Riset Bain & Company: Kelangkaan Chip Bisa Sampai 2022
-
Uzone.id - Kelangkaan chip yang terjadi di pasar global ternyata tak hanya berdampak pada industri otomotif. Bahkan menurut riset Bain & Company, semikonduktor langka hanya berimbas 10 persen di industri otomotif ketimbang 70 persen di pasar elektronik.
Dilansir melalui Straits Times, Jumat, 4 Juni 2021, Bain & Company menyebut jika kelangkaan chip ini akan berlangsung sampai tahun depan. Tak hanya otomotif tapi juga meluas ke pasar PC, smartphone sampai konsol game. Hal ini sudah terlihat jelas di pasar consumer electronics, sejak Maret sampai April kemarin."Para pemain pasar elektronik seperti Apple, Sony, Nintendo atau Dell, sudah bersiap sejak lama untuk mengantisipasi kelangkaan semikonduktor ini. Namun belakangan mereka mulai merasakan dampaknya di level produksi. Dampaknya terasa mulai dari produksi mesin toaster, mesin cuci, sampai manufaktur yang lebih besar lagi," ujar partner di Bain & Company, Tom Wendt.
Baca juga: Mobil Modern Makin Bucin Sama Chip
Sebagian besar terdampak oleh pandemi Covid-19, yang secara dramatis telah mendorong permintaan dari industri konsumen pada saat yang sama. Permintaan di level konsumen telah tumbuh sekitar 30 hingga 40 persen, sebuah pertumbuhan yang sulit untuk diikuti dengan segala fasilitas yang ada.
Isu lainnya yang berkontribusi pada kelangkaan ini adalah rantai pasokan multinasional yang sangat kompleks dan waktu tunggu yang lama. Dengan latar belakang ini, masalahnya tidak lagi khusus untuk industri otomotif dan bagaimana sektor ini bersaing untuk mendapatkan bagian dari alokasi chip. Oleh karena itu harus ada pergeseran fokus ke arah penambahan kapasitas industri daripada realokasi sumber daya. Demikian menurut laporan Bain & Company.
Memang, telah ada upaya signifikan dari pemain besar semikonduktor untuk meningkatkan belanja modal dalam meningkatkan kapasitas produksi. Taiwan Semiconductor Manufacturing Co, misalnya, pada bulan April telah meningkatkan belanja modalnya menjadi USD30 miliar. Intel juga menghabiskan sekitar USD20 miliar untuk membangun pabrik semikonduktor baru di Arizona, AS.
Pandemi berkepanjangan saat ini gak hanya membuat penjualan mobil melesu, tapi juga masih terus menganggu produksi mobil karena kelangkaan chip atau semi konduktor.
Krisis semi konduktor ini, dilaporkan Autocar, membuat sejumlah pabrikan otomotif mengurangi bahkan menghentikan sementara produksi mereka. Jaguar Land Rover dan Ford salah satu contohnya.
Ford dilaporkan telah menghentikan produksi di pabrik mereka yang berada di Turki, serta menghentikan produksi Ford Transit untuk pasar Eropa per 19 April hingga 13 Juni 2021.
Baca juga: Elon Musk Umumkan, Beli Tesla Bisa Pakai Bitcoin
Kemudian di Jerman dan Rumania, pabrik Ford di Saarlouis yang memproduksi Ford Focus, juga Ford Fiesta sudah tidak produksi lagi sejak Februari 2021.