PayLater Dibilang Bikin Milenial Doyan Ngutang, ini Tanggapan Grab
(Foto: Uzone.id/Hani Nur Fajrina)
Uzone.id -- Jangan ngaku anak masa kini kalau gak tahu apa itu PayLater. Fitur yang kerap disebut bisa mempermudah pembayaran digital secara ‘berutang’ ini sudah hadir di berbagai aplikasi kekinian seperti Gojek, Tokopedia, dan Traveloka.Penggunaannya pun memang sudah populer. Maka gak heran jika perusahaan teknologi seperti Grab saat ini juga sedang mempersiapkan PayLater di dalam aplikasinya yang diintegrasikan melalui Ovo.
Lantas apakah Grab ingin ‘mendukung’ kebiasaan milenial yang semakin suka berutang ketimbang menabung?
Hal ini ditepis oleh Executive Director Grab Indonesia, Ongki Kurniawan. Menurutnya, PayLater tujuannya bukan ingin menghambat kebiasaan menabung kaum muda.
Baca juga: Pahami Risiko PayLater bagi Milenial
“PayLater sebenarnya hadir sebagai emergency needs dalam pembayaran. Ini opsi yang menurut kita sih cukup penting sebagai variasi,” ungkap Ongki saat ditemui Uzone.id usai talkshow di acara Tech in Asia, Jakarta, Rabu (9/10).
Menurut Ongki, hal ini masih berkaitan dengan perilaku top-up dari konsumen di Indonesia.
“Ada gesekan di kegiatan top-up di kalangan masyarakat Indonesia. Mereka masih harus ke ATM, lewat driver ojek online, ke bank, lewat Alfamart. Seringnya kurang praktis, malah kalau mentok melihat ada voucher tapi gak punya saldo Ovo,” katanya.
Dia melanjutkan, “dengan adanya PayLater jadi ada line of credit, tujuannya agar ketika mereka top-up saldo, ya bisa langsung membayar itu. Cara kerja PayLater sama seperti pulsa darurat kalau mendadak habis. Itu ‘kan kebutuhan darurat juga.”
Senada dengan Ershad Ahamed selaku Chief Marketing Officer (CMO) Ovo Indonesia, menurutnya penggunaan PayLater dapat diatur sesuai kebutuhan dan sesuai limit tiap pengguna.
“Semua bisa diatur sesuai limit agar bisa disesuaikan dengan kemampuan bayar pengguna. Jadi gak ada pinjaman yang melampaui kemampuan bayar harusnya,” kata Ershad di tempat yang sama.
Baca juga: Babak Baru Pertarungan Gojek dan Grab
Ongki juga sependapat, penggunaan PayLater akan dapat bermanfaat sesuai kebijakan pengguna.
“Pintar-pintarnya konsumen aja kalau pakai PayLater khususnya untuk mengatur tingkat konsumerismenya, harusnya bisa memudahkan, bukan malah menghambat,” katanya.
Dari apa yang diutarakan Ongki, PayLater di Grab saat ini masih tahap uji coba dan menunggu kesiapan dari Ovo. Berbeda dengan Gojek yang telah menyediakan PayLater sejak beberapa bulan lalu.
“Semoga bisa secepatnya hadir, tergantung integrasi dari Ovo. saat ini masih tahap pengujian agar cara kerjanya lebih stabil,” tutup Ongki.