Pertarungan Pahlawan Kesepian vs Penjahat "Baper"
Masih ingat film The Lego Movie yang dirilis 2014? Di film tersebut selain pemeran utama bernama Emmet, ditampilkan juga Batman sebagai salah satu tokohnya.
Nah, tahun ini sang Lego Batman dibuatkan filmnya sendiri oleh Warner Bros yang berjudul "The Lego Batman Movie".Film ini dibuka narasi kocak Batman yang suaranya diisi oleh Will Arnet. Batman menceritakan bagaimana cara film yang bagus dimulai, sampai logo-logo yang berseliweran di awal film. Cara baru nan segar dan memancing tawa dalam memulai sebuah film.
Lalu adegan selanjutnya adalah hiruk pikuk saat kota Gotham tempat lakon kita tinggal diserbu oleh Joker bersama gerombolan penjahat lainnya.
Joker yang ditemani sang pacar Harley Queen dengan dibantu semua musuh bebuyutan Batman seperti Penguin, The Riddler, Poison Ivy, Bane dan masih banyak lagi berencana untuk meledakkan inti kota Gotham serta membelah kota ini menjadi dua.
Semua direncanakan Joker dengan sangat baik sampai-sampai komisaris Gordon tidak diberikan kesempatan untuk memberi warta kepada Batman lewat media apapun.
Saat warga kota panik dan rencana Joker hampir sempurna, lalu Batman datang menyelamatkan hari, singkat cerita Batman berhasil memporak-porandakan rencana jahat sang badut beserta kroninya.
Ada yang lucu di sela-sela pertempuran mereka. Diceritakan ternyata Joker adalah seorang penjahat kelas kakap yang “baper”.
Ketika Batman menolak untuk mengakui klaim Joker bahwa Ia adalah musuh bebuyutan Batman, dan kalau mereka saling membutuhkan, Joker lalu sedih dan ngambek.
Di lain pihak, setelah semua pujian dari rakyat Gotham, Batman menghadapi kenyataan Ia harus kembali ke gua kelelawar yang sepi, hanya dia dan Alfred si pelayan setia.
Sang miliarder selalu menghabiskan waktunya sendiri di rumahnya yang jembar, dari makan malam sampai menonton film romantis di bioskop pribadinya.
Saat Bruce Wayne harus merasakan kesepian, Joker yang kadung tersakiti hatinya oleh ucapan Batman ternyata punya rencana besar untuk memberikan pelajaran kepada musuhnya.
Ia bersama komplotannya lalu mengacaukan upacara pensiun Komisaris Gordon. Acara yang juga serah terima kepada Komisaris baru yang kebetulan adalah anak perempuannya bernama Barbara.
Di upacara ini, sebelum kekacauan terjadi, Bruce yang terpesona dengan kecantikan Barbara secara tidak sengaja setuju untuk mengadopsi Dick Grayson (yang kemudian menjadi Robin), sebagai anak angkatnya.
Ketika semua panik dan Batman siap beraksi yang terjadi selanjutnya adalah badut dengan senyum lebar ini malah menyerahkan diri begitu saja, apa?!
Ternyata ini adalah rencana besar Joker untuk bisa membebaskan semua penjahat kelas berat yang dipenjara di Zona Bayangan.
Semua penjahat yang sebelumnya dikurung di khayangan ini turun ke bumi, menjadi kaki tangan Joker dan berencana meratakan kota Gotham.
Lucunya, para perusuh yang dibebaskan adalah penjahat-penjahat lintas “genre”. Ada Lord Voldermot, Sauron, King-kong sampai para Raptor semua bersatu melawan Batman.
Di tengah repotnya menghadapi penjahat-penjahat ini Batman justru punya masalah bathin sendiri yang harus diatasi. Ia yang terbiasa sendiri harus berani membuka diri dan percaya terhadap orang lain.
Pergolakan terjadi, sambil berusaha untuk meyelamatkan kota dan seisinya, Batman harus meruntuhkan prinsipnya dan mulai menyambut kehadiran Robin, Barbara serta Alfred untuk bahu membahu membantunya menyelamatkan kota Gotham.
Seperti film pendahulunya, penyajian dengan teknik Stop Motion ketimbang memakai animasi memang membuat The Lego Batman sangat hidup. Belum lagi kejutan-kejutan kecil sepanjang film yang bisa memancing tawa para penonton.
“Keren banget, karena bisa lihat Batman, Robin terus superhero lainnya di film ini,” komentar Cakrawala Jingga saat ditemui usai menonton film ini.
Bocah lelaki yang duduk di kelas satu sekolah dasar ini juga memuji habis-habisan animasi film ini. “Animasinya keren, beda dari film Lego yang diputar di tivi,” ujarnya.
Satu hal yang penting, menyadari film ini akan banyak ditonton anak-anak, sang sutradara Chris McKay mencoba untuk tidak mengumbar adegan kekerasan, bahkan bunyi tembakan diganti menjadi “piaw, piaw” menggunakan suara mulut.