Home
/
Lifestyle

Laki-laki dan Makeup, Antara Tren dan Kebutuhan

Laki-laki dan Makeup, Antara Tren dan Kebutuhan

-

Ratmia Dewi30 January 2019
Bagikan :

Siapa bilang makeup hanya untuk perempuan? Saat ini, semakin banyak kaum pria yang lihat merias wajahnya. Terbukti dari semakin banyaknya makeup artist atau vlogger kecantikan pria yang berbagi tutorial makeup di chanel YouTube-nya.

Melihat fenomena ini, tak heran berbagai brand makeup berlomba-lomba meluncurkan makeup khusus pria. Bahkan di Januari 2019 ini, Chanel baru meluncurkan lini kosmetik khusus pria bernama "Boy de Chanel". Produk makeup khusus laki-laki yang terdiri dari sheer foundation, pensil alis, dan lip balm matte.

Korea Selatan menjadi negara pertama yang dipilih oleh Chanel untuk merilis koleksi Boy de Chanel pada September lalu. Chanel menggandeng aktor Lee Dong Wook menjadi brand ambassador untuk merepresentasikan koleksi ini. 

"Seperti Gabrielle, Chanel meminjam unsur-unsur pakaian laki-laki untuk pakaian perempuan. Chanel juga meminjam inspirasi dari dunia perempuan untuk konsep estetika baru bagi pria," ujar perwakilan Chanel seperti dikutip ELLE dari WWD.

"Garis, warna, sikap, gerak tubuh, tidak ada prasyarat feminin atau maskulin yang mutlak. Seseorang berhak menentukan seperti apa gaya yang diinginkan," lanjutnya.

Rumah mode ini juga memiliki produk handbag dan parfum unisex bernama "Boy". Dengan menciptakan Boy de Chanel, seolah Chanel kembali menegaskan bahwa kecantikan bukan masalah gender, itu hanya masalah gaya.

Preview

Ya, tren makeup yang menghampiri kaum pria memang semakin meluas. Melalu industri kosmetik ini, seolah dapat membentuk definisi baru tentang pria yang menarik, 'cantik', namun tetap dipandang maskulin.

Jika ditelaah ke belakang, sebenarnya hubungan pria dan makeup bukanlah fenomena baru. Hubungan ini sudah terjalin sejak dulu. Menilik perjalanan sejarahnya, pria memiliki hubungan yang panjang dan rumit dengan makeup. Keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari citra maskulinitas yang berkembang dari masa ke masa. 

Memang, merias wajah bagi pria bukanlah sesuatu yang baru. Misalnya saja yang dilakukan oleh lelaki bangsawan Mesir Kuno yang telah memakai celak di kelopak matanya atau yang saat ini kita disebut sebagai eyeliner. Selain untuk menunjang penampilan, eyeliner dipakai untuk menunjang proses peribadatan mereka. 

Kemudian pada abad ke-14, anggota kerajaan di Eropa kerap menaburkan bedak pada wajahnya untuk membedakan diri mereka dengan masyarakat biasa. 

Namun ketikan definisi masyarakat tentang maskulinitas menjadi lebih kaku, penggunaan makeup oleh laki-laki pun mulai menurun. Bahkan pada abad ke-20, hal tersebut dianggap hal yang cukup tabu. 

Meski demikian, pada tahun 1970-an sejumlah musisi dunia kerap mengenakan produk kosmetik pada wajahnya. Sosok Marc Bolan dan David Bowie pun menjadi dua musisi yang menjadi pelopor glam rock, subgenre musik rock asal Britania Raya yang para musisnya memakai riasan wajah dan rambut ditata sedemikian rupa, serta mengenakan sepatu boots berhak tinggi. Mereka kerap membubuhkan glitter atau produk kosmetik bernuansa metalik pada wajah.

Salah satu yang paling ikonis adalah riasan wajah David Bowie berupa lingkar emas pada dahi, penggunaan eyeshadow berwarna terang, dan lukisan petir pada wajahnya yang muncul pada tahun 1973. Musisi asal Inggris tersebut memang dikenal sejak tahun 1969 hingga akhir 1980an kerap bereksperimen dengan berbagai macam riasan, yang salah satunya muncul dalam video klip "Space Oddity" (1969). 

