Ramai Data Pribadi Bocor, Kita Harus Ngapain dong?
Ilustrasi foto: Franck @franckinjapan/Unsplash
Uzone.id - Baru juga merayakan kemerdekaan, eh warga Indonesia harus ‘dijajah’ kembali oleh ancaman kejahatan siber yang terus-terusan mengancam data pribadi di dunia digital.
Di Indonesia, kasus kebocoran data ini sudah jadi agenda tahunan alias sering terjadi, tak hanya sekali bahkan bisa berkali-kali dalam satu tahun. Gak kaget kalau warga Indonesia makin kesini makin pasrah ketika ada kabar data mereka bocor dan terancam dijual-belikan.Kalau ada kebocoran data begini, kira-kira bagaimana nasib si pemilik data seperti kita semua?
"Jika terjadi kebocoran data, yang paling menderita dari setiap kebocoran data adalah pemilik data dan bukan pengelola data,” ungkap Alfons Tanujaya, praktisi dan pakar cybersecurity Vaksincom dalam pernyataannya yang diterima Uzone.id, Selasa (23/8).
Baca juga: Penjelasan Telkom Soal Data Pengguna IndiHome yang Diduga Bocor
Pemilik data harus menanggung akibat dari kebocoran data ini, contohnya saja penipuan siber yang sering menyerang masyarakat. Pelaku sesuka hati memanfaatkan data ini untuk menjalankan aksinya, alhasil banyak orang yang innocent menjadi korban.
Kalau sudah begini, kita harus ngapain dong?
Apabila data yang bocor adalah data kredensial, maka hal pertama yang bisa dilakukan adalah segera mengganti password danmengaktifkan perlindungan TFA.
Tetapi, lain cerita jika data yang bocor adalah data pribadi yang sifatnya rahasia seperti data kependudukan atau data pribadi yang sangat penting dan beresiko menimbulkan kerugian materi maupun non-materi.
Baca juga: Temuan Pengamat Terkait 17 Juta Data Pelanggan PLN yang Bocor
“Jika data yang bocor adalah data lain yang sifatnya rahasia seperti data kependudukan atau data pribadi yang sangat rahasia, satu-satunya hal terbaik yang dapat dilakukan adalah berdoa kepada Tuhan YME supaya data yang sudah bocor itu tidak disalahgunakan," kata Alfons.
Ia melanjutkan, "Big data itu adalah amanah, bukan berkah. Jika Big data itu dianggap sebagai berkah dan dieksploitasi dengan semena-mena dan tidak dijaga, maka yang terjadi adalah musibah."
Lalu, apa saja resiko dari kebocoran data? Kalau cuma data saja, apa yang harus ditakutkan? Hmm jangan salah, simak beberapa resiko yang sudah dirangkum oleh Alfons agar kita lebih aware terhadap pentingnya keamanan data.
- Digunakan sebagai dasar untuk merancang rekayasa sosial phishing yang menyasar pemilik data. Penipu memalsukan diri sebagai customer service bank meminta kredensial transaksi untuk mencuri dana nasabah.
- Data yang bocor digunakan untuk mempermalukan pemilik data. Contohnya jika ada pengguna internet yang dari data browsing-nya memiliki penyakit tertentu yang sifatnya rahasia, kecenderungan seksual yang menyimpang, berkunjung ke situs porno atau hal lain yang sifatnya sangat pribadi dan rahasia.
- Data yang bocor mengandung informasi penting seperti data kependudukan, bisa digunakan untuk membuat KTP bodong dengan blangko KTP membuat KTP palsu dan lalu melakukan tindak kejahatan menggunakan KTP tersebut. Pemilik data yang bocor ini akan menjadi korban dan berurusan dengan pihak berwajib.
- Cambridge Analytica, data yang bocor digunakan untuk profiling korban dan menjadi sasaran iklan atau algoritma untuk merubah pandangan politiknya dan hal ini terbukti mengakibatkan kekacauan politik seperti yang terjadi di Amerika, Brexit dan Arab Spring.