Penelitian: Jakarta Berpotensi Diguncang Gempa Magnitudo 9,6
Lembaga Ilmu Pengatahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan alasan ibu kota harus dipindahkan dari Jakarta adalah karena potensi bencana seismik di pulau Jawa.
Kepala Pusat Penelitian Geoteknologi Eko Yulianto memprediksi gempa besar yang memicu tsunami besar bisa terjadi dalam kurun waktu 275 tahun ke depan. Gempa ini dipicu oleh zona subduksi di laut Jawa bagian selatan
"Penelitian saya sudah menemukan bukti yang terjadi 400 tahun lalu. Dulu ada gempa raksasa yang memicu tsunami raksasa dan ini akan terjadi lagi," ujar Eko usai diskusi 'Tantangan Pemindahan Ibu Kota' di kantor LIPI, Jakarta, Senin (28/5).
Eko menjelaskan gempa bumi dan tsunami Aceh pada 2004 silam disebabkan oleh pergerakan sesar sepanjang 1300 kilometer. Sesar tersebut menghasilkan gempa magnitudo 9,2 - 9,3 SR.
"Selatan Jawa itu sesarnya lebih panjang dari sesar Aceh sehingga bisa hasilkan gempa yang lebih besar dari Aceh. Kalau gempa terjadi seluruh kota di Pulau Jawa pasti terkena dampak gempa," ujar Eko.
Ia mengatakan memang belum ada pencatatan dalam sejarah terkait gempa yang bersumber dari sesar di laut Jawa bagian selatan. Akan tetapi berdasarkan hipotesisnya, gempa dengan sumber yang sama akan berulang selama 675 tahun.
Sementara itu, berdasarkan penelitiannya ia menemukan bahwa gempa dengan sumber dari zona subduksi di laut Jawa bagian selatan telah terjadi 400 tahun lalu.
Selain itu Eko mengatakan Pulau Jawa juga memiliki 285 sesar aktif di darat yang sudah teridentifikasi. Akan tetapi, ia mengatakan bisa saja Pulau Jawa memiliki ribuan sesar.
"Sesar yang teridentifikasi beberapa itu dekat Jakarta. Ada sesar Lembang dan Cimandiri. Ini ancaman untuk Jakarta," kata Eko.
Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang memperlihatkan peregeseran lempengan di permukaan bumi. Pergeseran sesar bisa terjadi sepanjang garis lurus (translasi) atau terputar (rotasi).