Pelanggan Makin Merosot, Netflix Kembali PHK 300 Karyawan
Uzone.id - Lagi dan lagi, perusahaan streaming global Netflix harus memangkas jumlah karyawan mereka sebanyak 300 karyawan pada Kamis, (24/06/2022) waktu setempat.
Menurut keterangan yang dibagikan Variety, pemangkasan karyawan ini terjadi di beberapa fungsi bisnis perusahaan, dan sebagian besar dilakukan di Amerika Serikat.PHK ini menjadi kali kedua bagi Netflix setelah pada awal Mei lalu, perusahaan ini memangkas karyawannya sekitar 150 staff. Netflix juga memberhentikan puluhan kontraktor serta pekerja paruh waktu disaat sedang hangat-hangatnya kabar kalau mereka kehilangan sekitar 200 ribu pelanggan.
Putaran PHK kedua ini mungkin akan terus berlanjut, mengindikasikan kalau perusahaan terus mencoba menyesuaikan bisnis mereka dengan harga saham yang terus melemah.
Baca juga: Setelah 7 Tahun, Akhirnya iPhone 6s Chris Evans Di-upgrade ke iPhone 13!
“Hari ini kami dengan berat hati harus melepaskan sekitar 300 karyawan," kata juru bicara Netflix, dikutip dari Variety, Jumat, (24/06/2022).
“Kami membuat penyesuaian ini sehingga biaya tumbuh sejalan dengan pertumbuhan pendapatan kami yang melambat. Kami sangat berterima kasih atas semua yang telah mereka lakukan untuk Netflix dan bekerja keras untuk mendukung mereka melalui transisi yang sulit ini,” tambahnya.
Netflix disebut telah kehilangan hampir 70 persen dari nilainya semenjak pengumuman penurunan 200 ribu pelanggan pada akhir kuartal satu. Di periode saat ini, Netflix diprediksi akan mengalami kerugian yang lebih besar dengan perkiraan kehilangan sekitar 2 juta pelanggan di Q2.
Namun, perusahaan ini tak tinggal diam. Mereka berupaya meningkatkan kembali angka langganan dengan memotong biaya langganan menjadi lebih murah lewat paket baru yang hadir dengan iklan.
Baca juga: Raksasa Teknologi Global yang Kena Krisis, dari Netflix Sampai Meta
Setelah bertahun-tahun menjadi penguasa streaming, Netflix akhirnya harus berada di situasi sulit setelah adanya gempuran dari pesaing-pesaing yang mulai muncul, mulai dari Disney+, HBO Max, Hulu, Amazon Prime, Apple TV dan lainnya.
Selain beratnya persaingan di antara platform video, sektor media turut terdampak oleh ekonomi AS yang sedang berada di sisi jurang resesi, begitupun faktor ekonomi global yang kabarnya sedang di tepi krisis.