Mengenal Pigijo, Startup Lokal Usia 3 Tahun yang Nekat IPO
-
(Foto: Uzone.id/Hani Nur Fajrina)
Uzone.id -- Startup digital yang bergerak di sektor pariwisata gak melulu Traveloka. Salah satu yang masih seumur jagung adalah Pigijo. Baru merintis 3 tahun, startup ini sudah menggebrak tahun 2020 dengan melantai di bursa.Aplikasi mobile yang juga hadir dalam bentuk web, Pigijo lahir di bawah PT Tourindo Guide Indonesia. Pigijo hadir di ekosistem startup Indonesia sebagai jembatan bagi orang-orang yang ingin menyusun perjalanan saat traveling.
Uniknya, Pigijo fokus di wisata Indonesia saja. Konten dan segala kebutuhan traveling di dalam Pigijo pun sangat lokalisasi.
“Kita ingin menjadi solusi para wisatawan yang mau independent experience saat traveling di Indonesia, tanpa harus ribet mencari banyak sumber. Kita beri mereka layanan atau tools ini buat browsing sendiri secara praktis,” tutur CEO Pigijo Claudia Ingkirawang saat berbincang singkat dengan Uzone.id di Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Rabu (8/1).
Dia melanjutkan, “para traveler itu bisa langsung mencari apapun yang diinginkan, dari kuliner, site yang ingin dituju, dan lain-lain. Jadi Pigijo ini hadir sebagai travel planner gitu yang menawarkan one-stop platform. Kita juga bisa langsung booking semuanya di sini dan melakukan pembayaran online.”
Baca juga: Startup Lokal Pigijo Resmi Melantai di Bursa
Pigijo sendiri baru didirikan pada Februari 2017, nyaris tiga tahun mengembangkan bisnis ini. Secara blak-blakan, Claudia mengaku selama ini brand awareness Pigijo di mata masyarakat umum belum maksimal. Lantas kenapa tiba-tiba nekat melantai di bursa melalui Initial Public Offering (IPO), ya?
“Tahun 2020 ini kita mau genjot banget dari sisi marketing supaya lebih dikenal masyarakat. Salah satunya melalui IPO ini. Kenapa cepat banget udah IPO hari gini? Karena saya sih percaya dengan IPO bisa membantu Pigijo dari sisi reputasi,” kata Claudia lagi.
Dia kemudian menyambung, “selain urusan strategi, bisa dibilang IPO ini jadi senjata kita buat secara langsung untuk promosi.”
Dari pernyataan resmi Pigijo, dengan dibukanya saham untuk publik ini, perusahaan menargetkan bisa meraup minimal Rp12 miliar. Dana tersebut bakal diproyeksikan untuk berbagai hal, salah satunya pemasaran dan campaign yang Claudia sebut.
Ingin tarik turis asing
Kehadiran Pigijo ini ternyata ditujukan bukan cuma untuk wisatawan domestik, tapi juga turis mancanegara agar tertarik berkunjung ke Indonesia.
“Kami lihat peluangnya besar banget, karena Indonesia itu luas banget. Akan selalu ada daerah yang belum pernah kena spotlight, dan itu bisa kita gali potensi wisatanya agar menarik minat orang-orang untuk berkunjung. Penginnya di tahun ini bisa gaet 10 sampai 20 persen turis asing,” tutur Claudia.
Pigijo diklaim telah menjangkau 4.000 titik lokasi di Indonesia, dengan 3.000 paket local experience yang disuguhkan untuk pengguna.
“Saya berharapnya, langkah semangat dari IPO kami ini bisa turut menginspirasi startup lain juga, karena bakal semakin banyak kolaborasi di masa depan tentunya akan semakin bagus ya,” ungkapnya.
Saat ini cakupan Pigijo sudah mencapai 34 provinsi, 66 travel assistant, 1.276 car rental, 407 guest house, 3.123 local experience, dan 4.820 lokasi. Sementara aplikasi mobile Pigijo sudah tersedia secara gratis di Google Play Store. Untuk Apple App Store akan segera menyusul di tahun ini.