Taman Pasir Jeen Womom Papua Barat, Tempat Penyu Belimbing Bertelur
-
Taman Pasir Jeen Womom di Papua Barat. (Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata)
Uzone.id - Kamu pernah mendengar tentang Taman Pasir Jeen Womom di Papua Barat? Ya, destinasi wisata yang satu ini menjadi satu-satunya lokasi penyu belimbing (Dermochelys coriacedi) bertelur.Menurut siaran pers Kementerian Pariwisata (Kemenpar), bagi hewan yang tercatat oleh World Fund For Nature (WWF) jumlahnya hanya 1240 di dunia sepanjang 2017 itu, pesisir pantai Jeen Womom adalah surga dan rumah untuk berserah diri memanjangkan keturunan.
Baca juga: Biaya Bikin Visa Ke Korea Naik?
Taman Pasir Jeen Womom melingkupi pesisir Jamursba Medi (Jeen Yessa) dan Warmon (Jeen Syuab) di Distrik Abun, Kabupaten Tambrauw, Papua Barat.
Jeen Womom memang menduduki posisi ketiga di dunia sebagai lokasi yang dihuni penyu belimbing terbanyak setelah Papua New Guinea dan Costarica. Namun, penyu belimbing di Jeen Womom kabarnya hanya berjenis kelamin betina.
Konon, penyu betina itu memilih Tambrauw sebagai lokasi bertelurnya karena memiliki pasir yang lembut.
Sebuah batu karang raksasa yang disebut Batu Penyu di dalamnya menandai habitat penyu belimbing itu. Uniknya, batu tersebut memang menyerupai penyu. Bentuknya layaknya hewan bercangkang.
Baca juga: Liburan Hemat ala Orang Zaman Now: Staycation
Bagian tengah batu karang raksasa ini melengkung, mirip dengan punggung penyu. Sedangkan di bagian paling muka yang menghadap langsung ke laut, batu itu memiliki ujung layaknya kepala kura-kura raksasa.
Batu penyu menjadi ikon mitos Jeen Womom. Keberadaannya menuai beragam tafsir. Ada yang menganggap batu Penyu adalah jelmaan, ada juga yang beranggapan ini alamiah terjadi karena kikisan air laut.
Namun, batu ini adalah anugerah karena keberadaannya memberi kesan lain pada pantai tersebut. Batu itu ialah penanda dan saksi bisu lahirnya ratusan tukik belimbing dari perut pasir menuju habitat mereka; laut.
Penyu yang bertelur di Jeen Womom berjumlah lebih dari 200 ekor dalam kurun waktu setahun. Biasanya mereka berusia 15 – 30 tahun dan membutuhkan waktu 6 bulan untuk melepas para tukik.
Ada cerita lain, sebelum dilepas, induk penyu akan menggali lubang besar dengan kedalaman mencapai 1 meter. Di sanalah, mereka menyembunyikan para tukik dari serangan predator.
Baca juga: Indonesia Jadi Destinasi Wisata Halal Terbaik Dunia 2019
Setelah itu, induk penyu akan kembali ke lautan Pasifik untuk berburu makanan serta bereproduksi. Induk penyu akan kembali ke perairan Tambrauw dalam keadaan hamil. Dibutuhkan waktu 6 bulan bagi induk penyu berenang ke Tambrauw.
Dan untuk menyaksikan atraksi yang tak mungkin didapat di tempat lain ini, wisatawan perlu membayar Rp50.000.