Putra CEO Microsoft, Zain Nadella Meninggal Dunia
Uzone.id – Kabar duka menyelimuti CEO Microsoft, Satya Nadella. Putranya, Zain Nadella meninggal dunia.
“Kami sangat berduka, anak lelaki Satya, Zain Nadella telah meninggal dunia,” kata pihak Microsoft sembari mengkonfirmasi kabar ini. “Keluarga Nadella saat ini sedang berduka dan membutuhkan ruang privasi bersama keluarga besar.”Zain meninggal dunia di usia 25 tahun. Diketahui ia memiliki cerebral palsy saat lahir, buta, dan mengidap spastic quadriplegia berdasarkan penuturan Seattle Children’s Hospital pada 2021, rumah sakit tempat Zain menerima perawatan.
Baca juga: 4 Fakta Akuisisi 'Gila' Microsoft terhadap Pembuat Call of Duty
“Ia adalah kebahagiaan di keluarga kami berkat kekuatan dan kehangatannya yang menginspirasi serta memotivasi saya untuk terus mendorong batasan-batasan yang bisa diterobos oleh teknologi,” tulis Nadella dalam sebuah postingan tentang sang anak di LinkedIn pada 2017 silam.
Tercatat, keluarga Nadella pada 2021 mendonasikan USD15 juta ke Seattle Children’s Hospital untuk meningkatkan ketepatan dalam medis neurosains dan perawatan kesehatan mental anak-anak muda.
“Sebagai orang tua, kehidupan kami telah dibentuk oleh kebutuhan anak-anak, dan kami harap sebagai bentuk penghormatan atas perjalanan Zain, kami bisa meningkatkan dan menginovasi perawatan medis demi generasi masa depan di setiap komunitas,” ungkap istri Anu Nadella dalam pernyataannya setelah mereka berdonasi.
Baca juga: 3 Ribu Karyawan Telkom Siap Berguru ke Microsoft
Zain lahir pada 13 Agustus 1996 dengan bobot 1,3 kilogram dan sempat mengalami utero asphyxiation, atau sesak nafas di dalam lahir. Dari pengakuan Satya, Zain diharuskan menggunakan kursi roda dengan perawatan khusus karena cerebral palsy.
Terlepas kebutuhan khusus anaknya, Satya selalu mengatakan kehidupan Zain lah yang menjadi inspirasinya untuk terus mendorong Microsoft sebagai perusahaan teknologi dalam membuat strategi prioritas.
“Menjadi seorang ayah dari anak yang berkebutuhan khusus adalah titik balik di hidup saya dan telah membentuk diri saya seperti sekarang. Saya jadi lebih mengerti perjalanan orang-orang penyandang cacat. Kehidupan Zain membentuk hasrat pribadi saya dan cara menghubungkan ide-ide baru untuk berempati terhadap orang lain,” tulis Nadella.