Brand-brand kenamaan dunia meluncurkan koleksi makeup khusus pria

Melansir Independent, produk kecantikan khusus pria jumlahnya semakin bermunculan pada tahun 2013. Pasar terbesarnya pun tersebar di Brasil, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jerman, India, dan Inggris. Jajaran brand kenamaan dunia seperti Chanel, Tom Ford dan Marc Jacobs pun dikenal telah meluncurkan lini kosmetik khusus untuk pria. 

Namun sebelum brand-brand kenamaan tersebut meluncurkan koleksi khusus pria, 15 tahun lalu ketika kata 'metroseksual' masih menjadi istilah yang tabu, Jean Paul Gaultier meluncurkan koleksi Le Mâle Tout Beau Tout Propre, yakni sebuah produk kecantikan khusus pria yang terdiri dari illuminating moisturiser, bronzing powder, lip gloss, nail varnish, brow dan lash groomer, concealer hingga eyeliner.

Serupa dengan perempuan, para pria penggemar makeup juga menjadikan makeup sebagai item yang dapat memberi kepercayaan lebih pada penampilan. Hal ini diungkapkan oleh Alex Dalley, orang di balik brand makeup khusus pria MMUK. Baginya, memakai makeup adalah soal kepercayaan diri karena dirinya memiliki jerawat yang sangat menganggu penampilannya.

"Pengalaman pertama saya menggunakan makeup, ketika ibu saya mengaplikasikan sedikit foundation saat acara prom. Bahkan saat di kampus, beberapa teman terus meminjam concealer sebelum mengambil foto yang akan diupload Facebook. Ini semua karena mereka ingin terlihat bagus di foto," beber Dalley.

Preview

 "Menurut saya permintaan untuk merias wajah selalu ada, bahkan sebelum tren selfie booming. Ini menjadi semacam demam yang semakin menjadi prioritas di pertengahan 2000an," jelasnya. 

Tercatat MMUK Man sendiri semakin berkembang, bahkan saat ini sedang merambah ke 15 wilayah baru dengan menawarkan berbagai produk unggulan mereka mulai dari palet pengoreksi warna, CC cream hingga bronzer, “guyliners” dan “manscaras”. 

Contoh lainnya, jika perempuan mengenal pensil alis, kaum pria menggunakan korektor alis dan kumis untuk membuat wajah jadi lebih tegas dan proposional. Sedangkan foundation untuk perempuan maupun pria sama-sama berfungsi untuk meratakan warna kulit, menyamarkan bekas jerawat atau noda hitam, hingga membuat wajah tampak halus dan flawless.

Tak heran, posisi brand ambassador kosmetik kini tak hanya milik perempuan saja, tetapi juga laki-laki. Misalnya saja pada 2016 lalu, beauty blogger Gary Thompson menjadi pria pertama yang membintangi iklan L’Oreal True Match Foundation. Disusul Manny Gutierrez pada awal 2017 yang ditunjuk sebagai brand ambassador Maybelline.

Beauty vlogger Jeffrey Star yang dulunya seorang penyanyi rock bahkan merilis label kosmetiknya sendiri, Jeffrey Star Cosmetic, yang seluruh produknya melejit di pasaran. Selain itu, ada pula beauty vlogger sekaligus makeup artist Patrick Starrr yang sukses berkolaborasi dengan MAC Cosmetics menghadirkan koleksi limited edition-nya.

Di Indonesia sendiri, fenomena para influncer laki-laki yang ahli dalam merias wajah pun menjadi sesuatu yang sudah tak asing lagi. Tengok saja nama seperti Jovi Adhiguna, Endi Feng dan Andreas Lukita atau yang dikenal dengan Alpha Makeup, Mereka merupakan contoh bahwa makeup bagi laki-laki menjadi hal yang cukup lumrah saat ini. 

Kondisi seperti ini tentunya juga tidak terlepas dengan kecenderungan generasi Z yang lebih "fluid" memandang konsep gender. Generasi Z dikenal sebagai kelompok yang tidak mempedulikan konstruksi gender di masa lalu. Generasi Z cenderung dikenal tidak melihat seksualitas atau gender harus dua jenis saja. Bagi mereka, semua manusia bebas mengekspresikan dirinya. 

Bagaimana pendapat Anda tentang hal ini?

populerRelated Article