Home
/
Health

Penyebab Sakit Kaki Setelah Diamputasi

Penyebab Sakit Kaki Setelah Diamputasi
Ajeng Quamila14 March 2017
Bagikan :

Setelah seseorang diamputasi tangan atau kakinya, mereka mungkin masih dapat merasakan “keberadaan” anggota tubuhnya yang hilang. Individu yang diamputasi dapat mengalami berbagai sensasi di bagian tubuh yang hilang, seperti rasa sakit tajam atau menusuk, nyeri, kram, atau panas terbakar. Sensasi ini disebut sebagai phantom pain, dan ini dialami oleh 70-90% dari orang yang mengalami amputasi.

Apa itu phantom pain?

Phantom pain adalah rasa sakit berkelanjutan yang dirasakan oleh seseorang setelah amputasi, padahal bagian tubuh tersebut sudah tidak lagi ada. Ia merasa bahwa anggota tubuhnya yang hilang tersebut masih ada, tapi ukurannya telah menyusut jadi lebih kecil. Rasa nyeri “gaib” ini paling sering terjadi pada orang-orang yang mengalami amputasi lengan atau kaki. Tapi phantom pain juga dapat terjadi pada bagian tubuh lain yang umum diamputasi, seperti payudara, penis, mata, hingga bahkan lidah.

Timbulnya rasa sakit ini paling sering terjadi segera setelah operasi. Rasa sakitnya dapat terasa seperti banyak hal, seperti terbakar, terkilir, gatal, atau tekanan. Sensasi yang dirasakan si bagian tubuh yang hilang sebelum diamputasi mungkin dapat dirasakan kembali. Lamanya waktu rasa sakit bisa berbeda dari satu orang ke yang lainnya.

Phantom pain dapat berlangsung hanya sedetik-dua detik, beberapa menit, berjam-jam, bahkan harian. Bagi kebanyakan orang, phantom pain bisa hilang dalam enam bulan pertama setelah amputasi, tapi banyak yang terus mengalami keluhan ini selama bertahun-tahun.

Apa yang menyebabkan phantom pain setelah amputasi?

Tidak seperti rasa sakit yang disebabkan oleh trauma langsung pada anggota tubuh, phantom pain diduga disebabkan oleh campur aduk pengiriman sinyal rasa sakit dari otak atau sumsum tulang belakang. Meskipun anggota tubuh itu sudah tidak ada, ujung saraf di lokasi ujung amputasi terus mengirim sinyal rasa sakit ke otak yang membuat otak berpikir anggota tubuh tersebut masih ada. Kadang, memori otak terhadap rasa nyeri terus dipertahankan dan ditafsirkan sebagai rasa sakit nyata, padahal sinyal tersebut datang dari saraf yang cedera.

Ilmuwan menduga bahwa akar penyebab fenomena misterius ini dimulai bagian otak yang bernama cortex somatosensorik. Cortex somatosensorik adalah area otak yang menyimpan data peta somatotopik, pusat penyimpanan segala jenis informasi mengenai bagian tubuh yang bertanggung jawab untuk indera sentuhan kita.

Setelah amputasi, otak mengalami penyesuaian peta somatotopik akibat adanya anggota tubuh yang hilang. Persepsi otak terhadap anggota tubuh tersebut tidak akan hilang dan bisa dimunculkan lagi ke permukaan. Ini dilakukan otak dengan berupaya memberikan respon untuk menyambungkan kembali sirkuit-sirkuit saraf yang tidak lagi menerima rangsangan dari bagian tubuh yang diamputasi. Adanya respon otak ini diduga menimbulkan rangsangan “hantu”, yang dianggap sebagai rasa sakit nyata oleh tubuh.

Seperti jenis lain dari rasa sakit, Anda mungkin menemukan bahwa kegiatan atau kondisi tertentu akan memicu phantom pain. Beberapa pemicu ini mungkin termasuk:

Bagaimana cara mengatasi phantom pain?

Orang-orang sering enggan untuk memberi tahu siapapun bahwa mereka mengalami phantom pain, karena takut dianggap “gila”. Namun penting untuk diingat bahwa meski bagian tubuhnya sudah hilang, rasa sakitnya nyata. Anda perlu untuk melaporkan keluhan Anda segera setelah pertama kali Anda mengalami rasa sakit sehingga pengobatan dapat segera dimulai.

Untuk manajemen nyeri phantom pain, dokter biasanya meresepkan obat yang secara khusus bekerja mengganggu sinyal rasa sakit di otak atau sumsum tulang belakang, serta menggunakan terapi non-obat tertentu seperti akupunktur atau hipnotis, yang juga bekerja memengaruhi pemahaman otak Anda terhadap sinyal-sinyal ini.

Ada banyak kategori yang berbeda dari obat yang dapat menurunkan rasa sakit Anda, meliputi:

  • Acetaminophen dan non-steroid anti-inflammatory (NSAID)
  • Opioid
  • Antidepresan
  • Antikonvulsan
  • Beta-blocker
  • Relaksan otot

Pemasangan anggota tubuh palsu (prostesis fungsional) juga umum direkomendasikan sebagai cara penanggulangan rasa sakit semu ini, sehingga otot-otot pada bagian tubuh yang diamputasi bisa kembali pulih dan nyeri berkurang.

The post Sakit Kaki, Padahal Kaki Sudah Diamputasi. Lho, Kok Bisa? appeared first on Hello Sehat.

populerRelated Article