Prestasi Timnas U-22 dorong Khofifah bangun "sport center"
-
Pada Jumat (1/3) tepat pukul 19.50 WIB, mobil berlogo Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Jawa Timur memasuki gerbang utama Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo Surabaya.
Nyanyian-nyanyian dan yel-yel dari puluhan suporter sepak bola mengiringi kedatangan Timnas U-22, ditambah tepuk tangan riuh penonton yang datang.
Gedung Negara Grahadi memang tampak beda seperti hari-hari biasanya. Tepat di depan lobi utama, dipasang panggung yang biasanya digunakan tamu VIP dan inspektur upacara berdiri memimpin upacara bendera.
Di sisi kirinya, juga disediakan panggung berukuran sekitar 5x3 meter yang digunakan menyambut pemain dan ofisial Timnas U-22, sedangkan di sisi kanannya panggung agak tinggi didirikan untuk penampilan musik.
Di panggung, berdiri Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono, serta Ketua KONI Jatim Erlangga Satriagung.
Rachmat Irianto, pemain Persebaya yang mengenakan kaos berkerah warna putih keluar dari mobil saat namanya dipanggil melalui pengeras suara, dan berjalan menuju panggung diiringi musik dan sorak-sorai penonton.
Rachmat lalu mendapat kalungan bunga dari Khofifah, orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Kedua, giliran striker Timnas U-22 Dimas Drajad yang namanya dipanggil. Sama seperti Rian, panggilan akrab Rachmat Irianto, Dimas yang mengenakan kaos kerah merah juga dikalungi bunga oleh Khofifah.
Berikutnya, giliran gelandang Timnas U-22 asal Arema FC yang dipanggil, yakni Hanif Sjahbandi untuk keluar mobil dan berjalan menuju panggung. Kali ini giliran Wakil Gubernur Jatim Emil Dardak yang mengalungi bunga.
Lalu, Emil juga berkesempatan mengalungi bunga untuk pemain keempat asal Jatim, Satria Tama, kiper Timnas U-22 asal Madura United. Khusus Dimas Drajad dan Satria Tama, keduanya kompak mengenakan kaos berkerah warna merah dipadu celana panjang kasual warna krem.
Tak berhenti sampai di situ, tiga ofisial juga mendapat sambutan tak kalah dari para pemain, yakni Rahmat selaku ofisial bidang analisis video, sang fisioterapi Asep dan dokter tim dr Syarif Alwi yang juga mendapat kalungan bunga.
Total, empat pemain dan tiga ofisial yang hadir pada kesempatan tersebut. Semuanya adalah pemain asal Jatim yang turut mengharumkan nama sepak bola Indonesia di kancah internasional.
Baca juga: Pengamat : tangan dingin Indra Sjafri bawa Timnas U-22 juara
Baca juga: Keberhasilan Timnas U-22 buah pembinaan organisasi
Gelar Juara
Timnas U-22 meraih gelar juara Piala AFF U-22 tahun 2019 setelah menundukkan tim Thailand 2-1 pada laga final di Stadion Nasional, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (26/2) malam.
Dua gol dari Sani Rizki Fauzi dan Osvaldo Ardiles Haay mengantar Indonesia mengubur keunggulan yang sempat dimiliki Thailand melalui Saringkan Promsupa.
Khofifah dan Emil lantas mengajaknya duduk di panggung utama. Ada 12 kursi kehormatan yang dibagi masing-masing empat kursi di tiga bagian, kanan, kiri dan tengah untuk para pemain dan ofisial serta pejabat utama Pemprov Jatim.
Seluruh undangan yang hadir, antara lain sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD) Jatim, pengurus KONI Jatim, pengurus PSSI Jatim, elemen suporter dan jurnalis kompak menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian dilanjutkan Indonesia Pusaka.
Setelahnya, para penggawa Timnas dan ofisial satu per satu mendapat apresiasi dari Gubernur Jatim, kemudian dilanjutkan sambutan pemain yang diwakili Hanif Sjahbandi.
Gubernur Jatim juga mendapat kesempatan menyampaikan kesannya sebagai ucapan rasa bangga, sedangkan Wakil Gubernur menyuguhkan suara emasnya melantunkan lagu berjudul We are the Champions dari Queen.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah mengapresiasi keberhasilan Timnas U-22 yang melalui kerja keras dan semangat nasionalismenya mampu tampil sebagai yang terbaik di ajang sepak bola terbesar se-Asia Tenggara.
Gubernur perempuan pertama di Jatim itu juga menyampaikan bahwa tidak bisa menghitung dari prestasi yang pemain persembahkan untuk bumi Jawa Timur dan Indonesia.
"Kenapa saya sebut bumi Jawa Timur, karena mereka lahir di sini. Kalau Mas Hanif dibesarkan di Arema. Jadi saya ingin menyampaikan kepada teman-teman semua apresiasi, penghargaan, suka cita kita hari ini saya mohon bisa dilanjutkan dengan doa, dukungan dari sukses-sukses mereka berikutnya," ujar Khofifah.
Menurut dia, prestasi-prestasi yang sudah ditunjukkan anak-anak Jatim untuk mengharumkan nama bangsa dan negara, tidak bisa dikonversikan dengan uang atau barang.
"Tapi bagian dari rasa bahagia, kami mendukung masing-masing sebesar Rp25 juta," ucapnya.
