Home
/
Health

Melompat di Trampolin Lebih Baik dari Lari

Melompat di Trampolin Lebih Baik dari Lari

Hellosehat02 December 2016
Bagikan :

Melompat di Trampolin Lebih Baik dari Lari





Preview
|

https://hellosehat.com/wp-content/uploads/2016/11/melompat.jpgOlahraga mungkin bukan hobi Anda. Tapi aktivitas seru seperti melompat di trampolin mungkin tak akan terasa seperti olahraga, meski manfaatnya bagi kesehatan tak kalah berlimpah.

Di zaman serba instan ini, Anda mungkin sama seperti orang kebanyakan yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk di dalam ruangan atau di belakang meja, apalagi jika pekerjaan Anda menuntut seperti itu. Sebuah penelitian mencatat bahwa kebanyakan orang menghabiskan waktunya untuk duduk, miniaml selama 7,7 jam setiap harinya. Angka rata-rata lama duduk adalah 15 jam per hari. Tidak hanya itu, terlalu lama duduk ternyata berpengaruh besar dalam menurunkan kualitas kesehatan dan meningkatkan angka kematian dini. Salah satu cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah hal ini adalah dengan melompat.

BACA JUGA: 5 Gangguan Kesehatan Akibat Duduk Terlalu Lama

Anda masih ingat ketika Anda senang melompat di atas tempat tidur saat Anda kecil? Belakangan ini, muncul tempat-tempat baru yang menyediakan fasilitas untuk melompat di atas trampolin. Tahukah Anda bahwa ternyata melompat memiliki banyak manfaat?

Kenapa melompat di trampolin lebih sehat untuk lutut?


Penelitian menunjukkan bahwa setiap 0,5 kg kelebihan berat badan akan menambahkan sekitar 2 kg beban tambahan pada lutut. Bayangkan jika berat badan Anda 10 kg lebih berat daripada berat normal, maka Anda sudah menambahkan 40 kg beban pada lutut Anda setiap Anda berjalan, hal ini tentu saja meningkatkan risiko nyeri lutut.

Berlari memberikan beban yang lebih berat pada lutut. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kecepatan lari mempengaruhi seberapa besar beban yang diterima oleh lutut. Di sisi lain, melompat di atas trampolin lebih menguntungkan. Selain dapat melatih jantung dan meningkatkan kebugaran, melompat di atas trampolin juga mengurangi beban yang harus diterima oleh lutut selama berolahraga.

BACA JUGA: 15 Olahraga Kardio untuk Anda yang Tidak Suka Lari

Melompat di atas trampolin sudah digemari masyarakat sejak tahun 80-an. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang berlari akan menerima beban di pada pergelangan kaki dan tungkai bawah mereka. Sedangkan, pada orang yang melompat, gaya pada trampolin akan terdistribusi merata  ke kaki, punggung, dan kepala si pelompat. Penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa seseorang yang melompat menghabiskan energi yang sama besar seperti orang yang berlari, namun dengan beban yang lebih ringan pada tubuh mereka.

Melompat dapat mencegah osteoporosis


Osteoporosis bertanggung jawab terhadap hampir 9 juta angka patah tulang di seluruh dunia. Sebuah penelitian memperkirakan bahwa pada 2050, angka kejadian osteoporosis pada laki-laki akan meningkat sebanyak 310% dan 240% pada perempuan dibandingkan dengan angka kejadian pada tahun 1990.

BACA JUGA: 3 Hal yang Membuat Tulang Mudah Patah

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh American Journal of Health Promotion (AJHP) memperlihatkan bahwa melompat 20 kali sehari memberikan dampak yang signifikan terhadap risiko osteoporosis. Para peserta penelitian melompat 10 kali dengan jeda 30 detik di antara setiap lompatan sebanyak dua kali sehari, atau melompat 20 kali dengan jeda 30 detik di antara setiap lompatan satu kali sehari. Setelah delapan minggu, terdapat perbaikan bone mineral density yang signifikan pada kelompok yang melompat sebanyak 20 kali, dan setelah 16 minggu kedua kelompok sama-sama menunjukkan kemajuan dibandingkan kelompok yang tidak melompat.

Manfaat lain dari melompat


Melompat memberikan keuntungan lain seperti meningkatkan biogenesis sebuah komponen sel yang disebut mitokondria. Peristiwa ini dapat meningkatkan kesehatan Anda dan membuat Anda tidak mudah lelah. Selain itu, biogenesis mitokondria di otak juga akan meningkat, menurunkan risiko Anda menderita demensiaalias pikun.

Melompat juga dapat memperbaiki keseimbangan. Para peneliti menunjukkan bahwa latihan melompat dapat membantu para penderita pasca serangan stroke untuk kembali memperoleh keseimbangan dan menurunkan risiko jatuh.

Cara aman melompat di atas trampolin


Siap untuk melompat? Ingat, yang paling penting bukanlah seberapa tinggi Anda melompat, tetapi apakah Anda dapat mengontrol diri Anda di atas trampolin. Pastikan lutut Anda tertekuk—tidak terkunci, dan jarak antara kedua kaki selebar bahu. Posisikan kepala Anda sejajar dengan tulang belakang, tidak maju, mundur, atau pun miring ke salah satu sisi. Mari melompat!

The post Melompat di Trampolin Lebih Baik dari Lari appeared first on Hello Sehat.

populerRelated Article