Pentingnya First-Party Data, Ngiklan Tanpa Korbankan Privasi User
Ilustrasi: Shutterstock
Uzone.id - Demi melindungi privasi pengguna, semakin banyak web browser yang harus memblokir third-party cookies. Namun, era third-party cookies yang segera berakhir, ternyata bisa berdampak bagi industri periklanan digital, khususnya programmatic ads. Lalu, apa solusinya biar programmatic ads tetap jalan tanpa mengorbankan privasi pengguna?
Sekadar informasi, programmatic ads adalah teknologi periklanan yang mengadopsi algoritma machine learning dan artificial intelligence (AI), sehingga dapat menyajikan tayangan iklan yang relevan kepada target audiens secara otomatis.Kalau third-party cookies berupa file kecil yang disimpan di browser oleh situs pihak ketiga yang tidak dikunjungi secara langsung. Biasanya, situs-situs tersebut terlibat dalam programmatic ads.
Third-party cookies berfungsi untuk mengumpulkan data tentang aktivitas, minat, dan perilaku para warganet di internet, seperti situs web yang diakses, kata kunci yang dicari, produk yang dibeli, atau iklan yang diklik.
Kemudian, data ini kemudian digunakan untuk membuat profil pengguna yang dapat digunakan untuk menargetkan iklan yang lebih relevan dan personal.
Kok third-party cookie harus dihapus?
Jadi, third-party cookies dinilai tak aman bagi privasi data pengguna. Teknologi ini sudah tidak sesuai dengan standar regulasi yang semakin ketat, seperti General Data Protection Regulation (GDPR) di Eropa dan California Consumer Privacy Act (CCPA) di Amerika Serikat (AS).
Bahkan, raksasa pencarian Google pun mengamini hal tersebut. Cuma, mulai gencarnya third-party cookies ternyata berdampak langsung pada publisher iklan.
Tanpa adanya tools ini, advertiser tidak bisa mengetahui profil dan preferensi pengguna secara akurat, sehingga iklan yang ditampilkan menjadi kurang relevan dan menarik.
Jika gak relevan, pasti berpengaruh pada kinerja iklan, seperti click-through rate (CTR), conversion rate, dan return on ad spend (ROAS).
Gak cuma profil dan preferensi pengguna yang susah ‘dilacak’. Advertiser juga tidak bisa mengukur perilaku pengguna di berbagai situs, sehingga tidak bisa menentukan audiens yang potensial dan loyal.
Otomatis, hal ini berpengaruh pada strategi iklan, seperti frequency capping, attribution, dan optimization.
Tanpa third-party cookies pula, advertiser tidak mau membayar harga tinggi untuk iklan yang tidak efektif dan tidak terukur dan hal ini berpengaruh pada pendapatan publisher.
Solusinya?
Untuk mengatasi hal ini, sebenarnya ada beberapa solusi yang tepat untuk dilakukan. Misalnya, memberikan transparansi dan kontrol data kepada pengguna, serta memberikan pilihan untuk menyetujui maupun menolak penggunaan data yang diambil.
Regulasi seperti GDPR dan CCPA juga harus dipatuhi oleh publisher untuk menghindari sanksi dan kerugian reputasi.
Publisher bisa juga menggunakan first-party data, yakni berupa data yang dikumpulkan oleh publisher sendiri dari situs web mereka, seperti demografi, lokasi, perilaku, dan minat pengguna.
First-party data dianggap lebih akurat, relevan, dan aman, karena berasal dari sumber yang terpercaya dan dikontrol oleh publisher. Publisher bisa menggunakan first-party data untuk menawarkan iklan yang lebih personalisasi dan efektif kepada advertiser, serta meningkatkan loyalitas dan retensi pengguna.
Salah satu platform pemasaran iklan dengan teknologi first party data adalah TADEX. Platform berbasis programmatic ads terbesar di Indonesia ini menggunakan first-party cookie dari operator Telkomsel.
TADEX memungkinkan advertiser dan publisher untuk berkolaborasi dalam menyediakan iklan yang lebih terpercaya, relevan, dan efektif bagi pengguna. Berbagai kelebihan ditawarkan oleh TADEX.
Baca Juga :
Pertama, platform ini menggunakan data yang dikumpulkan oleh Telkomsel dari pelanggan mereka, seperti nomor telepon, jenis kelamin, usia, lokasi, dan minat. Data ini dianggap lebih akurat, kaya, dan aman daripada third-party data, karena berasal dari sumber yang terpercaya dan memiliki izin dari pengguna.
Kedua, TADEX memberikan akses kepada advertiser dan publisher untuk melihat dan mengelola data yang digunakan untuk programmatic ads melalui fitur dashboard untuk memantau dan mengukur kinerja iklan, serta terhubung dengan mitra publisher lainnya.
Ketiga, TADEX juga memiliki proses pendaftaran yang mudah dan cepat, hanya dengan empat langkah, yaitu daftar, verifikasi, administrasi, dan monetisasi. Setelah mendaftar, advertiser dan publisher dapat langsung memulai programmatic ads tanpa perlu menunggu lama.
Programmatic ads tanpa third-party cookies merupakan era baru. Untuk menghadapi tantangan ini, advertiser dan publisher perlu mencari solusi yang dapat memberikan iklan yang lebih terpercaya, relevan, dan efektif bagi pengguna.
TADEX pun bisa menjadi salah satu opsi yang pas untuk membantu advertiser dan publisher mencapai tujuan tersebut. Dengan menggunakan first-party cookie dari Telkomsel, TADEX dapat memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik, meningkatkan relevansi iklan, dan meningkatkan pendapatan iklan.
Kunjungi situs ini untuk kolaborasi dengan TADEX dan mendapatkan informasi lebih lanjut.