Home
/
Technology

Ribut Soal Momo Challenge, Sebenarnya ini Apa Sih?

Ribut Soal Momo Challenge, Sebenarnya ini Apa Sih?

-

Hani Nur Fajrina03 March 2019
Bagikan :

 (Foto: Instagram/@guardiankidsec)

Uzone.id -- Mungkin ada yang pernah dengar tentang Momo Challenge pada pertengahan 2018 lalu. Tapi, mendadak Momo Challenge jadi bahan perbincangan lagi nih gara-gara anak kecil sampai remaja di Amerika mengaku diteror oleh sosok menyeramkan di media sosial.

YouTube tampaknya sudah menjadi medium hiburan semua umur, termasuk anak-anak. Ketika mereka sedang asyik nonton video, tiba-tiba muncul sosok mengerikan seperti boneka perempuan badan kurus, matanya besar banget, dan mulut lebar ke samping seperti paruh burung. Sekali sosok ini muncul, dia akan menantang audiens agar melakukan hal-hal berbahaya, salah satunya bunuh diri. Dia dipercaya adalah "Momo".

Ada beberapa hal tentang Momo Challenge yang sekiranya perlu diketahui supaya gak penasaran-penasaran amat, gaes.

Baca juga: Facebook Basmi Ratusan Grup dan Akun Penyebar Hoax

1. Pertama kali disorot Juli 2018

Mengutip berbagai sumber, Momo Challenge awalnya diketahui netizen pada Juli 2018, awalnya dari seorang YouTuber bernama ReignBot. Challenge ini menyasar remaja, muncul di pesan teks via WhatsApp untuk meyakinkan para pengguna untuk menghubungi “si Momo” melalui ponsel.

Pengguna yang termakan rayuan ini akan diberi berbagai instruksi untuk melakukan berbagai hal, kalau ada yang menolak maka akan diberi ancaman. Hal-hal yang disuruh itu pun memang gak masuk akal, seperti menyakiti orang-orang terdekat sampai bunuh diri.

2. Merambah tak cuma di WhatsApp

Sosok Momo yang begitu serem ini kemudian merambah ke platform digital lain seperti YouTube, Facebook, Twitter, hingga game Fortnite.

Mengutip VOA Indonesia, ada beberapa orang tua di daerah Carolina Utara melaporkan ke polisi bahwa anak-anak mereka melihat gambar tidak menyenangkan dan mengganggu yang muncul secara tiba-tiba saat mereka nonton video di YouTube.

Baca juga: Makin Banyak Pedofil di Konten Video Anak

3. Kembali marak dan bikin otoritas keamanan waspada

Mendadak ‘wabah’ ini jadi marak lagi di berbagai negara Barat. Sejumlah badan keamanan seperti National Online Safety dan Police Service of Northern Ireland mengeluarkan peringatan tentang hal ini di Facebook dan Twitter pada 26 Februari kemarin. Isinya pedoman bagi orang tua untuk memonitor aktivitas anak-anak di internet. Momo Challenge kesannya jadi hal super krusial gitu.

Preview
(Foto: Durham Emergency Communications Center)

4. Ngiklan di YouTube?

Biasanya, kalau ada konten yang muncul di sela tontonan, kemungkinan besar itu adalah iklan AdSense dari YouTube. Apa jangan-jangan Momo Challenge sengaja mengiklan di YouTube buat menakut-nakuti netizen anak?

5. Hoax?

Ada tanggapan penting dari YouTube langsung beberapa hari lalu melalui akun Twitternya. Anak perusahaan Google ini secara terbuka mengatakan tidak ada konten video yang mempromosikan Momo Challenge.

Kami ingin menjelaskan sesuatu tentang Momo Challenge: tidak ada bukti video yang mempromosikan Momo Challenge di YouTube. Video-video yang mendorong hal-hal berbahaya berlawanan dengan kebijakan kami,” cuit YouTube.

YouTube kemudian melanjutkan twitnya, “jika Anda melihat video yang mengandung tantangan berbahaya di YouTube, kami mendorong kalian agar segera langsung melaporkan kepada kami. Tantangan seperti ini sudah jelas melanggar Pedoman Komunitas kami.”

Terlepas dari pernyataan YouTube tersebut, berbagai media internasional mengatakan bahwa Momo Challenge ini adalah hoax viral yang disebarluaskan oleh media lokal dan orang tua parno di berbagai negara.

Sosok Momo yang digunakan juga ternyata mengambil dari karya pahatan Link Factory, sebuah perusahaan efek spesial di Jepang, yakni wujud perempuan setengah burung.

Mengutip archive.org, kemungkinan besar teror Momo ini bukan perkara tantangan digital yang berniat untuk mengobrak-abrik kehidupan rapuh anak-anak oleh oknum jahil, namun cenderung sebuah virus jahat (malware) peretasan privasi pengguna.

Mau apapun itu, sebagai orang tua tetap wajib mendampingi anak saat sedang beraktivitas di dunia maya, termasuk melakukan kontrol terhadap konten hingga waktu pemakaian gadget yang menjadi alat penyambung ke konten digital.

populerRelated Article