Home
/
Digilife

Komdigi Gandeng Universitas Tokyo untuk Kembangkan Kurikulum AI

Komdigi Gandeng Universitas Tokyo untuk Kembangkan Kurikulum AI

Aisyah Banowati02 May 2025
Bagikan :

Uzone.id – Pemerintah serius untuk memasukkan kecerdasan buatan (AI) dalam kurikulum pembelajaran. Awalnya, usulan ini disampaikan oleh Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming, dalam acara Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah (11/11/2024).

Usulan tersebut lahir untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Menanggapi permintaan tersebut, Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid setuju dan telah berdiskusi dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Abdul Mu’ti terkait penerapan kurikulum tersebut. 

Rencananya, kurikulum coding dan AI akan mulai diterapkan tahun depan. Dalam sebuah wawancara, Prof. Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa nantinya siswa bukan hanya fokus untuk mengembangkan kemampuan digital, tetapi juga akan diajarkan bagaimana untuk menggunakan teknologi dengan bijak. 





Terbaru, Komdigi diketahui tengah menjajaki kerja sama pengembangan kurikulum pendidikan kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) dengan Universitas Tokyo, Jepang.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menyatakan bahwa kerja sama ini akan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan digital untuk mengembangkan solusi berbasis teknologi AI.

“Dari apa yang ditawarkan oleh Profesor Yutaka Matsuo kerja sama pengembangan kurikulum pendidikan AI ini sangat menarik. Ia menawarkan pengembangan hal-hal yang sifatnya teknis seperti digital knowledge dan digital skill,” ungkapnya dalam rapat bersama Professor in The Department of Technology Management for Innovation at The University of Tokyo, Yutaka Matsuo di Kantor Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Selasa (29/04/2025).





Menurut Nezar Patria, Prof. Yutaka Matsuo juga menawarkan kerja sama penerapan AI sebagai solusi teknologi atas masalah sehari-hari. Selain itu, membuka peluang bagi Indonesia agar bisa mencontoh Jepang dalam memperkuat solusi bisnis dengan teknologi AI.

“Ia mendorong dengan mencontohkan apa yang dilakukan di Jepang, mereka yang sudah mendapatkan pendidikan ini, kemudian bisa membuat semacam startup-startup yang langsung bisa untuk memecahkan persoalan-persoalan yang ada di dalam masyarakat. Atau ketika mereka berkecimpung di dalam bisnis, bagaimana adopsi teknologi artificial intelligence ini bisa memperkuat solusi-solusi bisnis yang dibuat,” jelasnya.

Wamen Nezar mengatakan bahwa pertemuan ini masih awal dari diskusi untuk pengembangan kurikulum pendidkan AI dengan Jepang. Namun, ia optimis Prof. Yutaka Matsuo dan ERIA cukup tertarik untuk untuk menjajaki kemitraan dengan Kementerian Komdigi. 

Menurutnya, sebagai ahli teknologi AI yang selama ini menjadi penasehat Pemerintah Jepang, Yutaka Matsuo bisa mendekatkan antara kebutuhan industri dengan pengembangan teknologi berbasis AI untuk meningkatkan kemampuan AI di kalangan masyarakat Jepang.

“Kita terbuka untuk kesempatan bekerja sama, ini baru diskusi awal. Tapi, Profesor Takamatsu dan Eria kelihatannya cukup berniat untuk bisa bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital,” tegasnya.


populerRelated Article