Review Infinix GT Book: Bukti Infinix Bisa Bikin Laptop Gaming Bagus
Uzone.id - Infinix terjun ke ranah laptop gaming lewat produk pertamanya, GT Book. Spesifikasi tinggi dengan harga yang ‘rata kiri’ jadi daya tarik utama dari Infinix GT Book, lantaran harga termurahnya saja cuma Rp12.999.000 di Indonesia.
Infinix sangat serius menggarap laptop gaming pertamanya. Bila kebanyakan paket pembelian laptop gaming hanya berisi charger saja sebagai aksesori tambahan, Infinix sampai menyertakan headphone, mouse, hingga desk mat dalam paketnya.Tim Uzone.id mendapat kesempatan untuk menguji Infinix GT Book secara langsung, jadi berikut review lengkap kami yang mencakup kelebihan dan kekurangan dari laptop gaming ini.
Konsepnya mirip GT 20 Pro
Infinix punya pakem sendiri soal desain perangkat gaming-nya. ‘Mecha Design’, rancangan yang mereka terapkan pada smartphone-nya, sekarang dihadirkan pada laptop gaming Infinix GT Book.
Dari nama warnanya saja sudah Mecha Silver, dan laptop ini juga dilengkapi Mecha Bar, panel RGB yang diletakkan pada tepian bawah layarnya. Penampang belakang layarnya tak disematkan panel RGB sama sekali, tapi secara keseluruhan desainnya ‘cukup ramai’ dan memang gaming banget.
Infinix GT Book dibuat menggunakan material AD Aluminium Alloy yang tangguh, bebas korosi, namun tetap ringan. Bobot Infinix GT Book mencapai 1,99 kg dengan ketebalan bodi 19 mm, masih cocok dibawa-bawa oleh para gamer dengan tingkat mobilitas yang tinggi.
Warna bodinya dominan abu-abu tua yang dipadukan dengan pola garis-garis ekstrem pada penampang belakang layar. Plus, ada lingkaran yang sangat mengingatkan kami pada desain bodi belakang Infinix GT 10 Pro maupun GT 20 Pro.
Infinix paham, gamer inginnya tampil berbeda. Bukan saja tampilan luar yang kelihatan gaming banget. Coba balik laptop ini, langsung terlihat ventilasi berwarna oranye dengan aksen yang tegas dan cenderung futuristik. Warna ini juga diberikan pada tonjolan di bagian tengah yang membuat bodi laptpp sedikit terangkat.
Secara keseluruhan, Infinix menurut kami berhasil dalam merancang laptop gaming pertamanya. Desainnya stand out, dan tetap memperhatikan kualitas dan detail-detail yang kemungkinan besar bakal disukai oleh para gamer yang menggunakannya.
Keyboard standar, punya 4 zona RGB
Tampilan oke lah, tapi ‘rasanya’ boleh dibilang sangat standar. Hal ini berlaku pada keyboard dan touchpad laptop ini. Ibarat makanan, plain atau hambar saja kedua komponen utama pada Infinix GT Book.
Keyboard-nya mengusung layout full-sized berkat kehadiran numpad di sisi kanannya. Ketersediaan numpad kasih keuntungan buat para gamer, khususnya bagi mereka yang rutin menggunakan makro saat main game RPG misalnya.
Ada beberapa catatan pada keyboard dan touchpad Infinix GT Book, kelebihan dan kekurangan bisa dibilang.
Pertama, seperti yang kami bilang di awal, sangat standar. Gak ada sensasi cetak-cetek ketika kami pakai laptop ini untuk mengetik misalnya, atau saat mengontrol karakter di GTA V maupun game FPS open world menggunakan keyboard. Gak ramai saja rasanya.
Kedua, area touchpad yang memang agak aneh karena terlalu ke kiri menurut kami. Subjektif memang, tapi bikin posisi tangan kiri jadi agak kagok, terutama bagi kami yang seringnya menggunakan tombol WASD untuk mengontrol karakter pada game-game open world.
