Resensi ‘Dragon Ball Super: Broly’, Dimanjakan Ilustrasi 2D dan 3D
Dragon Ball Super: Broly (Toei Animation)
Uzone.id - Dragon Ball Super: Broly sebuah mahakarya dari Akira Toriyama yang telah meraih sukses besar.Film yang menghabiskan biaya produksi USD8,5 juta atau sekitar Rp119 juta ini sudah mendapat posisi box office dengan pencapaian USD103,3 juta atau sekitar Rp1,4 triliun (USD1 = Rp14,059) dari seluruh dunia.
Pun, berbagai ulasan memberikan kesan positif, seperti PostTrak mendapat 91% skor positif dan 78% sebagai film yang "sangat direkomendasikan" untuk ditonton.
Selain itu, Dragon Ball Super: Broly juga mendapat pujian dari Anime News Network, IGN dan Comic Book, dianggap sebagai film Dragon Ball terbaik.
Jadi, tak cuma sekedar sinematik seru tampilnya Broly yang memang sangat dinantikan penggemar Dragon Ball. Waralaba ini menampilkan visual modern dengan mempertahankan cita rasa nostalgia bagi penggemar lama yang sudah terbiasa menyaksikan serial anime para era 80 dan 90an.
Baca juga: Ini Foto Syahrini dan Reino Barack di Masjid Singapura?
Broly, legenda Super Saiyan (ras petarung ekstraterestrial), dijumpai pada film Dragon Ball Z: Broly tahun 1993. Broly jadi supervillain yang bentrok dengan sesama Super Saiyan, yakni Goku dan Vegeta.
Menariknya, Akira Toriyama akhirnya mau menceritakan sejarah Broly sampai dibuang ke planet lain oleh King Vegeta. Dalam serial memang belum pernah diceritakan.
Hal itu bikin ayah Broly, Paragus, merasakan dendam kesumat kepada King Vegeta. Kemudian, Paragus melatih Broly untuk jadi alat balas dendam.
Kita melihat hubungan Paragus dan Broly ini tak seperti hubungan ayah dan anak, namun kayak tuan dan budak.
Mungkin saja Akira menghubung-hubungkan dengan budaya di Matahari Terbit itu kalau orangtua di sana mengajarkan anak-anak untuk belajar keras agar siap tempur ketika menghadapi ujian sekolah. Makanya, Jepang jadi salah satu bangsa yang unggul di dunia karena kecerdasannya.
Baca juga: Syahrini dan Reino Barack Menikah di Jepang 27 Februari?
Gemblengan Paragus terhadap Broly berhasil menjadikan sosok anak yang kuat dalam tekanan.
Apa yang diharapkan dari film Dragon Ball adalah aksi-aksi spektakuler dari legenda Super Saiya saat mengeluarkan jurus-jurus yang bisa mengeluarkan kekuatan setara bom atom. Penggemar bisa didapat dari film 'Dragon Ball Super: Broly'.
Selain itu, Akira Toriyama juga membuat cerita lebih sederhana. Fokus pada pertarungan Son Goku dan Vegeta dengan Broly. Hal itu bikin film ini seperti tanpa kejutan.
Di tangan Toei Naohiro Shintani, Dragon Ball Super: Broly mendapat sentuhan modern namun masih mempertahankan visual klasiknya. Mengawinkan ilustrasi 2D dan 3D, film ini menghasilkan visual yang menyenangkan.
Plot
Empat puluh satu tahun yang lalu, planet Vegeta tempat bermukim kaum Saiyan dikuasai oleh pasukan Raja Cold, yang mendelegasikan kekuasaannya kepada putranya, Frieza.
Raja Vega, pemimpin Saiyan, percaya kalau putranya, Pangeran Vegeta, merupakan anak ajaib yang ditakdirkan untuk membebaskan rakyat mereka.
Namun, Raja Vegeta merasa bayi bernama Broly punya kekuatan melebihi putranya sehingga Broly harus diasingkan ke planet Vampa.
Paragus memutuskan mengejar wahana yang membawa Broly ke planet Vampa. Pragus pun bersumpah akan balas dendam kepada Raja Vegeta melalui Broly yang dilatih menjadi seoran Saiyan yang punya kekuatan super.
Kamu masih bisa menyaksikan film ini di jaringan bioskop Tanah Air. Meskipun sebetulnya banyak penggemar yang protes Dragon Ball Super: Broly telat masuk bioskop di Indonesia karena versi streaming sudah merajalela di internet.
Namun, dengan uang yang kamu keluarkan untuk membeli tiket bioskop demi melihat pertarungan dahsyat antara Goku, Vegeta dan Broly rasanya tak sia-sia karena menghadirkan sensasi berbeda. Untuk penilaian, bintang 5 untuk film ini.