam sektor lingkungan di Asia Tenggara ini dipercaya mencapai USD3 triliun pada 2030.
Karena itu, inovasi teknologi digembar-gemborkan sebagai katalis agar solusi lingkungan ini dapat tercapai. Perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia pun sudah mengintegrasikan program ESG (Environment, Social, and Governance) di setiap inisiatif bisnis.
Salah satu inovasi teknologi ini adalah platform manajemen karbon yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk berpartisipasi dalam inisiatif-inisiatif terkait hal ini. Salah satu contoh platform ini dikembangkan oleh anak bangsa, yakni Fairatmos.
Inovasi teknologi lain yang cukup hangat dibicarakan adalah platform untuk mengukur kualitas udara melalui sensor yang dipasang di tempat umum di kota-kota besar. Startup yang bergerak di bidang ini di antaranya Nafas yang beroperasi di Indonesia.
Dari sisi operasi, platform teknologi yang menyelamatkan Bumi ini bukan berarti hanya berorientasi sosial. Banyak di antara mereka yang berorientasi bisnis juga dengan model bisnis atau pendapatan yang jelas.
Oleh karena itu, investor pun mulai melihat perusahaan semacam ini, yakni perusahaan yang menghasilkan keuntungan namun juga berkontribusi terhadap ESG. Hal ini dikenal dengan nama Impact Investment atau Impact Fund.
MDI sebagai corporate venture capital dari Telkom Indonesia merupakan salah satu investor yang bergerak ke arah sini. MDI berencana untuk meluncurkan Impact Fund dalam waktu dekat.
Dengan demikian, ESG ini merupakan faktor yang perlu diperhatikan oleh pihak yang mengembangkan startup karena hal ini dinilai positif oleh investor.
Ada istilah 3P - People, Profit, and Planet - di mana perusahaan yang berhasil tidak hanya yang menyejahterakan karyawan (people) dan pemegang saham (dalam bentuk keuntungan atau profit), tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan (planet).
Beberapa startup besar seperti GoTo atau Bukalapak juga rutin mengeluarkan laporan terkait hal ini yang menunjukkan dampak sosial yang mereka hasilkan bagi masyarakat khususnya di Indonesia.
Dengan semakin banyaknya atensi terkait hal ini, saya optimis Bumi kita akan bergerak ke arah yang lebih baik. Semoga!