Sense of Ownership dalam Bekerja, Apa Manfaatnya?
Ilustrasi foto: Uzone.id/Vecha Permata Sari
Uzone.id — Orang bekerja memang untuk mencari nafkah. Namun, pada kenyataannya, dalam menjalankan pekerjaan ada sejumlah ‘aturan’ yang dapat menunjang pengembangan diri agar hasil lebih maksimal dan memuaskan. Salah satunya sense of ownership.
Artinya, bukan semerta-merta bahwa kita yang memiliki perusahaan, bukan. Namun, lebih kepada rasa memiliki terhadap pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepada kita.Rasanya kalau bekerja hanya asal selesai saja, robot juga bisa melakukannya dengan mudah. Memiliki sense of ownership seperti gampang-gampang susah. Namun, apabila kita menerapkannya, lebih besar kemungkinan kita dapat memperoleh hasil yang lebih baik.
Baca juga: Kenapa Perekrut Kerja Suka 'Intip' Akun Media Sosial Kita?
Analogi yang sering saya sampaikan terkait hal ini adalah anak atau hewan peliharaan. Apabila kita memiliki anak dan anak tersebut sakit, sebagai orang tua pasti kita akan melakukan segala cara untuk memastikan si anak sembuh.
Lalu, saat kita ditanya oleh sahabat kita misalnya tentang kondisi anak, kita tidak hanya akan menjawab, “Oh iya sedang sakit.”
Kita akan bertanya apakah sahabat kita memiliki pengalaman terkait penyakit tersebut atau apakah sahabat kita memiliki rekomendasi dokter yang paling baik.
Kita akan melakukan segala upaya karena itu adalah anak kita — we own them. Itulah sense of ownership.
Dengan analogi yang sama, apabila kita diberi tugas di kantor, kemudian tugas tersebut ternyata memperoleh hasil yang kurang maksimal, apa yang harus kita lakukan?
Jika atasan bertanya kepada kita dan kita menjawab, “Maaf pak, hasilnya tidak sesuai target,” maka besar kemungkinan atasan kita akan kecewa.
Sebaliknya, jika kita menjawab dengan alasan yang sangat jelas beserta rencana untuk mengejar target atau pertanyaan yang tepat kepada atasan kita, atasan kita akan lebih menghargai.
Inilah sense of ownership. Atasan yang baik akan memberikan jawaban atau masukan terhadap rencana atau pertanyaan kita sehingga lebih besar kemungkinan kita untuk mencapai target.
Untuk menumbuhkan sense of ownership, hal yang harus dilakukan tidak hanya terletak pada masing-masing karyawan. Perusahaan juga mesti menumbuhkan suasana yang memicu karyawan agar memiliki hal ini.
Baca juga: Nafsu Paling Berbahaya Adalah Belanja Online
Salah satu hal utama yang dapat dilakukan perusahaan adalah membiasakan manager atau atasan untuk tidak micromanage terhadap tim.
Atasan dapat memberikan target besar, namun dalam pelaksanaannya, karyawan diberi kebebasan atau peluang untuk mengejar target tersebut dengan cara yang paling sesuai bagi masing-masing.
Dengan demikian, jiwa entrepreneurial dan pada akhirnya ownership pelan-pelan akan terbangun karena karyawan sendiri yang kemudian memunculkan aksi-aksi untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
Sense of belonging mirip dengan sense of ownership hanya terdapat sedikit perbedaan.
Sense of ownership berbicara tentang bagaimana kita memandang tugas yang diemban kita di perusahaan, sedangkan sense of belonging terkait dengan peran dan interaksi antara kita dengan orang lain di perusahaan.
Keduanya bukan hal yang harus dipertentangkan bahkan sebaliknya saling melengkapi.
Karyawan yang memiliki kedua sense ini besar kemungkinan akan dipandang sebagai karyawan yang inovatif dan memiliki peluang lebih besar untuk maju.