Home
/
News

Masjid Istiqlal Paru-Paru Spiritual Indonesia

Masjid Istiqlal Paru-Paru Spiritual Indonesia

Alung Adcha23 January 2016
Bagikan :
Masjid Istiqlal akan menjadi paru-paru spiritual Indonesia. Tekad tersebut diungkapkan Prof Dr Nasaruddin Umar usai dikukuhkan sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal periode 2016-2020.

Kalau hutan itu adalah paru-paru dunia, kita perlu oase dan paru-paru spiritual,” ujar Nasaruddin kepada Republika di Jakarta.

Mantan wakil menteri agama (wamenag) itu dikukuhkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Jumat (22/1), di Kantor Kementerian Agama, Jalan Thamrin, Jakarta. Menag juga menetapkan Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal.

Selain bertekad untuk menjadikan Istiqlal sebagai paru-paru spiritual Indonesia, Nasaruddin juga menegaskan, Masjid Istiqlal juga harus tetap menyimbolkan negara. “Dengan ciri keislaman moderat, bercorak rahmatan lil alamin,” ujarnya.

Nasaruddin juga akan menjadikan Masjid Istiqlal sebagai lambang persatuan dan kesatuan umat Islam. “Sebagai simbol pemersatu umat Islam dari berbagai mahzab,” ucapnya.

Masjid Istiqlal, kata dia, juga harus menjadi simbol toleransi antarumat beragama. Sebab, ungkap Nasaruddin, ada rumah ibadah agama lain di dekat Masjid Istiqlal.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap, Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BP2M) dapat terus mengembangkan kegiatan Masjid Istiqlal yang merupakan salah satu etalase umat Islam di Indonesia.

Menurutnya, sebagai masjid negara, Istiqlal harus bisa menjadi masjid contoh dan karenanya perlu terus dikembangkan sebagai pusat ibadah dan pusat pembinaan umat. “Keberadaan Masjid Istiqlal di jantung kota harus memiliki daya tarik dari segi kegiatan dan program pembinaan keagamaan,” kata Menag.

Masjid Istiqlal, papar Lukman, harus dapat menjadi benteng umat Islam dari pengaruh budaya asing yang bertentangan dengan agama dan ideologi bangsa. Istiqlal juga harus dapat berperan sebagai pusat pembinaan umat dan generasi muda dengan nilai-nilai Islam dan dakwah secara komprehensif.

Atmosfer masjid sebagai pusat ibadah dan kebudayaan Islam dalam memancarkan tauhid, ukhuwah dan kemajuan, kedamaian, keadaban, serta rahmatan lil alamin,” ucap Menag.

Pemerintah melalui Kementerian Agama, kata dia, akan senantiasa memfasilitasi pemeliharaan, operasionalisasi, dan pengembangan Masjid Istiqlal dengan mengalokasikan bantuan APBN tiap tahun.

Oleh karena itu, Menag mengimbau kepada BP2M Istiqlal untuk meningkatkan performa akuntabilitas pengelolaan bantuan APBN dan keuangan Masjid Istiqlal dari masyarakat. Imam besar Masjid Istiqlal sebelumnya dijabat Prof Dr KH Ali Mustofa Yakub.

Sumber: Republika
populerRelated Article