Home
/
Film

Lola Amaria dan 4 Sutradara Garap Film 'LIMA' Tentang Pancasila

Lola Amaria dan 4 Sutradara Garap Film 'LIMA' Tentang Pancasila

-

Tomy Tresnady30 January 2018
Bagikan :

Lola Amaria kembali membuat film berbau idealis. Sutradara berusia 40 tahun itu akan menggarap film tentang Pancasila.

Mengutip perkataan dari cendekiawan Yudi Latief, Lola mengatakan bahwa Pancasila itu tidak hanya dihafal, tapi juga dilakukan dalam kehi dupan sehari-hari.

Lola berharap film Lima menjadi salah satu film terbaik yang dibuatnya bersama empat sutradara lain yang sudah dikenal prestasinya. Mereka adalah Shalahuddin Siregar, Tika Pramesti, Harvan Agustriansyah, dan Adriyanto Dewo.

"Kenapa sutradara film LIMA harus lima? Supaya filmnya beragam, meski bisa menyutradarai film ini sendiri," kata Lola yang juga ditemani empat sutradara itu di acara jumpa pers di Restoran Le Seminyak, Jalan Cipete Raya, Jakarta Selatan, Selasa (30/1/2018).

Lola, yang sebelumnya membuat film Minggu Pagi di Victoria Park dan Negeri Tanpa Telinga ini menegaskan bahwa LIMA bukan omnibus, film ini tentang keluarga yang berjuang menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

"Masing-masing sila itu mempunyai cerita sendiri dan dikawal sutradara yang berbeda yang mewakili masing-masing sila, tetapi masih dalam satu jalan cerita besar," kata Lola.

Shalahuddin Siregar selama ini dikenal sebagai sutradara untuk film-film dokumenter (Negeri di Bawah Kabut, Nokas).

Tika Pramesti banyak berkecimpung dalam video klip, iklan komersial dan film pendek (Sanubari Jakarta).
Lola Amaria dikenal luas sebagai sutradara dan produser dengan film-film dengan tema sosial yang kuat (Minggu Pagi di Victoria Park, Negeri Tanpa Telinga, Jingga).

Sebagai sutradara Harvan Agustriansyah pernah meraih berbagai penghargaan internasional untuk film pendeknya yang berjudul Pangreh.

Sementara, Adriyanto Dewo pernah meraih penghargaan piala Citra FFI sebagai sutradara terbaik untuk film Tabula Rasa. Kolaborasi kelimanya akan membawa penonton pada sebuah film yang akan kaya secara estetik.

Keunggulan lain dari film ini adalah sebagian besar pemeran utamanya memiliki karakter yang sangat kuat untuk genre film drama.

Prisia Nasution misalnya, sebagai peraih piala pemeran wanita dalam film Sang Penari, bukan nama asing lagi dalam peran-peran yang membutuhkan karakter kuat.

Begitu pula dengan Yoga Pratama (pemeran pembantu dalam film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak) dan Tri Yudiman (Toba Dreams, Sabtu Bersama Bapak dan Bunda) juga menjadi bintang karena kemampuan akting dan karakternya yang memukau.

Ketiganya akan dilapis oleh Baskara Mahendra (pendatang baru) dan Dewi Pakis (malang melintang dalam dunia teater melalui Bengkel Teater Rendra).

populerRelated Article