Pelanggan 5G Akan Tembus Setengah Miliar di Akhir 2021
(Foto: Unsplash)
Uzone.id - Jumlah pelanggan seluler 5G akan melebihi 580 juta pada akhir 2021 dan didorong oleh sekitar 1 juta pelanggan seluler 5G baru setiap hari, seperti dilaporkan dalam Ericsson Mobilit Re ortedisi ke-29.5G diperkirakan akan menjadi generasi seluler yang diadopsi paling cepat. Pada akhir 2026, jumlah pelanggan 5G diperkirakan akan mencapai sekitar 3,5 miliar dan cakupan populasi 5G akan mencapai 60 kali.
Namun, kecepatan adopsi sangat bervariasi berdasarkan wilayah. Eropa memulai lebih lambat dan terus tertinggal jauh di belakang pasar Cina, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan Dewan Kerjasama Teluk (Gulf Cooperation Council, GCC) dalam hal kecepatan penerapan 5G.
Jumlah pelanggan 5G diharapkan akan melampaui 1 miliar dua tahun lebih cepat dibandingkan 4G LTE untuk pencapaian yang sama.
"Faktor utama di balik hal ini adalah komitmen awal Cina terkait 5G dan kenyataan bahwa peralatan 5G komersial tersedia lebih awal dan semakin terjangkau," kata kata Jerry Soper, Country Head, Ericsson Indonesia, saat jumpa pers lewat virtual pada Rabu (24/6/2021).
Baca juga: Live Audio Rooms, Pesaing Clubhouse Milik Facebook Resmi Meluncur
Lebih dari 388 model smartphone 5G telah diumumkan atau diluncurkan secara komersial. Momentum 5G komersial ini diperkirakan akan berlanjut pada tahun-tahun mendatang, didorong oleh peningkatan peran konektivitas sebagai komponen utama pemulihan ekonomi pasca Covid-19.
Wilayah Asia Timur Laut diperkirakan akan memiliki jumlah langganan 5G terbesar pada 2026, dengan sekitor 1,4 miliar langganan 5G.
Sementara itu, tingkat penetrasi langganan 5G di Amerika Utara dan GCC diperkirakan akan mencapai angka tertinggi, dengan pelanggan seluler 5G masing-masing menyumbang 844 dan 734 dari total angka langganan wilayah.
Jumlah mobile subscription di kawasan Asia Tenggara dan Oseania kini telah melampaui 1,1 dengan jumlah langganan 5G hanya berada di bawah angka 2 juta.
Langganan 5G akan tumbuh kuat selama beberapa tahun ke depan dengan perkiraan total sekitar 499 juta pada tahun 2026.
Wilayah Asia Tenggara dan Oseania akan mengalami trafik data per-smartphone tumbuh pada tingkat tercepat secara global, 39GB / bulan pada tahun 2026 - dengan tingkat pertumbuhan rata-rata per tahun (Compound Annual Growth Rate, CAGR) 36 persen.
Baca juga: iPhone Ternyata Penguasa Pasar Smartphone 5G di Dunia
Seiring dengan itu, total trafik data seluler pun akan mengalami pertumbuhan, dengan CAGR 42 persen, mencapai 39EB / bulan yang didorong oleh pertumbuhan langganan 4G dan penerapan 5G di berbagai pasar di mana teknologi generasi kelima telah diluncurkan.
"Pandemi telah menyebabkan lonjakan permintaan untuk koneksi lebih cepat, karena kini kita sangat bergantung pada internet dalam memenuhi kebutuhan pribadi dan bisnis dari jarak jauh," kata Jerry Soper.
Jerry menambahkan, saat ini, fixed dan mobile broadband berkualitas tinggi menjadi infrastruktur nasional yang penting. Untuk mengatasi pertumbuhan data yang cepat dan mengurangi biaya per GB, kita memerlukan teknologi yang lebih baik dan transisi ke teknologi 5G dengan mudah dan lancar.
"Teknologi 5G yang cepat, andal, dan responsif, akan membuka peluang transformatif baru bagi Indonesia. Ericsson sebagai pemimpin ICT global, akan terus berinvestasi dalam inovasi teknologi 5G dan membangun ekosistem 5G yang kuat bersama dengan penyedia layanan komunikasi dan pemerintah guna mendukung transformasi digital di Indonesia," kata dia.