Review: Huawei Mate 20 Manjakan Milenial dengan Spesifikasi yang Lebih dari Cukup
-
(Huawei Mate 20. Uzone.id/Hani Nur Fajrina)
Uzone.id -- Biasanya kalau ada brand smartphone merilis produknya dalam dua varian, pasti varian yang lebih unggul jadi sorotan utama. Tapi dalam hal ini, Huawei Mate 20 sanggup manjakan pengguna milenial dengan deretan spesifikasi yang lebih dari cukup.Jujur, sejak gue menggunakan Huawei Mate 20 dari awal tahun baru, ada beberapa teman yang langsung penasaran, gitu. Pas tahu yang gue pegang bukan versi Pro, mereka langsung berujar, “yah, kok nggak yang Pro aja?”
Belum tahu aja mereka. Meski ada perbedaan signifikan dari sisi spesifikasi, tapi gue sebagai milenial sudah dimanjakan banget dengan Mate 20. Berikut ulasannya.
Desain classy, sumpah nggak norak
Gue sebagai milenial cukup pilih-pilih banget dengan smartphone, apalagi soal tampilan dan desain. Selama punya ponsel, selalu milih warna aman seperti hitam atau silver. Sejak Huawei P20 Pro dirilis dengan warna gradasi, awalnya gue mikir memang mau bikin tren baru aja.
Nggak tahunya, Mate 20 turut pakai warna gradasi juga! Ini suer, gue lebih suka warna Mate 20, sih… soalnya masih ada efek gelapnya, nggak terlalu mencolok warna gradasi biru-ungunya. Kalau lagi dipakai di luar rumah, warnanya tetap elegan dan nggak norak sama sekali.
Memang agak besar sih kalau digenggam, tapi ternyata kegunaannya banyak.
Layar besar, kenapa notch-nya seupil, sih?
Sebelum bahas soal manfaat dari layar besar, ada tren yang lagi nggak bisa terelakkan: layar berponi. ‘Poni’ atau notch pada layar pun jadi beragam gitu desainnya. Ada yang panjang seperti iPhone X, sampai seupil yang sering dinamakan dewdrop atau waterdrop.
Nah, Huawei Mate 20 ini mengusung notch sekecil upil bernama dewdrop. Awalnya, gue agak sebel aja, kenapa nggak sekalian tanpa notch aja, sih… tapi ternyata, di pengaturan ponsel, kita bisa ‘menghilangkan’ notch tersebut!
Lagipula ternyata kalau kita memutar video streaming di berbagai layanan digital seperti Iflix dan Netflix, notch layar secara otomatis akan ‘hilang’ jadi gue nggak terganggu sama sekali.
Layar besar, enak buat apa, ya?
Huawei Mate 20 pakai layar LCD 6,53 inci 2244x1080 pixel. Tentu bukan ukuran yang kecil untuk sebuah ponsel pintar. Apalagi tangan gue tergolong mungil...
Sebagai milenial, sebenarnya layar besar itu memang udah paling asyik untuk aktivitas hiburan seperti nonton video dan main game. Selama pakai Huawei Mate 20, ponsel ini menyajikan ketajaman gambar yang baik, resolusi tinggi, jarang ada lag.
Sayangnya, ponsel ini nggak dilengkapi sertifikasi IP53 yang bikin dia tahan air dan debu. Dengan kata lain, layar jumbo ponsel ini nggak bisa gue pakai di dalam air. Padahal kayaknya seru ‘kan… Tapi lagi-lagi fitur anti air ini sebenarnya nggak terlalu dibutuh-butuhin banget sih…
Paling seru juga kalau sudah saatnya foto-foto, gaes. Rasanya objek yang akan ditangkap masuk semua gitu cakupannya di layar. Selain mau jepret foto, edit foto juga jadi leluasa.
Kamera ciamik!
Ini dia, bagian yang paling diunggulkan dari seri Mate 20 Huawei. Ada tiga kamera di bagian belakang! Ada yang kurang suka dengan desain posisi kamera yang dihimpun menjadi bentuk persegi di tengah punggung ponsel, tapi kok gue malah suka banget, ya.
Menurut gue, desain kotak di bagian belakang justru menjadi ciri khas sendiri seri ini. Belum ada ponsel lain yang mengusung desain ini. Kebanyakan masih meletakkan kamera secara vertikal di sisi kiri punggung ponsel, seperti Huawei P20 Pro.
Tiga kamera Mate 20 yang menggunakan teknologi Leica ini terdiri dari kamera ultra-wide 16MP f/2.2, kamera wide 12MP f/1.8, dan kamera telephoto 8MP f/2.4.
Resolusi tiga kamera tersebut memang di bawah Mate 20 Pro, tapi hasil yang didapatkan sudah lebih dari cukup.
Gue mencoba foto di dalam ruangan dengan tingkat cahaya yang tidak terlalu terang. Gambar yang diperlihatkan di layar ponsel sebelum kita menjepretnya sih memang agak gelap, tapi foto yang dihasilkan memproses tingkat cahaya yang sangat baik.
Kita bisa mengaturnya sendiri juga, apakah mau pakai mode Pro, foto biasa, atau bahkan portrait yang dapat menambah efek bokeh.
