Home
/
Health

Studi: Orang yang Memberi Lebih Bahagia Daripada yang Menerima

Studi: Orang yang Memberi Lebih Bahagia Daripada yang Menerima
Birgitta Ajeng05 March 2018
Bagikan :

Uzone.id-Pepatah klasik mengatakan bahwa semakin banyak memberi, semakin banyak menerima. Bila disandingkan dengan hasil penelitian baru, keduanya mungkin saling berkaitan. Studi tersebut mengungkapkan bahwa otak memberikan respons kebahagiaan pada orang mau berbagi dengan orang lain.

Ilmuwan di Swiss menggunakan pemindaian otak untuk melacak aktivitas di daerah otak yang terkait dengan sosialisasi, pengambilan keputusan, dan kebahagiaan. Mereka menemukan bahwa perbuatan memberi memicu perubahan otak yang membuat orang lebih bahagia.

"Temuan ini mengungkapkan bahwa mengeluarkan uang untuk orang lain dan bukan untuk diri sendiri bisa menjadi jalan alternatif menuju kebahagiaan," kata Philippe Tobler, penulis studi, seperti Uzone.id kutip dari WebMD. Tobler juga merupakan ahli di University of Zurich, Switzerland.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications ini, para peneliti melibatkan 50 warga Swiss sebagai responden. Para peneliti mengatakan bahwa mereka akan memberikan uang sebesar  

Menurut Tobler, hal ini mungkin terjadi karena merujuk pada konsep kuno yaitu apa yang ditanam, itu yang dituai. Pada kesempatan berbeda, Kit Yarrow, seorang ahli di Golden Gate University, San Francisco, mengomentari studi ini.

Dia mengatakan bahwa keseluruhan temuan tersebut tidak mengejutkan sama sekali. “Kita, sebagai manusia dapat memiliki fungsi paling baik saat saling terhubung dengan manusia lain,” kata Yarrow.

"Manusia dirancang untuk merespons satu sama lain secara empati, dan kita memberikan perlindungan kebaikan yang lebih besar untuk keseimbangan diri sendiri. Dengan kata lain, kita menerima kebahagiaan dari membantu orang lain.”

Untuk mengeksplorasi masalah ini, tim studi mendaftarkan 50 warga Swiss. Para periset mengatakan kepada mereka bahwa mereka masing-masing akan menerima 25 franc (sekitar 366 ribu rupiah) setiap minggu, selama satu bulan.

Setengah dari responden berjanji menggunakan uang tersebut untuk membelanjakan hadiah atau makan malam untuk orang lain. Sedangkan kelompok lainnya berkomitmen untuk menggunakan uang itu untuk diri sendiri.

Mereka juga menjalani pemindaian otak menggunakan magnetic resonance imaging (MRI) yang berfokus pada aktivitas di tiga wilayah otak. Para peneliti menemukan bahwa aktivitas otak yang terkait dengan kebahagiaan, meningkat setelah orang membuat komitmen untuk melakukan perbuatan murah hati kepada orang lain.

Selanjutnya, para peneliti menemukan bahwa aktivitas otak yang terkait dengan kebahagiaan juga meningkat ketika mereka benar-benar memberi. Menariknya, tindakan memberi yang relatif kecil menimbulkan efek kebahagiaan yang besar.

Jadi, sudahkah kamu berbagi dengan orang lain hari ini?

populerRelated Article