Review Singkat Ayaneo Geek: Power Setara Laptop, Main Game Apa Aja Bisa
Ayaneo Geek (Foto: Muhammad Faisal/Uzone.id)
Uzone.id - Di tahun ini, ada banyak ‘racun’ buat para gamer, terutama bagi gamer kelas berat. Gak cuma laptop gaming dengan spesifikasi tinggi, beredar juga konsol gaming handheld berbasis Windows 11 yang tersedia resmi di Indonesia.
Ya, kalian gak salah liat. Kini, main game PC semudah main game mobile di smartphone Android atau iPhone. Sejauh ini, ada dua konsol gaming handheld yang beredar resmi di Indonesia, salah satunya adalah Ayaneo Geek yang dibawa Erajaya Active Lifestyle.Harganya gak murah memang, apalagi kalau dibandingkan dengan Asus ROG Ally. Di Indonesia, Ayaneo Geek dibanderol Rp20 jutaan, dan cuma tersedia dengan RAM 16 GB dan ruang penyimpanan 512 GB.
Tim Uzone.id jadi salah satu yang pertama di Indonesia yang jajal konsol gaming handheld ini. Berikut impresi kami dalam review singkat Ayaneo Geek yang resmi dijual di Indonesia.
Kecil, tapi bulky
Uzone.id telah mencoba langsung Asus ROG Ally, pesaingnya. Dan ketika menggenggam Ayaneo Geek, konsol ini sedikit lebih kecil rasanya, tapi agak lebih berat dan terasa bulky di tangan.
Di atas kertas, Ayaneo Geek punya dimensi 26,4 x 10,5 x 3,6cm dengan bobot 680 gram. Sementara Asus ROG Ally, dimensinya mencapai 28 x 11,1 x 2,12 - 3,24cm dengan berat hanya 608 gram.
Di bagian depan, layar sentuh seluas 7 inci dikelilingi bezel ramping dan diapit oleh dua kontroler yang sangat sederhana. Beneran deh, Ayaneo Geek ini jadi konsol sederhana tanpa gimmick yang aneh-aneh.
Semuanya, mulai dari D-Pad, analog, trigger, dan tombol-tombol pendukung, diberikan warna hitam matte. Layout D-Pad di konsol ini sebenarnya mirip kontroler Xbox ‘ABXY’.
Tapi, Ayaneo gak memberikan warna berbeda pada tiap tombolnya. Semuanya diberikan warna hitam, jadi agak nyaru sebenarnya. Alhasil, buat gamer yang tak terbiasa pakai Xbox, agak bikin kagok juga saat pertama kali menggunakannya.
Gak lengkap dong kalau gak ada RGB? Ayaneo Geek memang ada RGB-nya, tepatnya pada analog kiri dan kanan konsol ini.
Tapi, entah kenapa, penerangan RGB-nya kerasa ‘boring’. Warna yang dipancarkan RGB ini kurang terang dan kurang asyik rasanya, beda dengan Asus ROG Ally yang sudah kami coba sebelumnya.
Ada plus-minus memang dari konsol gaming handheld besutan perusahaan asal China ini. Kelebihan Ayaneo Geek, dengan ukuran yang lebih kecil, konsol ini sebenarnya nyaman digenggam. Apalagi, grip pada tepian bawah kontrolernya juga pas di tangan.
Kemudian, ketersediaan port pada Ayaneo Geek juga lengkap. Total ada tiga port USB-C, dimana dua di antaranya adalah USB Gen 4 yang terletak di atas. Satu port USB-C di bagian bawah hanya untuk mengisi daya perangkat ini, atau menghubungkannya dengan docking khusus.
Bicara soal docking, tersedia docking yang memuat berbagai port tambahan lainnya, termasuk HDMI untuk menghubungkannya dengan GPU eksternal, USB-A, USB-C, microSD dan SD Card reader.
Kekurangan dari desain Ayaneo Geek, warna yang dibuat senada untuk semua sektornya, baik itu bodi sampai tombol, warnanya dibikin sama. Kemudian, tak ada trigger tambahan di bagian bawah konsol, tak seperti Asus ROG Ally.
Layar yang….. biasa saja
Biasa banget layar yang diusung Ayaneo Geek. Gak ada refresh rate tinggi, resolusinya rendah, IPS LCD pula. Standar banget, dan kurang buat sebuah konsol gaming yang harganya Rp20 juta.
Bayangin aja Asus ROG Ally deh. Konsol ini sudah punya layar IPS LCD, resolusinya tinggi, dukung refresh rate sampai 120Hz pula.
Layar Ayaneo Geek seluas 7 inci, resolusinya pun HD (naik sedikit), tepatnya 1280 x 800 piksel. Gak ada dukungan refresh rate tinggi, standar 60Hz saja.
