Konservasi Terumbu Karang, Samsung Ambil Peran Nyata
San Jose, Amerika Serikat (AS), Uzone.id - Berkelanjutan atau sustainability menjadi isu penting bagi berbagai industri di dunia, tak terkecuali di bidang teknologi. Samsung salah satunya, yang menangani isu ini lewat kombinasi inovasi, kolaborasi, dan aksi berbasis komunitas.
Samsung Galaxy S25 Series jadi salah satu buktinya. Smartphone flagship ini menggunakan lebih banyak bahan baku daur ulang, bukan saja untuk sasisnya saja, bahkan sampai ke baterai.“Setiap perangkat dari seri S25 mencakup setidaknya 50 persen kobalt daur ulang dalam baterainya, yang bersumber dari smartphone Galaxy yang sebelumnya digunakan,” kata Daniel Araujo, Head of Sustainability Management Office, Mobile eXperience Business, Samsung Electronics dalam Galaxy Tech Forum, di San Jose, California, Amerika Serikat (AS), Kamis (23/1).
Kalau hal tersebut belum cukup mentereng, Samsung juga mengolah kembali lebih dari 150 juta ton jaring ikan yang dibuang ke lautan, menjadi komponen penting di jajaran produknya, termasuk Samsung Galaxy S25 Series.
Tau nggak, jumlah ini setara dengan 15 juta botol plastik yang mengotori laut dan merugikan kehidupan di bawahnya.
“Rantai pasokan baterai melingkar ini mewakili komitmen kami untuk mengurangi limbah dan menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan,” lanjutnya.
Tujuan akhirnya, Samsung ingin menggunakan bahan daur ulang pada produk-produknya, terutama perangkat berbahan plastik—setidaknya 50 persen di tahun 2030 mendatang.
Inisiasi selamatkan terumbu karang
Samsung tidak jalan sendiri. Mereka menggandeng beberapa mitra untuk memperkuat dampak dari inisiasi keberlanjutan ini.
Bersama Seatrees dan Scripps Institution of Oceanography, Samsung berfokus pada pemulihan ekosistem lautan yang menghadapi ancaman kritis akibat sampah plastik, terutama terhadap terumbu karang.
“Teknologi seluler memiliki kemampuan untuk membuat sains lebih mudah diakses, menghubungkan individu dan kelompok, dan mendorong tindakan yang berarti dalam restorasi terumbu karang,” jelas Michael Stewart, salah satu pendiri Seatrees.
Dengan Seatrees, Samsung mendukung konservasi terumbu karang dan membangun kembali habitat di sekitarnya. Samsung pun memberdayakan komunitas pesisir agar proyek ini lebih efisien dan efektif.
“Pekerjaan kami tidak akan mungkin terjadi tanpa komunitas di lapangan. Teknologi Samsung memberdayakan kelompok-kelompok ini, membuat pekerjaan mereka lebih efisien dan efektif, kata Stewart.
Peran Samsung bukan soal pendanaan, tapi melengkapi komunitas pesisir dengan Galaxy S24 Ultra yang sudah dioptimalkan untuk fotografi di bawah air.
"Citra dan data sangat penting untuk memahami dan mengelola ekosistem bawah laut," terang Dr. Stuart Sandin, ahli ekologi kelautan di Scripps Institution of Oceanography, dalam kesempatan yang sama.
Menurutnya, Galaxy S24 Ultra memungkinkan mereka untuk membuat model 3D dari terumbu karang yang sangat penting untuk memantau proses konservasinya.
Dia menambahkan, terumbu karang adalah rumah bagi seperempat dari semua kehidupan laut, dan lebih dari setengah miliar orang bergantung pada terumbu karang untuk makanan, pendapatan, dan perlindungan dari badai dan erosi.
Lebih dari 50% terumbu karang dunia telah hilang dan plastik yang terikat laut mengancam ekosistem laut yang tersisa, metode restorasi baru menggunakan teknologi seluler mendapatkan daya tarik.
“Kami dapat membuat model 3D terumbu karang yang terperinci, memungkinkan kami melacak perubahan dan menerapkan upaya restorasi yang ditargetkan,” pungkas Sandin.
Sepanjang tahun 2024, Samsung mendukung proyek pemulihan terumbu karang di wilayah yang mengalami penurunan terumbu karang, termasuk Bali, Pulau Viti Levu di Fiji, dan Florida, AS, serta lebih dari 11.000 fragmen karang telah ditanam di lokasi proyek ini.