Mengenal Drone Kronshtadt Orion Milik Rusia, Diam-diam 'Menghanyutkan'
Uzone.id - Entah mengapa tentara Rusia tidak menunjukkan superiornya di angkasa dengan drone andalan mereka, Kronshtadt Orion saat menyerang pasukan Ukraina.
Drone Orion masuk kategori unmanned aerial vehicle / unmanned combat aerial vehicle (UAV/UCAV), namun linimasa pemberitaan lebih sering mengulas kalau Rusia cenderung menguasai udara Ukraina dengan jet tempur Su-30 dan Su-34.Jika kita berbicara soal pertempuran menggunakan drone, sebetulnya Rusia telah mengembangkan Orion dan sempat melakukan uji tembak di perbatasan Ukraina pada Desember 2021, seperti dilaporkan Hindustime News Hub.
BACA JUGA: Bayraktar TB2, Drone Rp14 Miliar Jadi Senjata Ukraina Serang Rusia
Desain Orion sekilas mirip drone kepunyaan Amerika Serikat, namun diklaim punya kekuatan lebih besar.
Dalam uji coba, Orion menembak jatuh drone di Krimea. Setelah itu, para ahli menyebut Orion sebagai mesin pembunuh drone.
Selama pengujian, Orion menggunakan peluru kendali saat menembak drone 'musuh' dengan sayap berputar.
Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim uji coba tersebut membuktikan Kronshtadt Orion bisa menembak jatuh drone musuk di medan perang.
Media Rusia melaporkan keistimewaan Orion bisa terbang dengan kecepatan 200 km / jam.
Drone ini dikembangkan Kronstadt Group dari Rusia. Penerbangan pertama dilakukan pada tahun 2016. Kemudian, pada tahun 2020 secara resmi digunakan Angkatan Darat Rusia.
Orion punya berat maksimum 1 ton dengan muatan 200 kg. Drone ini punya jangkauan 250 km, sementara bisa dioperasikan hingga ketinggian 8 km.
Setelah lepas landas, drone milik Rusia ini bisa terbang di udara selama 24 jam.
Rusia sering menggunakan drone ini di tengah konflik di Suriah.
BACA JUGA: Ramalan Bill Gates: Smartphone Akan Digantikan Tato Elektronik
Dalam uji coba, Orion menembakkan versi peluncur udara baru dari 9M113 Kornet Anti-Tank Guided Missile (ATGM) dengan panduan laser untuk menghancurkan drone dari jarak sekitar 96 km.
Ketika drone musuk mencapai jarak 4 km, Orion menembakkan rudal dan menembak jatuh.
Orion punya radar yang dipasang di bagian belakang. Radar tersebut punya elektro-optik, pencari target laser dan kamera inframerah.
Atas bantuannya, Orion bisa menyerang target di darat dengan peluru kendali.
Dalam menyerang target diperlukan panduan manual. Versi rudal yang diluncurkan dari udara dilaporkan memiliki mode inframerah dan dipandu TV.
Namun, tidak jelas apakah ini digunakan untuk memandu rudal atau hanya untuk membantu operator menemukan dan melacak target.
Berdasarkan laporan media pemerintah Rusia, RIA Novosti, menyatakan bahwa rudal anti-tank 9M113 Kornet tidak hanya digunakan oleh Orion, tetapi juga oleh UAV Forepost dan Altius.