Nasib Startup Logistik Pasca Pandemi
Photo by RoseBox رز باکس on Unsplash
Kolom oleh: Fajrin Rasyid, Direktur Digital Business PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom)Uzone.id - Ekonomi digital Indonesia tetap tumbuh, meski diterpa pandemi COVID-19. Merujuk pada laporan e-Conomy SEA yang disusun Google, Temasek, dan Bain & Company, ekonomi digital Indonesia diperkirakan bernilai USD44 miliar (GMV) atau sekitar Rp624,6 triliun pada 2020. Pertumbuhan ini dipimpin oleh e-commerce yang naik 54 persen menjadi USD32 miliar atau sekitar Rp454 triliun pada 2020, dari USD21 miliar atau sekitar Rp298 triliun pada 2019.
Photo by Thomas Chan on Unsplash
Di balik perkembangan ini, tentu ada startup logistik yang memiki peran vital dalam mendistribusikan barang di tengah pandemi COVID-19. Beberapa startup logistik tanah air juga mendapatkan kucuran dana dari investor belakangan ini. Contohnya, startup logistik Andalin yang memperoleh pendanaan seri A dari BRI Ventures pada pertengahan maret 2021.
Baca juga: Nasib Edutech Pasca Sekolah Tatap Muka Dimulai Kembali
Pada akhir Agustus 2020, GoSend juga memperluas jangkauan layanan pengiriman antarkota GoSend Intercity Delivery. Semula, mereka menjangkau Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi (Jadetabek) dan Bandung. Kemudian, mereka memperluas jangkauan ke Jawa Tengah melalui kolaborasi (kembali) dengan Paxel.
Fakta-fakta tersebut ibarat angin segar bagi startup logistik tanah air. Namun, bagaimana nasib startup logistik usai pandemi COVID-19? Beberapa pihak berpendapat bahwa apabila pandemi COVID-19 berlalu, maka orang akan kembali berbelanja secara offline.
Saya berpendapat bahwa hal di atas mungkin akan terjadi, namun tidak di setiap waktu dan tidak di setiap kategori. Ada beberapa kategori yang akan bergeser kembali ke offline seperti misalnya kategori makanan basah yang memiliki daya tahan yang sebentar.
Namun, di kategori-kategori lainnya, orang akan tetap berbelanja online. Hal ini karena secara umum orang yang pertama kali mencoba untuk berbelanja online akan terus berbelanja online di kemudian hari. Kemudahan dalam memilih barang, kenyamanan karena tidak harus menempuh kemacetan untuk mengunjungi toko secara fisik, dan sederet manfaat lainnya menjadi penyebab.
Baca juga: Meneropong Peluang Agritech di Indonesia
Jadi, sejalan dengan laporan e-Conomy SEA, secara umum industri logistik akan tetap berkembang meski pandemi COVID-19 usia. Namun demikian, tidak berarti bahwa semua startup logistik akan memperoleh manfaat. Bahkan, saya memprediksi akan ada beberapa startup logistik yang tutup atau melakukan konsolidasi.
Hal ini disebabkan bahwa secara umum, startup logistik memerlukan modal yang tidak sedikit untuk dapat bersaing dan menghadirkan layanan yang unggul dibandingkan yang lain. Modal ini digunakan untuk infrastruktur fisik ataupun teknologi.
Apabila tidak memiliki modal besar, maka pelaku startup logistik mesti pintar untuk mengambil posisi di dalam ekosistem logistik yang besar ini. Di samping itu, menjalin kerjasama strategis dengan pelaku industri logistik maupun industri lain yang terkait juga dapat menjadi salah satu kunci.