Diakui Khofifah, kegiatan ini sengaja dilaksanakan di Gedung Negara Grahadi karena diharapkan bisa menjadi bagian saksi atas prestasi anak-anak Jatim.
Bahkan, karena prestasi yang ditunjukkan oleh Timnas U-22, Khofifah secara khusus mengatakan, ingin membangun pusat olahraga (sports center) di Jatim bersama Emil Dardak yang telah merencanakan untuk membangun stadion olahraga, minimal sekelas Gelora Bung Karno Jakarta.
"Setelah mempunyai `sports center`, diharapkan para pecinta olahraga dan olahragawan akan lebih bergairah mendedikasikan dirinya untuk kemajuan olahraga di Jatim," katanya.
Ketua umum PP Muslimat NU itu juga mengaku akan dibarengkan dengan perbaikan insfrastruktur jalan di Jatim dan bekerja sama dengan pemerintah pusat agar semua dapat berjalan seiring.
Di sisi lain, Khofifah pada kesempatan itu juga mengakui kecintaannya terhadap sepak bola, bahkan sejak zaman Niac Mitra berkibar di pentas persepakbolaan Tanah Air.
"Jadi ingat zaman saat suami masih hidup dulu. Saya adalah Persebaya, suami saya PSM Ujung Pandang, lalu keduanya bentrok di final di Jakarta. Seru sekali dan saya benar-benar mencintai sepak bola," tukas Khofifah.
Alumnus Universitas Airlangga itu juga mengaku fans berat Manchester United, bahkan sudah beberapa kali berkunjung ke markas tim di Stadion Deskripsi Old Trafford di Kota Manchester, Inggris.
"Saya sudah mengusulkan kepada Dirut GBK Jakarta supaya GBK bisa menjadi destinasi wisata seperti Old Trafford. Kini GBK sudah mulai berbenah dan terus berproses," katanya.
Baca juga: Pemain Timnas U-22 asal Jatim diberi bonus Rp25 juta dari pemprov
Baca juga: Jokowi beri bonus Rp200 juta per pemain Timnas U-22
Ukiran Sejarah
Striker muda kelahiran Gresik yang kini bermain di klub PS Tira-Kabo, Dimas Drajad, mengukir sejarah pribadi. Medali emas yang dikalungkan usai menjuarai Piala AFF U-22 lalu merupakan kepingan kedua usai pada 2013 sukses membawa Timnas U-19 berjaya di Piala AFF U-19.
Istimewanya, dua trofi AFF sama-sama diraih bersama pelatih Indra Sjafrie.
"Ini adalah rejeki dari Allah dan saya sangat bangga bisa meraihnya. Terima kasih kepada keluarga, suporter dan semua yang telah mendukung saya dan Timnas," ucapnya.
Kini, pemuda kelahiran Gresik, 30 Maret 1997 tersebut menegaskan tetap fokus membela timnas agar lolos di kejuaraan Piala AFC U-23 untuk memudahkan bermain di Olimpiade serta medali emas SEA Games di penghujung tahun ini.
Selain menerima bonus, pemain bernama lengkap Muhammad Dimas Drajad itu juga mendapat keistimewaan berupa kenaikan pangkat luar biasa dari kesatuannya.
Dimas Drajad adalah seorang TNI Angkatan Darat berpangkat sersan dua yang saat ini berdinas di Polisi Militer Kodam V/Brawijaya.
"Alhamdulillah ada kenaikan pangkat luar biasa dari Panglima TNI untuk tiga tentara di Timnas U-22, saya, Andi Setyo dan Fredian Wahyu," katanya.
Untuk klub, selepas dari tugas negara membela Timnas, ia akan fokus berbuat yang terbaik untuk PS Tira-Kabo di Liga 1 musim 2019.
"Saya harus membawa tim menjadi yang terbaik di Indonesia dan memberikan penampilan maksimal," kata pemain yang memiliki hasrat bermain di Persebaya Surabaya tersebut.
Kini, Dimas Drajad, Satria Tama, Hanif Sjahbandi dan Rachmat Irianto bersiap kembali ke Jakarta mengikuti pemusatan latihan yang resmi dimulai 4 Maret 2019.
Pertengahan bulan ini, skuad Garuda Muda akan terbang ke Vietnam untuk melakoni laga kualifikasi Piala AFC U-23.
Euforia kemenangan di AFF U-22 sudah saatnya dikemas menjadi suntikan semangat agar tampil trengginas di ajang kualifikasi, lalu lolos di putaran final AFC U-23 tahun 2020 di Thailand, lolos ke Olimpiade serta juara SEA Games 2019 di Filipina.
Khusus di SEA Games, beban anak asuh Indra Sjafrie sangat berat, sebab selama 28 tahun atau sejak 1991 belum pernah sekalipun medali emas mengalung di leher pemain Timnas Indonesia.
Mengutip lirik reff lagu Garuda Di dadaku yang dipopulerkan Netral Band, "Garuda di dadaku, Garuda kebanggaanku, kuyakin hari ini pasti menang. Kobarkan semangatmu, tunjukkan sportivitasmu, kuyakin hari ini pasti menang".
Semoga lagu tersebut menjadi suntikan semangat menemani perjuangan skuad Merah Putih muda mengarungi samudera dan jalan terjal menuju kejayaan sepak bola Indonesia di pentas dunia.
Baca juga: Hanif Sjabandi: Juara Piala AFF U-22 dicapai tidak mudah
Baca juga: Indra Sjafri menantang panggung di atas U-19