Pendanaan Startup Turun Secara Global, Investor Lebih Selektif
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)
Uzone.id - Pendanaan dari perusahaan ventura capital (modal ventura) terhadap startup telah menurun secara global. Mengutip Ventura Beat, pendanaan modal ventura telah turun 20 persen secara global.Berdasarkan laporan terbaru dari Startup Genome, penurunan tersebut telah terjadi sejak awal kemunculan krisis akibat virus corona pada Desember 2019. Sebagai informasi, Startup Genome adalah organisasi penelitian dan penasehat kebijakan untuk mendukung keberhasilan ekosistem startup.
Kemerosotan tersebut terjadi lebih parah di China. Negara yang menjadi titik mulai penyebaran virus corona itu mengalami penurunan pendanaan modal ventura lebih dari 50 persen pada Januari dan Februari 2020.
Meski ada peningkatan pada Maret 2020, angka tersebut masih lebih rendah dari angka sebelum terjadi krisis.
Baca juga: Sederet Startup yang Bertahan dan Berpeluang saat Pandemi Covid-19
Pendanaan modal ventura di Asia (tidak termasuk China) juga mengalami penurunan besar pada awal Januari. Tidak ada peningkatan pula pada Maret 2020. Secara terpisah, laporan Layoffs.fyi juga mengungkapkan bahwa 436 startup telah memberhentikan 55.764 karyawan sejak 11 Maret 2020.
Startup Genome juga menyatakan bahwa empat dari sepuluh startup di dunia berada dalam “zona merah” versi Startup Genome. Artinya, startup tersebut memiliki uang tunai untuk tiga bulan atau kurang.
Sementara itu, startup yang sudah meraih pendanaan seri A atau selanjutnya, 34 persen dari mereka memiliki uang tunai untuk kurang dari enam bulan.
Dalam wawancara khusus dengan Uzone.id, Pendiri Dailysocial.id, Rama Mamuaya juga menyampaikan, “Perusahaan apa pun yang bisnisnya tidak sustainable (bad unit-economics), tidak bisa mempertahankan cash (layoff, salary decrease, etc) kemungkinan besar sekali akan tumbang, regardless industrinya apa.”
Baca juga: Startup Travel Paling Terdampak Corona, Bagaimana Bangkitnya?
Terkait pola pendanaan terhadap startup, Rama menyatakan bahwa pasti ada perubahan.
“Investor mulai melihat sustainability, good governance dan good unit-economics sebagai faktor yang menentukan sebuah perusahaan sebagai invest-worthy. Paling tidak selama pandemi ini berlangsung ya, kemungkinan besar tidak permanen,” ujarnya.
Di kesempatan berbeda, Executive Director UBS, Riaz Hyder juga mengungkapkan bahwa startup sekarang harus berpikir panjang. Bukan hanya berpikir bahwa pandemi akan segera berakhir, tapi harus memikirkan tiga sampai enam bulan ke depan.
“Setidaknya bahwa situasi tidak akan membaik dan penting sekali untuk para startup untuk memeriksa cash flow, dan juga profitability, karena para investor di saat-saat seperti ini menjadi sangat selektif untuk berinvestasi kepada startup,” ujarnya dalam konferensi pers Gojek Xcelerate, beberapa waktu lalu.