Tanda Startup di Ambang Kegagalan
Ilustrasi foto (Unsplash)
Uzone.id - Ada segelintir startup yang hancur diterjang tengah pandemi virus Corona (Covid-19). Startup yang fokus di bidang travel memang yang paling terdampak pandemi Covid-19. Airy, misalnya. Startup yang menyediakan solusi perjalanan berbasis teknologi itu resmi tutup pada 31 Mei 2020.Pada Juni 2020, OYO Hotels and Homes Indonesia juga menyatakan mengalami penurunan sebesar 60 persen. Beberapa startup, khususnya yang bergerak di bidang travel, memang mengalami masalah yang cukup besar saat pandemi.
Sebenarnya, apa saja tanda-tanda startup yang berada di ambang kegagalan? Apakah yang harus dilakukan untuk dapat bertahan, khususnya saat pandemi? Haruskah pivoting?
Saya melihat setidaknya ada tiga hal yang perlu dipantau serta diantisipasi oleh pelaku startup.
1. Analisis cashflow dan runway
Cashflow menggambarkan berapa banyak aliran dana yang masuk dan keluar, sedangkan runway menggambarkan berapa lama / berapa bulan waktu yang tersisa hingga dana startup tersebut habis.
Kedua hal di atas perlu dianalisis segera oleh pemilik startup karena pandemi ini boleh jadi mempengaruhi pemasukan dan aliran dana yang masuk ke dalam startup tersebut. Apabila tidak diantisipasi, maka dana startup tersebut akan habis jauh lebih cepat.
Startup tersebut perlu untuk melakukan analisis terkait dengan dana yang perlu dikeluarkan dan memotong atau mengurangi dana yang tidak menjadi prioritas untuk dapat memperpanjang runway atau lebih baik lagi jika dapat mempertahankan agar cashflow positif.
2. Analisis produk dan pelanggan serta kemungkinan pivot
Langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah melihat lebih detail pengaruh pandemi ini terhadap pemasukan startup. Apakah produk tersebut dapat disesuaikan, misalnya melalui penyesuaian harga, sehingga tetap dapat menarik pelanggan?
Alternatif lain adalah melakukan pivot, yakni melakukan perubahan terhadap layanan yang ditawarkan. Misalnya, produk tidak diubah namun ditawarkan melalui mekanisme berbeda kepada pelanggan. Termasuk ke dalam contoh ini adalah layanan delivery serta take away bagi pelaku startup terkait makanan.
Contoh pivot lainnya adalah produk itu sendiri yang diubah. Misalnya, masih terkait makanan, beberapa mencoba untuk menawarkan untuk menjual makanan ready to cook sehingga tidak hanya menjual makanan jadi agar dapat menarik minat lebih banyak lagi pelanggan.
3. Menutup startup dan atau banting setir ke bidang lain
Apabila kedua langkah di atas sudah dilakukan, namun runway tetap habis, maka pelaku juga harus menyadari bahwa mungkin memang startup tersebut tidak dapat berjalan setidaknya untuk saat ini.
Tidak ada yang salah untuk banting setir ke bidang lain yang jauh berbeda dibandingkan dengan bidang startup semula. Namun, tentu saja kita perlu mempertimbangkan dengan baik dan tidak sering-sering banting setir. Siapa tahu startup baru tersebut memberikan kemungkinan keberhasilan lebih tinggi.
.