Home
/
Technology

Nenek Ini Ciptakan Aplikasi untuk Lansia

Nenek Ini Ciptakan Aplikasi untuk Lansia

Winda Destiana Putri10 March 2017
Bagikan :

Masako Wakamiya (81), seorang nenek yang aktif dan ceria, meluncurkan aplikasi smartphone pertamanya. Dia mengatakan dirinya merasa terdorong melakukan sesuatu setelah melihat sedikitnya aplikasi menarik bagi para lansia.

"Kami sering kalah kalau main game kalau melawan anak muda, masalahnya pergerakan jari kita tak bisa mengimbangi kecepatan," kata Wakamiya pada CNN. Pensiunan bankir itu mengatakan dia sudah meminta banyak orang untuk membuat game khusus manula, tapi tak ada yang tertarik. 

Jadi, dia akhirnya turun tangan untuk membuat sendiri aplikasi untuk orang seusianya. "Saya ingin membuat sebuah aplikasi yang seru supaya lansia tertarik main smartphone. Butuh sekitar setengah tahun untuk mengembangkannya."

Wakamiya yang mulai menggunakan komputer di usia 60 saat dia harus tinggal di rumah dan mengurusi ibunya yang sudah tua, menemui kesulitan untuk bersosialisasi. Dulu, komputer, menurutnya, tidaklah begitu ramah pengguna.

Berbicara di ajang konferensi TEDx di Tokyo tahun 2014, Wakamiya yang masih tampak lincah itu menceritakan kembali bagaimana sulitnya dia memasang komputer, butuh tiga bulan baginya untuk mulai bisa memakai komputer sampai dia bisa online.

"Wajah saya penuh keringat dan air mata," katanya. Dia pun bergabung dengan "silver club" untuk belajar bagaimana cara menggunakan internet dan terkoneksi dengan warga lansia lainnya dalam jaringan.

"Saya bicara dengan banyak orang di silver club," kata Wakamiya yang masih lajang dan tak punya anak itu. Aplikasi buatannya, Hinadan adalah game di iOS berdasarkan festival tradisional Jepang, Hinamatsuri atau Hari Boneka yang dirayakan awal Maret.

Selama Hinamatsuri, boneka hiasan yang melambangkan raja dan rombongannya didandani dalam pakaian tradisional dipamerkan dalam susunan tertentu.

Dalam aplikasi Wakamiya, pengguna harus menghiasi boneka dan menyusunnya dalam posisi yang benar untuk dipajang di festival Hinamatsuri. "Anda tak perlu jadi profesional kok, kalau Anda kreatif, Anda bisa membuat bahan ajar," katanya.

Kini, Wakamiya mengajar kelas komputer dan blog secara rutin dalam bahasa Jepang (dan Inggris dengan bantuan penerjemah Google). "Saya punya banyak ide dan akan buat aplikasi baru, tapi kemampuan programming saya buruk. Saya butuh lebih banyak waktu untuk mengembangkannya." 

Berita Lainnya

populerRelated Article