Tentu saja portrait paling seru untuk foto diri sendiri agar efek bokehnya lebih terasa. Sebagai milenial, bokeh masih jadi efek yang disukai, apalagi untuk diunggah di media sosial, nggak perlu di-edit kebanyakan karena sudah menciptakan efek dramatis tersendiri.
Namun, kalau mau foto tanpa bokeh tetap bagus juga hasilnya, meskipun di dalam ruangan yang minim cahaya sekalipun. Hasilnya tetap tajam, jernih, dan warnanya tetap menyala.
Sama halnya ketika gue memanfaatkan fitur optical zoom dari kamera telephoto. Nggak bohong, hasilnya ternyata tetap jelas, nggak blur atau ada cacat seperti digital zoom, dan warna yang tajam. Fitur satu ini gue yakin akan sangat berguna di acara konser misalnya, mau foto sang idola dari jarak 5 meter minimal dijamin tetap ciamik hasilnya, heu.
Ada beberapa foto lainnya yang gue ambil saat keadaan bergerak, baik objeknya maupun gue sendiri. Gue penasaran dengan hasilnya, karena gue pernah baca kalau Mate 20 katanya mampu menangkap gambar secara stabil dalam keadaan bergerak.
Semuanya dijepret saat matahari mulai terbenam, namun hasilnya… nggak goyang, nggak gelap, dan tetap stabil.
Terakhir, urusan selfie. Kamera depan Huawei Mate 20 dibekali sensor 24MP. Tinggi juga, ya? Hasilnya sih tergolong bagus, khususnya di ruangan dengan cahaya cukup.
Tapi ponsel ini memang memanjakan kaum milenial yang doyan hunting foto dan butuh hasil foto yang nggak memerlukan banyak edit sana-sini seperti filter hingga pencahayaan.
Baterai… nggak ada matinya
Ini dia, aspek paling penting bagi aktivitas milenial. Selain urusan produktivitas, gue sudah sebutkan di atas kalau hiburan nggak kalah penting!
Ponsel ini dibekali baterai 4.000 mAh dan ditenagai prosesor Kirin 980 Octa-core (2x2,6 GHz, 2x1,92 GHz, 4x1,8 GHz) RAM 6GB. Selain pengalaman multimedia yang lancar terus, gue nggak perlu sering-sering mengisi daya ulang baterainya.
Gue hobi banget nonton, jadi kalau akhir pekan gue bisa menghabiskan tiga sampai enam jam nonton film. Baterai ponsel ini hanya berkurang sekitar 20 persen aja.
Belum lagi main game, mulai dari dipinjam adik yang hobi main PUBG sampai main game ‘ringan’ seperti Heads Up, ponsel ini nggak lemot dan nggak terlalu menguras daya baterai. Selama gue menggunakannya sih, belum pernah terjadi masalah overheat.
Kalau lagi buru-buru, enaknya daya baterai ponsel ini juga cepat terisinya berkat teknologi SuperCharge. Paling nggak, sebagai milenial ponsel ini bisa mengurangi rasa insecure gue terhadap boros baterai ha-ha-ha.
Kalau memang baterai sudah menuju krisis, kita bisa mengatur dayanya agar lebih hemat.
Keunggulan lain ponsel ini, Huawei Mate 20 masih dilengkapi oleh jack audio 3,5 mm di bagian atas ponsel dan teknologi suara yang lantang. Pengeras suara ponsel ini terdapat di bagian bawah ponsel.
Dengan kapasitas penyimpanan internal 128GB gue sudah bisa menyimpan berbagai macam data. Meski tidak punya teknologi Face ID seperti Mate 20 Pro, ponsel ini tetap dilengkapi pemindai sidik jari di sisi kanan ponsel. Meski konvensional, tapi masih terasa cukup.
Kesimpulannya, fitur-fitur yang ditawarkan ponsel ini sudah lebih dari cukup bagi milenial seperti gue yang tingkat mobilitasnya tinggi dan perlu banyak hiburan.
Kamera yang sudah mumpuni nggak membuat gue banyak mengeluh mengenai hasilnya dan nggak perlu khawatir berlebihan kalau lagi berada di ruangan minim cahaya. Selain kamera canggih, aspek baterai juga sangat membantu karena gue nggak perlu repot mengisinya pakai powerbank tiap 6 jam sekali.
Dibanderol Rp8,9 juta, Huawei Mate 20 tetap sanggup menyajikan fitur-fitur serasa “pro”.
Spesifikasi lengkap Huawei Mate 20.
Layar: LCD 6,53 inci, 2244 x 1080 pixel, rasio 18,7:9
Dimensi: 158 x 77,2 x 8,3 mm
Bobot: 188 gram
Prosesor: Kirin 980 Octa-core 6,53 inci (2x2,6 GHz, 2x1,92 GHz, 4x1,8 GHz)
RAM: 6GB
ROM: 128GB + Nano Memory Card ditingkatkan sampai 256GB
Kartu SIM: Dual nano-SIM
Konektor: USB Type-C, 3.1, audio jack 3,5 mm
Kamera belakang: 16MP f/2.2 (ultra-wide), 12MP f/1.8 (wide angle), 8MP f/2.4 (telephoto)
Kamera depan: 24MP f/2.0
Baterai: 4.000 mAh, 2W SuperCharge
Sistem operasi: OS Android 9.0 Pie
Warna: Twilight
Harga: Rp8,99 juta