Syarat Agar Wuling Almaz Hybrid Bisa Berjalan Tanpa Bensin
Foto: Uzone.id
Uzone.id - Wuling makin membuat Almaz lebih canggih dengan sodoran teknologi mesin hybrid-nya. Dengan mesin hybrid ini, Almaz bisa berjalan tanpa membutuhkan bensin.
Almaz Hybrid mengusung mesin bensin 2.000 cc yang bertenaga 123 hp dan torsi 168 Nm. Sementara motor listriknya bisa bertenaga 174 hp dan torsi 320 Nm, disuplai baterai berkapasitas 1,8 kWh.Almaz hybrid menyediakn tiga mode berkendara yang bisa dipilih. Salah satunya EV mode, dimana mobil ini bisa berjalan tanpa bensin, alias hanya dari listrik murni.
BACA JUGA: Ioniq 5 Lama Inden, Toyota bZ4X Meluncur di RI 10 November
Dua mode lain, Series Hybrid, dimana mesin bensin bertugas hanya sebagai generator untuk mengisi daya baterai. Satu lagi Parallel Hybrid, dimana mesin bensin dan motor listrik saling berpadu untuk menghasilkan performa maksimal.
Paling menarik tentu EV mode. Namun, ada sejumlah syarat agar Almaz hybrid bisa berjalan di mode listrik tanpa bensin ini.
Mode EV ini bisa dinikmati dengan jarak tempuh hanya 2 km saja, karena kapasitas baterai yang harus dialokasikan untuk keperluan lain.
Mode listrik tanpa bensin ini juga membatasi kecepatan maksimal mobil di bawah 40 km perjam, diatas itu, mesin bensinnya akan aktif untuk mensuplai baterai dan tenaga mesin.
Untuk bisa menikmati mode EV juga harus mempertimbangkan kapasitas baterai yang tersedia. Kalau baterai full, bisa berjalan hanya dengan listrik.
BACA JUGA: Gak Cuma TV, Polytron Kini Jual Motor Listrik EVO
Tapi ketika baterai habis, tetap bisa berjalan dengan mode listrik, meski mesin nyala, karena hanya menjadi generator mengecas baterai.
Syarat lain, mobil harus berjalan secara smooth, karena kalau ada kondisi butuh akselarasi tambahan seperti saat menanjak misalnya, maka ECU akan membaca mobil butuh sokongan daya dari mesin bensin.
Dengan semakin sering aktifnya mode EV maka dipastikan konsumsi BBM juga bakal makin irit. Nah, ini salah satu faedah mobil hybrid. Makin macet jalanan, makin irit BBM. Pas ya buat di kota besar yang padat?