Dan ketiga, keyboard ini memiliki 4 zona pencahayaan. Efek RGB-nya bisa dikontrol via ControlCenter. Ada banyak efek, mulai dari AlwaysOn, Breath, Rainbow, Wave, Clock, sampai Flow. Intensitas cahaya dan opsi warnanya juga bisa dikustom sesuai keinginan.
Layar biasa saja, audionya oke
Infinix GT Book mengusung layar IPS LCD seluas 16 inci dengan resolusi 1.920 x 1.200 piksel, dan sudah mendukung variable refresh rate (VRR) 120Hz. Lapisan layarnya dibuat matte, oke untuk pemakaian dalam ruangan tapi tidak kami rekomendasikan di luar ruangan.
Sebab, intensitas cahaya layarnya maksimal 300 nits saja. Sudah dimentokin pun, kalau ngegame atau kerja di luar ruangan dengan laptop ini, rasanya kurang memadai.
Aspek rasionya 16:10 yang umum di segmen laptop gaming. Kualitasnya secara umum lumayan lah, dan untungnya dipadukan dengan sistem audio yang ciamik bagi kami.
Infinix GT Book dilengkapi dengan speaker stereo yang ditempatkan pada kedua sisi dan mengarah ke bawah. Sudah ada aplikasi DTS untuk meracik kembali keluaran suaranya.
Kalian bisa mengatur 4 mode suara, Music, Movies, Games, dan Custom. Pada mode terakhir, ada tiga opsi keluaran suara stereo, yakni Wide, In-Front, dan Traditional. Kami sih senangnya Wide, karena dentuman suara terasa lebih lebar, lebih cocok saat main game dengan efek audio yang keras.
Di mode ini juga, ada 3 opsi peningkatan suara, yakni Treble, Vocal, dan Bass yang bisa di-boost sesuai kebutuhan.
ControlCenter
Kalau Asus ada Armoury Crate, Acer ada Predator Sense, Infinix punya ControlCenter. Jujur Infinix, sebaiknya pertimbangkan nama lain yang lebih catchy lagi, ControlCenter sangat mainstream buat kami.
Kenapa gak pakai nama ‘GT Verse’ saja? Lebih masuk ke dalam upaya Infinix untuk memperluas ekosistem gaming mereka di pasaran, dan nama ini memang sudah digaungkan sejak lama, kan? Well, sekadar saran saja.
Nama yang biasa, fiturnya juga ternyata juga…… sangat biasa. Cuma ada tiga fitur utama pada ControlCenter, mengatur performa tanpa adanya opsi overclock, menyesuaikan lampu RGB pada bagian keyboard dan belakang, serta kontrol sistem yang mencakup mode untuk meningkatkan putaran kipas pendingin.
Pada System Mode, hanya ada mode Office, Performance, dan Gaming. Animasinya pun masih kaku, kami sangat berharap Infinix melakukan pembaruan segera agar terlihat menarik lagi.
Pada System Settings, cuma ada opsi Fan Max saja untuk mempercepat putaran kipas pendingin. Tak ada pengaturan berapa persen kecepatan putarannya, dan opsi lain yang biasa ditemukan pada laptop gaming Asus ROG atau Acer Predator.
Dan yang bikin heran, di atas numpad keyboard ada tombol khusus untuk mengaktifkan mode performa. Yang jadi masalah, mau ditekan langsung atau menggunakan tombol Fn pun, tak ada info apakah fitur tersebut sudah aktif atau belum.
Satu-satunya cara untuk mengetahuinya, ya harus membuka ControlCenter. Infinix, experience pada software juga sangat penting lho. Yuk, update segera!
Spesifikasi dan performa
Infinix GT Book yang kami review merupakan versi tertinggi dengan prosesor Intel Core i9-13900H yang dipasangkan dengan kartu grafis Nvidia GeForce RTX 4060 8 GB GDDR6 yang terasa powerful untuk laptop gaming di bawah Rp 20 juta.
