Pandji Pragiwaksono Siap Jadi Anggota Dewan
Nama komedian Pandji Pargiwaksono mendadak menjadi perbincangan warganet di media sosial. Ia disebut-sebut akan segera melenggang ke dunia politik dan mencalonkan diri sebagai caleg.
Hal itu disebabkan keberadaan baliho dirinya yang terdapat di Cihampelas, Bandung. Dalam baliho tersebut, tampak Pandji mengenakan batik dan berpose formal. Tak hanya itu, tersemat tulisan ‘Berani’ dan ‘Berwawasan’ serta pilihpandji.com yang mengiringi penampakan baliho tersebut.Saat dibuka, situs pilihpandji.com berisi jam digital yang bergerak mundur. Saat berita ini ditulis, jam digital itu menampilkan angka 27 hari, lengkap dengan jam, menit dan detik yang terus bergerak mundur. Di situ juga tertulis “Pandji Merapat Bersama.”
Saat dikonfirmasi kumparan (kumparan.com), Pandji membenarkan beredarnya baliho tersebut. Baliho itu dipasang oleh tim yang telah ia bentuk. Mantan Juru Bicara Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Pilkada DKI ini juga membenarkan dirinya akan segera masuk ke dunia politik.
“Saya mencoba untuk mengindahkan permintaan banyak pihak. Sudah sejak lama diminta, memang sejak lama juga ragu,” kata Pandji saat dihubungi kumparan, Jumat (16/2).
Pria kelahiran Singapura itu tak merinci akan dicalonkan sebagai apa. Namun melihat tahapan Pemilu 2019, kemungkinan sebagai calon anggota (DPR/DPRD) yang masa pendaftarannya digelar pada 4-17 Juli 2018. Sementara pendaftaran DPD dibuka pada 9-11 Juli 2018.
“Masih dalam tahap bicara dan penjajakan dengan sejumlah pihak, intinya saya menyediakan diri,” jelasnya.
Terkait dengan situs web pilihpandji.com yang menampilkan jam digital yang bergerak mundur, ia mengatakan jam itu merupakan penanda hingga tiba waktunya ia mengumumkan kepastian pencalonan dan partai pengusung dirinya. Jam digital itu sendiri akan mencapai titik nol pada Kamis 15 Maret 2018.
Keputusannya tersebut, kata dia, didukung dari banyak pihak yang sudah lama memintanya untuk terjun langsung. Saat ditanya komentar rekan-rekannya di dunia stand up comedy, ia mengatakan ada yang pro dan kontra.
“Beragam. Ada yang setuju, ada yang tidak,” tutupnya.