Secara visual tentu agak kurang, terlebih layar 7 inci yang terbilang besar cocoknya didukung juga dengan resolusi yang tinggi. Kami coba main game AAA yang sudah tersedia, seperti GTA V, Assassin's Creed IV, NBA 2K22, hingga Need for Speed Heat.
Secara tampilan smooth, dimana rerata game ditampilkan pada 60 FPS. Cuma dari warna sampai detailnya agak kurang. Tekstur pada game kurang terlihat dengan baik di game ini, warnanya pun tak segonjreng laptop gaming atau bahkan Asus ROG Ally sekalipun.
Layar yang biasa saja, untungnya didukung oleh speaker yang impresif. Speaker ini terletak di bagian bawah konsol, suaranya mantul dan tidak pecah, walau kami set volume hingga 100 persen.
Pakai prosesor AMD khusus laptop
Kalau Asus ROG Ally ditenagai prosesor AMD yang dirancang khusus untuk konsol gaming handheld, Ayaneo Geek justru ditopang oleh chipset yang biasa dipakai pada laptop ringkas masa kini, yakni AMD Ryzen 7 6800U.
Untuk diketahui, di Indonesia ada beberapa laptop yang ditenagai prosesor tersebut, sebut saja Asus Zenbook S 13 OLED, Vivobook 14X, Acer Swift Edge, Lenovo Yoga 7, dan lain sebagainya.
AMD Ryzen 7 6800U dibuat menggunakan arsitektur 6nm TSMC dengan core CPU mencapai 8-core dan 16-thread. Base clock chipset ini mencapai 2,7GHz, dimana max boost yang disanggupinya mencapai 4,7 GHz.
Chipset ini dipadukan dengan RAM 16 GB LPDDR5 dengan memori penyimpanan 512 GB berjenis SSD PCIe 3.0 M.2. Head of IoT Lifestyle Division Erajaya Active Lifestyle, Ericko Abraham menyebut, pengguna bisa upgrade ruang penyimpanan konsol ini sampai 8 TB menggunakan slot SSD yang tersedia.
Adapun baterainya mencapai 50,25 Whr. Kami belum mendapatkan kesempatan untuk menguji baterainya secara langsung.
AYASpace
Basis sistem operasi Ayaneo Geek adalah Windows 11. Launcher khususnya bernama AYASpace. Satu kata buat OS Ayaneo Geek, labil. Kami menyebut ini, lantaran AYASpace bukanlah UI seperti yang dibayangkan.
Ini hanyalah aplikasi yang bisa dijalankan dengan klik (menyentuh dua kali di layar) ikonnya di desktop Windows 11. Kami dapat dengan mudah berpindah antara AYASpace dan user interface Windows 11, seperti gonta-ganti aplikasi saja di laptop Windows.
Agak anehnya lagi, perwakilan Urban Republic menyebut, nantinya konsol yang beredar di Indonesia akan berjalan di Ayaneo OS berbasis Linux. Hingga kini belum digulirkan OS tersebut, lantaran Ayaneo OS disebut masih memiliki beberapa bug.
Namun setelah stabil, pengguna Ayaneo Geek akan menerima pembaruan untuk berganti ke Ayaneo OS.
Bicara soal AYASpace, sebenarnya launcher ini punya tampilan yang memudahkan pengguna untuk memilih berbagai game di library-nya, mengatur performa perangkat, dan menyesuaikan berbagai pengaturan lainnya.
Ada beberapa fungsi yang bisa dimanfaatkan pengguna. Terpenting sih mode-mode yang memungkinkan pengguna menyesuaikan kinerja perangkat, yakni PowerSaving, Balance, Game, sampai Pro Mode. Ada juga pengaturan untuk mengontrol kecepatan kipas pendingin, dimana Wild menjadi level tertingginya.
Kesimpulan
Lagi-lagi yang bikin kami terkesan dengan konsol ini adalah, kebebasan main game PC dengan gratis AAA di mana saja dan kapan saja. Gak perlu berat-berat bawa laptop, tinggal nyalain konsol dan mainkan game yang sudah kalian download.
Pengalaman gaming juga terasa maksimal, karena kami gak menemukan permasalahan apapun saat menggunakannya. Baik itu kesalahan remapping kontrol, gameplay yang glitch, atau penurunan performa karena tidak dihubungkan pada adaptor pengisi daya.
Yang bikin terkesan lainnya, haptic feedback di kontroler ini bikin experience gaming makin oke lagi. Ditembak musuh, mobil tabrakan, dan interaksi game lainnya, bakal menimbulkan efek getaran yang langsung bisa dirasakan oleh tangan.
Cuma memang ada beberapa kekurangan yang seharusnya bisa diantisipasi oleh Ayaneo pada konsol generasi berikutnya. Concern kami adalah layar, karena resolusi biasa dan tanpa refresh rate itu beneran bikin pengalaman visual agak berkurang.