Review Susah Sinyal: Layak Ditonton, Jangan Ekspektasi Lebih
-
Ernest Prakasa berjudi besar dengan keluar dari zona nyaman saat menggarap film ketiga yang ditulis dan disutradari sendiri olehnya.
Susah Sinyal begitu judul film ini diangkat, masih mengangkat masalah hubungan keluarga, tentang orangtua dengan anak.
Namun beda dengan film Cek Toko Sebelah ataupun Ngenest The Movie, tak ada lagi porsi besar cerita soal Keturunan Tionghoa yang menjadi jualan Ernest selama ini.
Perbedaan lainnya, di film ini juga Ernest rela mengurangi spotlight untuk dirinya sebagai pemeran utama, dan memberikan intrik cerita ke Ellen (Adhinia WIrast)i dan Kiara (Aurora Ribero).
Proses Ernest sebagai sutradara memang semakin matang di tiap filmnya. Malahan, di Susah Sinyal dia memberikan penyegaran dengan mengambil keindahan Sumba.
Sudut-sudut pengambilan gambar untuk membangun karakter dan cerita, Komika jebolan Stand Up Comedy ini pun semakin naik kelas. Walaupun sebetulnya, Ernest agak kurang mengeksplorasi Sumba itu sendiri, entah memang kebutuhan cerita atau keterbatasan durasi.
Di film Susah Sinyal, ada tiga konflik yang diangkat. Single mother (Ellen) yang mencoba menata hubungan dengan anaknya beranjak remaja (Kiara), kisah Iwan (Ernest Prakasa) yang akan menikah dan Mamanya (Dayu Wijanto) yang begitu ribet mengurusinya.
Terakhir soal perceraian pasangan artis Cassandra (Giesel Anastasia)-Marco (Gading Marten) serta perebutan hak asuh anak.
Ketiga konflik tadi di-benang merah mengenai hubungan orangtua dan anaknya.
Seperti di dua film Ernest sebelumnya, banyak unsur komedi yang ditampilkan. Ramuannya tetap sama, memanfaatkan komika seperti Arie Keriting, Abdur, Ge Pamungkas, Dodit, Acho, Lolox dan Achie untuk memancing kelucuan.
Belum lagi akting polos dari Valarie Thomas yang membuat gelak tawa.
Salah? Tidak, malah lucu banget. Tidak perlu unsur slapstick, setup segar kemudian punchline cerdas menghasilkan joke-joke yang bakal membuat rahang copot.
Tapi karena ini film Drama komedi bukan komedi drama, yang terjadi malah kurang greget saat membahas dramanya.
Tidak ada kejutan sama sekali yang diharapkan dari inti cerita. Ellen yang gagal memenuhi janjinya ke Kiara untuk datang ke audisi menyanyi, atau remaja yang haus kasih sayang kemudian memberontak itu sudah (terlalu) banyak film dan sinetron yang mengangkatnya. Tapi klimaksnya, seperti antiklimaks.
Ketika konflik tambahan dari masalah Cassandra-Marco serta Iwan-Mamanya tak dituntaskan, malah terkesan menggantung.
Saya sih tadinya berharap intrik antara Iwan-Mamanya turut mendapat porsi yang tak harus besar, tapi penting pas. Entah karena tak ingin lagi ditempel ‘soal Tionghoa-nya’ atau ketiadaan waktu jadinya malah berakhir aneh.
Secara garis besar, Ernest Prakasa harus diakui memang naik kelas dari segi kualitas pengambilan gambar. Sangat layak ditonton, namun juga jangan berekspektasi lebih.
Mudah-mudahan saya salah, Susah Sinyal akan sukses menggaet penonton sebanyak Cek Toko Sebelah, tapi ragu bisa merengkuh penghargaan karena kualitas ceritanya.
Saya beri skor 7/10 untuk film Susah Sinya ini.