Home
/
Health

Minum Saat atau Setelah Makan Tidak Baik, Mitos atau Fakta?

Minum Saat atau Setelah Makan Tidak Baik, Mitos atau Fakta?
Vika Widiastuti04 July 2019
Bagikan :

Beberapa mengatakan bahwa minum air saat atau setelah makan sangat buruk untuk pencernaan. Sedangkan yang lainnya mengatakan hal ini menyebabkan racun menumpuk, yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan lainnya.

Sayangnya, yang terjadi justru sebaliknya.

Berdasarkan Mayo Clinic, minum air selama atau setelah makan sebenarnya membantu pencernaan.

Cairan membantu memecah potongan besar makanan, membuatnya lebih mudah bagi mereka untuk meluncur ke kerongkongan dan masuk ke perut Anda.

Air dan cairan lain membantu memecah makanan sehingga tubuh Anda dapat menyerap nutrisi. Mereka juga membantu menggerakkan bahan makanan dengan lancar, mencegah kembung dan sembelit.

Ilustrasi (Shutterstock)
Preview
Ilustrasi minum air putih (Shutterstock)

Selanjutnya, perut Anda mengeluarkan air, bersama dengan asam lambung dan enzim pencernaan, selama pencernaan.

Faktanya, air ini diperlukan untuk meningkatkan fungsi enzim-enzim ini.

Di sisi lain, meminum air selama makan justru mencegah Anda makan berlebihan dan bahkan membantu menurunkan berat badan, menurut Healthline.

Dalam studi yang dilakukan selama 12 minggu, partisipan yang mengonsumsi 500 ml air sebelum makan malah kehilangan berat badan hingga 2 kilogram lebih banyak daripada mereka yang tidak minum.

Penelitian juga menunjukkan bahwa air minum dapat mempercepat metabolisme Anda sekitar 24 kalori untuk setiap 500 ml yang Anda konsumsi.

Menariknya, jumlah kalori yang terbakar berkurang ketika air dihangatkan sampai suhu tubuh. Ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa tubuh Anda menggunakan lebih banyak energi untuk memanaskan air dingin hingga mencapai suhu tubuh, jika Anda mengonsumsi air dingin setelah makan.

Namun, efek air pada metabolisme sangat kecil dan tidak berlaku untuk semua orang.

 

Berita Terkait:

populerRelated Article