Geger Startup Builder.ai Bangkrut, Microsoft Jadi Korban Tipu

Uzone.id – Builder.ai bangkrut. Perusahaan yang berpusat di London tersebut telah menipu para investor, termasuk Microsoft, dengan klaim teknologi AI milik mereka. Melalui laman Linked, Builder.ai menuliskan bahwa saat ini mereka tengah memasuki proses kebangkrutan.
"Meskipun tim kami saat ini telah berupaya keras dan menjajaki setiap opsi yang memungkinkan, bisnis ini belum dapat pulih," kata perusahaan tersebut.Sebenarnya, apa yang terjadi?
Perusahan yang sebelumnya dikenal dengan nama Engineer.ai ini memperkenalkan diri sebagai platform pembuatan perangkat lunak dengan bantuan AI.
Dalam pengoperasiannya, Builder.ai mendapatkan dukungan dari investor besar, termasuk Microsoft, Qatar Investment, Authority, SoftBank's DeepCore, hingga IFC.
Dilaporkan bahwa perusahaan berhasil mengumpulkan invesatasi lebih dari $455 juta (sekitar Rp7,37 triliun) dengan valuasi $1,5 miliar.
Builder.ai menawarkan solusi inovatif di mana pengguna dapat membangun perangkat lunak tanpa perlu melalui proses coding yang rumit. Pengguna akan dibantu lewat asisten AI yang mereka kembangkan, Natasha.
Klaimnya, pengguna hanya perlu menuliskan prompt dari aplikasi yang ingin diciptakan, dan Natasha akan mewujudkannya.
Namun, bertentangan dengan klaim miliknya, proses pengembangan Builder.ai ternyata mengandalkan sekitar 700 teknisi di India. Para teknisi akan menulis kode secara manual untuk proyek klien, sementara perusahan menggembor-gemborkan pekerjaan tersebut sebagai hasil karya AI.
Kedok ini mulai terbongkar setelah pengamat dan orang dalam Builder.ai secara terbuka menuduh perusahaan melakukan penipuan. Mantan karyawan Builder.ai, bahkan mengugat perusahan dengan klaim bahwa ia dipecat karena melaporkan kekhawatiran atas praktik penipuan.
Pengajuan hukum mengungkapkan bahwa Builder.ai telah menyesatkan investor dengan mengklaim bahwa aplikasi 80 persen dibuat oleh AI, meskipun teknologi pendukungnya hampir tidak berfungsi.
Mantan karyawan lainnya kemudian mengonfirmasi bahwa perusahaan tersebut “hanya terdiri dari insinyur, tidak ada AI”.
Setelah penyelidikan lebih lanjut, ditemukan kemungkinan bahwa Builder.ai mungkin saja terlibat dalam praktik penipuan keuangan dengan perusahan media sosial, India VerSe, untuk membuat angka penjualan terlihat besar.
Kedua perusahaan itu dilaporkan saling menukar faktur yang digelembungkan untuk mendongkrak angka penjualan secara artifisial antara tahun 2021 dan 2024. Kemungkinan besar, taktik tersebut dilakukan untuk menarik investor.
Namun, pihak VerSe membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai tuduhan tidak berdasar.
Sementara penyelidikan terus berlangsung, dilaporan juga jika perusahaan tengah berutang $85 juta (sekitar Rp1,36 triliun) kepada Amazon, dan $30 juta (sekitar Rp488,47 miliar) kepada Microsoft dalam bentuk layanan cloud yang belum dibayar.