Disandingkan dengan RAM 5200 MHz LPDDR5X 16 GB, SSD 512GB PCIe 4.0 NVMe, dan baterai 70 Wh. Bicara benchmark, sejumlah pengujian telah kami lakukan. Berikut selengkapnya:
3DMark Speed Way, benchmark ray tracing untuk laptop gaming. Pada pengujian ini, Infinix GT Book mencatatkan skor 2.406 poin, lebih tinggi dari skor rata-rata dengan Intel Core i9-13900H dan Nvidia GeForce RTX 4060 setara. Dan, simulasi grafis yang tinggi ditampilkan pada rata-rata 24,06 FPS pada laptop ini.
Demikian dengan Steel Nomad, Infinix GT Book juga meraih skor di atas rata-rata dengan spesifikasi yang sama, tepatnya 2.106 poin berdasarkan 3DMark. Grafis yang kompleks dari Steel Nomad ditampilkan pada 21,07 FPS.
Beberapa judul game dengan grafis tinggi kami mainkan, dan seluruhnya dapat dimainkan pada 100 FPS ke atas pada pengaturan grafis tertinggi, seperti GTA V, Counter Strike 2, Forza Horizon, sampai Resident Evil Village.
Dan bila kalian main game terbaru dengan grafis yang juga tinggi, jangan khawatir patah-patah. Berbekal RTX 4060, Infinix GT Book mendukung fitur DLSS (Deep Learning Super Sampling) yang dapat meningkatkan kinerja GPU menggunakan AI untuk melipatgandakan frame rate dan menambah kualitas gambar secara signifikan.
Secara overall, kami senang dengan kinerja Infinix GT Book. Performa gamingnya buas, dipakai harian juga puas. Cuma, ada dua kekurangan yang menurut kami bisa Infinix upgrade pada iterasi laptop gaming berikutnya.
Pertama, ruang penyimpanan yang terbatas. Di luar sistem, paling laptop ini hanya sanggup memuat tak lebih dari 4 game dengan menyisakan sedikit penyimpanan agar tak terlalu membebani kinerja SSD. Terlihat dari ControlCenter, SSD laptop ini menggunakan Foresee XP2100F512G yang punya kinerja cukup baik untuk memuat game-game berkualitas tinggi.
Kedua, sistem pendingin dual heat pipe memang cukup efektif mencegah laptop overheat dan mengalami penurunan performa, terlebih saat bermain game. Hanya saja, Infinix perlu merancang ventilasi udara yang lebih oke untuk menyebarkan hawa panas tidak pada satu titik saja.
Sebab, area ‘terpanas’ laptop ini saat bermain game intens adalah tepian bodi sebelah kiri, tepat pada tempat kami meletakkan pergelangan tangan saat bermain game. Cukup ganggu hawa panas ini, jadi kami berharap Infinix segera memperbaikinya.
Kesimpulan
Patut diapresiasi langkah Infinix meluncurkan laptop gaming pertamanya. Infinix GT Book telah dirancang dengan baik, walau ada beberapa kekurangan yang bisa Infinix selesaikan (mudah-mudahan) pada generasi berikutnya.
Desainnya oke dengan material yang solid. Fitur gaming-nya juga lumayan, meski harus ditingkatkan ke depannya, khususnya soal personalisasi performa yang lebih luas lagi. Spesifikasi dan performanya juga ‘rata kanan’, memanjakan para gamer intinya.
Sejumlah kekurangan yang masih ada memang, seperti ketersediaan port yang minim walau secara dimensi harusnya bisa dijejalkan beberapa colokan lagi untuk memudahkan. Terlebih tak ada RJ45, dan cuma disediakan satu USB-C saja.
Kekurangan lainnya, layar yang kurang terang intensitasnya. Cuma 300 nits dengan lapisan matte, rasanya kurang maksimal ketika main game di luar ruangan. So far untuk dalam ruangan oke-oke saja kualitasnya.
Dengan harga termurah cuma Rp12 jutaan, dan kurang dari Rp19 juta untuk varian tertinggi, Infinix GT Book layak masuk daftar wishlist kalian, gamer.