Home
/
Technology

Lakukan Misi ke Mars, Astronot Berisiko Kena Kanker

Lakukan Misi ke Mars, Astronot Berisiko Kena Kanker
RR Ukirsari Manggalani04 October 2018
Bagikan :

Mendapatkan misi untuk bertandang ke Mars mungkin tergolong pencapaian terbesar bagi para astronot. Manusia tak pernah mengunjungi planet lain, namun para astronot bisa melakukan perjalanan ke bulan dan planet lain termasuk Mars menggunakan pesawat luar angkasa.

Meski membanggakan, para astronot ini harus waspada dengan risiko terkena kanker. Hal itu  diungkapkan sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of National Academy of Sciences.

Menurut peneliti dari Georgetown University Medical Center, Washington D.C, Amerika Serikat, radiasi dari ruang angkasa bisa memengaruhi sistem gastrointestinal alias pencernaan dalam tubuh.

Dalam artian, paparan radiasi di Planet Mars bisa menghambat fungsi sistem gastrointestinal dan meningkatkan risiko perkembangan tumor.

Sayangnya, untuk astronot belum ada solusi yang bisa diterapkan untuk melindungi mereka terhadap radiasi kosmik semacam ini.

"Dengan teknologi perisai saat ini, sulit untuk melindungi astronot dari efek buruk radiasi ion berat di Planet Mars," ujar peneliti utama, Kamal Datta.

Kamal Datta menambahkan, meskipun mungkin ada cara untuk menggunakan obat-obatan dalam mengatasi efek ini, belum ada obat seperti itu yang dikembangkan. Ia juga menegaskan bahwa perjalanan luar angkasa yang bisa meningkatkan risiko pertumbuhan tumor adalah ke Planet Mars. Sementara perjalanan singkat seperti menjejakkan kaki ke Bulan tidak menimbulkan risiko seberat ini.

"Kekhawatiran yang sebenarnya adalah risiko cedera permanen dari perjalanan panjang, seperti Mars atau misi luar angkasa lainnya yang akan jauh lebih lama," tambah Kamal Datta.

Ia dan rekan peneliti lainnya mengimbau agar NASA memperhatikan faktor perlindungan bagi para astronot yang akan menjejak ke Mars dan planet-planet lainnya sebagai investasi. Pasalnya tidak akan ada astronot yang mau melakukan pekerjaan mereka dengan tumor yang tumbuh di perut mereka. Sehingga mengembangkan mekanisme perlindungan untuk menjaga keselamatan astronot harus menjadi prioritas yang harus dilakukan oleh NASA.

 

Berita Terkait:

populerRelated Article