Taliban Tolak Konferensi Ulama di Indonesia
Taliban telah menyuarakan penolakan mereka terhadap penyelenggarakan konferensi perdamaian para ulama yang akan dihelat di Jakarta. Indonesia telah menyatakan siap untuk menjadi tuan rumah dalam konferensi tersebut.
Pada Sabtu (10/3), juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid mengatakan konflik Afghanistan bukan hanya sebuah masalah yang rumit tapi juga masalah utama bagi seluruh umat Islam. Menurutnya, gerakan militan ini telah mengembangkan sistem yang tepat di Afghanistan, namun Amerika Serikat (AS) telah menghancurkannya."Dengan memberikan legitimasi kepada pemerintahan di Kabul dan dengan upaya propagandanya, AS ingin menipu negara-negara Muslim. Pertemuan para ulama di Indonesia atau beberapa negara Islam lainnya merupakan langkah yang menyesatkan," ujar Mujahid dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan laman Pajhwok.
Taliban mendesak negara-negara Islam agar tidak mendukung konferensi ulama ini dan juga menghindar untuk berpartisipasi di dalamnya. Bulan lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan konferensi ini akan dihadiri oleh sejumlah ulama dari tiga negara, yaitu Indonesia, Afghanistan, dan Pakistan.
Pemerintah Afghanistan menyambut baik acara tersebut, tetapi Pakistan belum memberikan tanggapan. Menurut JK, konferensi ulama ini sangat penting bagi proses perdamaian di Afghanistan yang telah mengalami konflik berkepanjangan selama 40 tahun antara Mujahidin dan Taliban.
"Jadi bagaimana antara pemerintah dan Taliban ini dipertemukan pendapatnya lewat ulama," kata JK, dalam forum Kabul Process Conference. Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah membahas persiapan untuk acara tersebut, yang dijadwalkan akan dihelat pada 15-19 Maret mendatang.